Chapter 49 - Hujan Kaget

40.6K 2.9K 74
                                    

"Ujan, Stef!"

Nina mengerucutkan bibirnya. Memandang keluar melalui jendela yang gordennya tertiup angin. Cewek itu bergerak untuk menutup jendela karena air hujan mulai berembas ke dalam rumah.

"Nggak deres. Masih cerah awannya." Kukuh Stef santai.

"Geluduk tuh. Kenceng banget!"

"Bentar lagi redah."

"Kalau banjir gimana? Macet pasti jalanan."

"Naik mobil aja. Gak masalah kalo ujan!"

"Anjir ngebet banget." Nina memutar bola mata.

"Mandi dulu sana. Dandannya yang cakep. Buat seumuran belasan tahun ya. Jangan dandanan tante-tante. Gak nerima kalo rambutnya di gulung-gulung."

"Stef!"

"Gue bantu lurusin deh."

"Sialan, Stef! Males banget dk atur sama elo!"

"Demi kebaikan bersama, Nina sayang!"

"Ogah!"

Nina meninggalkan Stef dj ruang tamu. Dia sendiri menuju kamarnya. Mandi dan bersiap-siap untuk pergi.
Sejak tadi mereka berdebat. Steh keukeuh mengajaknya pergi. Sedangkan Nina sudah terlanjur mager karena turun hujan.

Meskipun hujannya kelihatan hanya sebentar. Kata Stef hujan kaget. Tetapi Nina tetap saja malas.

Stef memaksa. Merengek dan akhirnya Nina menyetujui meskipun memberikan banyak alasan lain.

Setengah jam kemudian. Nina menemui Stef, membawa penyatok di tangannya. Menyodorkan pada Stef yang sedang setengah berbaring di sofa.

Cowok itu menerima. Lalu menyambungkan pada colokan saklar. Menunggu beberapa saat sebelum menggunakannya.

"Pelan-pelan." Nina duduk di atas karpet beledru. Sedangkan Stef terap di sofa. Memposisikan Nina berada di tengah-tengah kedua kakinya.

Cewek itu bercermin. Merapikan rambutnya yang sedikit basah karena mandi tadi.

Stef dengan lihai menggunakan alat tersebut. Sudah biasa meluruskan rambut Nina jika mereka hendak jalan.

Rambut Nina memang lurus. Tetapi dia dan Stef lebih menyukai jika bagian ujung bergelombang.

Menambah volume rambut sehingga tampak lebat.

"Digelombangin sebatas ini cukup?" Tanya Stef sembari menunjuk rambut Nina sebatas bahu.

"Bawah dikit lagi." Rambut Nina semakin panjang. Dia pernah ingin mewarnainya, tetapi Stef lebih suka warna hitam. Rambut asli Nina.

"Oke." Stef mulai menggulung bagian bawahnya. Menekan pelan lalu melepaskannya setelah di ujung rambut.

Jadilah rambut Nina bergelombang di ujungnya.

"Gue mahir banget sekarang! Cocok jadi tukang salon." Kata Stef tergelak.

"Cocok tuh kerja sampingan buat nambahin duit jajan." Celetuk Nina menambahkan.

"Sialan! Ogah banget." Stef bergidik ngeri. Kedua tangannya tanpa henti bekerja di rambut Nina.

"Bagian depan nih dilurisin aja ya." Kata Nina kemudian. Mengelus-elus rambut depannya yang sudah memanjang.

"Agak dikesampingin deh. Biar makin cakep." Tambah Stef.

"Biar banyak yang naksir!" Nina menyeringai.

"Gue acak-acak lagi kalau nanti ada yang godain!" Ancam Stef serius.

Nina tergelak. Lalu memutar tubuhnya. Memejamkan mata dan. Membiarkan Stef mengurus rambutnya.
Kedua tangan Nina diletakkan di atas kedua paha Stef bagian kiri dan kanan. Dia sedikit mendongak agar Stef lebih mudah menyatoknya.

"Jangan sampe jidat gue kena. Panas nih." Kata Nina memperingati.

"Gue ahlinya, Nina." Balas Stef narsis.

Cewek itu tersenyum tipis. Melirik jendela yang ternyata hujan sudah mulai reda.

"Udah reda."

"Gue bilang juga apa?!"

Nina mendengkus. "Sok tau!" Balasnya. Yang hanya dibalas kekehan oleh Stef.

Selesai merapikan rambut Nina. Akhirnya mereka bersiap-siap pergi. Nina dan Stef berbagi tugas mengunci pintu dan jendela.

Stef mengambil helm dan membawanya ke luar. Nina mengunci pintu lalu menengadahkan kepala ke atas.

"Masih gerimis."

Stef berdecak. "Bawel. Bentar lagi juga reda. Itu susanya doang belum tumpah semua." Jawabnya asal.

Nina memutar bola mata. Lalu menerima helm dari Stef. "Naik motor?"

"Ke rumah dulu. Ganti bawa mobil aja."

Nina mengangguk. Stef belum mandi, mereka terlebih dahulu ke rumah Stef. Hampir malam, tapi kata Stef acaranya memang malam. Sekitar jam sepuluh malam.

Sebelum acara. Mereka mau jalan-jalan dulu. Keliling kota. Mejeng-mejeng alay. JJM. Jalan-jalan malam. Biar dikata anak gaul kata Stef.

***

Jakarta, 19 Februari 2018

Jakarta, 19 Februari 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Silahkan dipesan ya 😆

Gue ada tawaran menarik. Silahkan hubungi ke kontaknya 😆😆😆

Siapa tahu elo salah satu yang paling beruntung 😍😍😍

Crazy Possessive [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang