Chapter 75 - Orang Ketiga

36.8K 3.2K 139
                                    

Stef merangkul Nina possessif. Nggak ada yang boleh mandang lebih dari lima menit apalagi nyolek.

Di depan mereka ada Andra. Berjalan sendiri dan menggeleng dramatis melihat kelakuan remaja di belakangnya.

Dari tadi Stef nggak ngasih Nina kebebasan dekat dengannya. Selalu ada di antara mereka. Bahkan Andra duduk di belakang.

Stef langsung nanya. Mau disupirin atau nyupirin?

Kalo Andra nyupirin. Nina duduk di belakang. Kalo Stef nyupirin, Nina duduk di depan.

Akhirnya Andra duduk di belakang sendiri. Sedangkan keduanya seperti dimabuk cinta. Mengabaikan keberadaan Andra di belakang mereka.

"Vin? Sini..."

Apa lagi sekarang?

Andra menoleh. Dua remaja lain datang menghampiri. Andra menganga. Mereka berpasang-pasangan. Hanya dia sendiri di sana.

Mereka berkenalan secara sekilas. Kevin dan Citra tidak banyak bicara.

Andra memperhatikan mereka. Terutama pada cowok yang baru datang. Dingin tanpa ekspresi. Sedangkan cewek di sampingnya banyak menunduk. Diam dan kaku.

Apa itu pacarnya? Dibagian mana letak kecocokannya?

Stef dan Nina saja udah najong. Lalu apa panggilan untuk pasangan yang baru bergabung itu?

"Iya. Kita makan. Yang traktir Andra." Kata Stef menyeringai.

"Oh." Kevin menyahit singkat.

"Ayo makan sekarang. Pesen sepuasnya." Kata Stef lagi. Nina memutar bola mata. Tetapi tetap mengikuti cowok itu dari belakang. Memasuki sebuah restaurant dan mencari meja lebar yang bisa mrmuat mereka berlima.

Kevin menarik kursi. Citra duduk lalu Kevin duduk di sampingnya.

Lain dengan Nina dan Stef. Cowok itu membiarkan Nina duduk sendiri. Tapi sengaja milih kursi di samping Andra. Sedangkan para cewek di apit oleh mereka berdua.

Andra menggeleng sekali lagi. Stef nggak bisa kalahkan. Nina dilindungi serapat mungkin sehingga berbicara saja mereka susah. Stef langsung menengahi.

Membiarkan mereka memesan banyak makanan. Nina tergelak, Stef banyak pesen. Menyeringai lebar siap menghabiskan semua.

Nina mengambil garpu. Menyendok steak lalu menyuap Stef. Cowok itu senang, sehingga Nina terkekeh.

"Nin, nanti cium ya." Ucapnya.

Nina mengangguk."Nanti abis makan." Andra memutar bola mata.

Membiarkan mereka melakukan apa yang diinginkan. Bebas. Lagipula Andra sudah lama tidak sebebas ini. Jalan sama bocah-bocah.

Selesai makan. Mereka kembali lanjut jalan. Andra mengikuti dari belakang. Seperti menjadi penjaga kedua pasangan tersebut.

"Citra mau beli apa? Ambil aja." Kata Nina.

Citra hanya mengangguk canggung. Tetap berada di zona aman. Di samping Kevin yang irit bicara.

Kevin duduk sibuk dengan ponselnya, menaikkan level game mobile legend, lalu Citra ikutan duduk di sampingnya. Andra memilih pakaian. Begitu juga dengan Stef dan Nina.

Mereka ribut masalah warna. Nina ingin tapi kata Stef norak. Jadilah keduanya berdebat.

Nina udah mau ngambek. Tapi Stef lebih licik. Ngasih model lain yang lebih mahal. Jadilah Nina sumringah lagi.

Mereka selesai. Nina menengadahkan tangan. Stef merogoh kantong, lalu memberikan dompet pada Nina. Cewek itu langsung ke kasir, bayar semua belanjaannya.

Andra baru balik. Mau bayar semua. Tapi Stef dengan songongnya bilang kalau semua udah di bayar.

Kevin memutar bola mata. Melihat teman yang entah dari mana awalnya menemukan model Stef.

"Citra nggak beli?" Tanya Andra.

Cewek itu menggeleng. "Nggak, kak." Jawabnya.

"Kenapa?"

Cewek itu tersenyum tipis. "Belum mau beli apa-apa." Jawabnya.

"Oh, begitu." Kata Andra mengerti.

Kevin berdiri. Mereka kembali lanjut jalan. Kali ini Kevin dan Citra belakangan.

Cowok itu meraih Citra dekat. Merangkul bahunya lalu terkekeh pelan.

Citra merasa risih. Melepas tangan Kevin dari bahunya. Cowok itu enggan, makin merapat dan Citra mau menangis. Citra malu, dia bukan Nina yang biasa diperlakukan oleh Stef dari dulu seperti itu.

***

Jakarta, 23.04.18

Tuh, Setip makin gila.
Dan Kevin tetap maksa Citra.

Kasian sih. Tapi Kevin kek bangsat. Maksa 😵😵







Gue hiatus boleh nggak sih?😆😳

Crazy Possessive [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang