Chapter 25 - Kurang

50K 3.7K 64
                                    

"Inget ya, Nin. Jangan ganjen sama cowok lain!"

Pesan Stef pada Nina setwlah menurunkan Nina di depan gedung luas nan tinggi.

"Bawel!" Cibir Nina memutar bola mata.

Stef mendesis. "Gue bolos kalau denger lo di deketin sama cowok. Lo itu punya gue. Nggak boleh dipunyai sama yang lain!"

"Najong!"

"Nina!!"

"Iya, iya. Punya lo!" Kata Nina malas.

Stef menyengir lebar. "Salim dulu." Ujarnya menyodorkan tangan kananya. "Cium." Tambahnya. Mendekatkan punggung tangannya pada bibir Nina.
"Berasa bocah di anter sama bokap ke sekolah gue." Gerutu cewek itu.

Stef tersenyum lebar. "Harus. Lo harus pamitan ke gue sebelum pergi."

"Lo bukan bokap gue!"

"Bawel ya, Nin." Decak Stef. "Ulang salim dan cium, Nin. Yang ikhlas biar berkah." Stef kembali menyodorkan tangannya dengan cengiran lebar di wajahnya.

"Najong lo, Stef. Udah ah. Malu-maluin."

"Cium gue juga, Nin. Sini deh." Stef tidak menghiraukannya. Menarik tangan Nina hendak menciumnya. Namun Nina menjauhkan wajah.

"Jangan gila, Stef!" Tegurnya kesal.

Stef memutar bola mata. "Alasan elo banyak. Di rumah tadi gue minta Kat lo di sini aja. Giliran di sini malah ngatain gue gila." Dia mendengus. "Gue beneran gila kalau sama elo, Nin." Stef mulai merajuk.
Nina terkekeh. Mendekat pada Stef dan cowok itu tetap cool. Seperti tidak menginginkan Nina lagi.

"Gue traktir es krim mau?" Kata Nina pelan.

"Heh, sorry. Emang gue cowok apaan di traktir es krim?" Balas Stef songong.

Nina menyeringai. "Beneran nggak mau? Gue traktir lho." Ucapnya lagi.

"Ogah lah."

"Tiga. Strauberry, vanilla dan coklat...."

"Nina..."

"Di seberang tuh ada penjual es krim. Jadi pengen makan es krim gue."

"Nina..."

"Mau nggak? Tiga rasa?!"

"Nina..."

"Kalau lo nggak mau, gue ajak temen-temen deh." Seringainya.

"Oke oke... Ayo traktir gue es mrim tiga rasa." Ajak Stef akhirnya.

Nina bersoka gembira. Menunggu Stef memarkirkan motornya. Mereka berjalan beriringan, Stef merangkul bahu Nina possessif.

Mereka mengantri beberapa saat, Stef berbinar menerima ketiga es krimnya. Mulai memakannya meskipun Nina belum mendapatkan miliknya.

Terkadang mereka terlihat kebalikan dari yang seharusnya. Nina seperti cowok dan Stef seperti cewek.

Cowok macam apa yang luluh hanya dengan di traktir es krim tiga rasa?

"Eh, Nin, hape gue bunyi." Stef menunjukkan kantong celananya. "Angkat." Suruhnya.

Nina yang hanya memegang satu es krim di tangan kanannya lebih leluasa merogoh kantong Stef dengan tangan kirinya.

Mereka duduk di kursi yang telah tersedia di toko penjual es krim tersebut.

"Syfa?" Nina mengernyit. "Syfa nelpn elo?" Tanya Nina lagi. Menunjukkan layar handphone Stef pada cowok itu.

Stef mrngernyit. Lalu mengangkat bahu. "Angkat aja."

Nina mengangguk. Lalu mengaktofkan loudspeakernya.

"Hallo, Stef?" Terdengar suara cewek dari seberang.

"Ya?" Balas Stef santai. Berfokus pada ketiga es krim di tangannya.

"Hem..." Menjeda. "Lo dimana?" Tanyanya.

"Di luar." Lalu mereka mendengar suara o panjang dari cewek tersebut. "Kenapa, Fa?"

"Hemmm..., mau nanya tentang tugas kita. Kapan kita ngerjainnya?" Stef langsung memutar bola mata. Menatap tajam Nina yang sedang mendengarkan baik-baik dan sesekali memasukkan potongan es krim ke mulutnya.

"Kapan lo bisanya?" Tanya Stef kemudian.

"Gue bisa kapan aja. Tinggal elo-nya aja nih."

"Oh, gitu ya?"

"Iya."

"Hem, besok kita bahas di sekolah ya. Gue lagi sibuk."

Untungnya Syfa peka dengan Stef yang ingin menyudahi pembicaraan tersebut. "Oh, oke."

Lalu sambungan terputus.

"Salah elo ini, Nin." Stef menyalahkan cewek tersebut. "Gue males ngerjain tugas kelompok." Gerutunya.

"Nggak mau ngerjain?"

"Kenapa harus sama Syfa? Kenapa bukan sama temen gue aja?"

"Yakin gue nggak lo kerjain kalo sama temen lo."

"Kalau gue tergoda sama Syfa gimana? Lo nggak cemburu?"

"Najong! Nggak usah drama!!"

"Nina!!"

"Gue masuk dulu. Kerjain sekarang bareng Syfa. Jumat gue masuk kelas lo. Awas ya kalau nggak kelar!" Nina mengancam. "Sabtu gue kasih hukuman buat lo!"

"Nina...,"

"Bye..." Nina beranjak dari kursinya.

"Nin..."

Cup. "Diam." Geram Nina. Menjauhkan wajahnya dari cowok tersebut. "Udah cukup. Nanti jemput gue. Nggak boleh telat."

"Nin..."

"Apa lagi?"

"Kurang..."

"Najong!"

Stef menyengir lebar. Sedangkan Nina berlalu begitu saja. Stef memasukkan sisa es krimnya ke dalam mulut. Mengunyah rakus dan kemudian tersenyum lebar lagi.

***
Tbc

Jumat. 01 Desember 2017

Crazy Possessive [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang