Chapter 29 - Mencintai Diam-Diam. Tersakiti Dalam-Dalam

56.4K 3.5K 55
                                    

"Stef?"

Syfa setengah berteriak. Cowok itu tiba-tiba mengagetkannya dengan menempelkan botol softdrink yang masih berembun di wajahnya.

Cewek itu terjengkit, nyaris mengumpat serapah. Namun melihat Stef yang melakukannya, niat itu lenyap begitu saja.

Stef menyengir lebar, lalu duduk di samping gadis itu sembari meneguk softdrinknya. "Ngapain sih?" Tanyanya.

Cewek itu menggeleng cepat. Sehingga Stef terkekeh. Cewek itu lucu dengan tingkat menggemaskan seperti itu.

"Seriusan?" Syfa mengangguk. "Dari tadi lo cuma duduk diam, menghayal gaje"

"Eh?" Syfa terkejut. "Sejak tadi kata lo?"

Stef mengangguk membenarkan. "Setengah jam yang lalu. Mungkin lebih lah. Nggak yakin gue, lo baru ngayal sejak gue ngelihat lo di sini."

Syfa salah tingkah. "Lo ngelihat gue selama itu?" Stef mengangguk membenarkan. Air soda di mulutnya ditahan sejenak. Sehingga pipinya mengembul imut. Syfa mendesah, cowok itu menggoda imannya.

Mengapa ada cowok seimut Stef? Cowok yang sedang masa pertumbuhan itu, memiliki tubuh proporsional, wajah muda dan imut. Rambut sedikit memanjang dan kulitnya putih bersih.

Sulit menentukan cowok itu. Dia imut tapi nggak melambai. Dia cool tapi memiliki sifat ramah dan mudah senyum.

Sungguh. Pantasnya dia disebut cowok najong. Imut-imut bangsat dan ngemesin.

Syfa mengerang dalam hati. Cowok itu mempora-porandakan hatinya. Hanya melihat dari kejauhan, Syfa senang bukan main. Melihat senyumnya langsung meningkatkan mood.

Terutama jika cowok itu bersama teman-temannya. Menunjukkan hal-hal konyol dan disertai gelak tawa.

Matanya menyipit, wajahnya memerah dan gingsulnya semakin membuatnya sempurna.

Mendesah pelan. Stef menjentikkan jemarinya di depan cewek itu. Cowok itu mengernyit, membuatnya seperti bocah polos ingin tahu.

Syfa semakin meradang. Salah tingkah dan kehabisan topik pembicaraan.

Jantungnya nggak bisa di ajak bekerja sama ketika berdekatan dengan cowok tersebut.

Syfa lebih menikmati waktunya memandang Stef dari kejauhan sambil berfantasi, dan terkadang menungkannya ke dalam tulisan.

Membuatnya senyum-sendiri hingga tanpa menyadari waktu sudah sore.

Tanpa sadarnya. Dia masuk ke dalam zona mencintai diam-diam dan tersakiti dalam-dalam.

Tentu saja tersakiti. Dia nggak bisa mengungkapkan perasaannya. Hanya tersimpan dan semakin tertimbun setiap harinya di dalam relung hati.

"Hei...," Syfa menyapa teman-teman Stef. Temannya juga, tapi mereka nggak sedekat mereka. Hanya saling begitu saja karena mereka satu kelas dan bertemu setiap hari.

"Hai, Syfa. Lo ngapain di sini?" Tanya Romeo mengernyit. "Janjian sama Stef ya?" Godanya mengedipkan mata. "Atau Stef nyuruh lo nyamperin dia?"

Syfa terbata. Namun mereka semua tergelak, kecuali Stef. Cowok itu hanya mendengus kesal.

"Gue cuma kebetulan lewat aja tadi. Sering nongkrong di sini juga." Elak Syfa. Meskipun hatinya meneriakkan yang sebaliknya.

"Sendiri?! Serius?" Timpa Kevin mengernyit.

Ketiga cowok lain langsung tergelak. Sehingga Kevin berdecak.

"Kayak mantan lo nggak sendiri aja kemana-mana!" Ejek Stef menyeringai.

"Diam! Jangan sebut namanya lagi!!" Kevin menggeram.

"Iya. Citra kemarin belanja sendiri di supermarket. Gue samperin deh, belanja bareng. Cewek itu asyik juga. Nggak yakin gue kalau nggak bida naksir doi!" Barta semakin memanas-manasinya.

"Serius?" Romeo tidak percaya. Barta membenarkan. "Wah..., nggak salah dong ya. Beberapa hari yang lalu gue nemu Citra baca novel setebal gaban di taman. Sendiri anjir.... Dia kayak apaan yak. Kalau udah sama buku, nggak peduli sama sekitarnya!"

"Masa? Nina tetap peduli, kok." Sanggah Stef polos.

Mereka berdecak. Kevin yang tadinya hendak melayangkan bogemnya kepada Romeo dan Barta di urungkan begitu saja. Dia memutar bola mata kesal pada Stef.

Cowok itu selalu nggak mau menyamakan Nina dengan yang lain. Nina itu berbeda dan cuma sama Stef aja bawelnya.

"Gue kan jujur." Perkataan Stef tanpa ada yang tahu telah menyakiti perasaan seseorang di samping mereka.

Dia Syfa. Masih di sana bersama mereka. Seolah-olah nggak ada di antara mereka.

Syfa hanya tersenyum di balik denyut hatinya.



***

Jakarta, 22 Desember 2017

Siapa nih yang pernah di posisi Syfa?? 😆😆

Mencintai diam-diam 😆😆

Tersakiti dalam-dalam 😆😆

Crazy Possessive [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang