Chapter 87 - Debay Masa Depan

46.1K 3.1K 103
                                    

Stef berbinar menatap makanan di depannya. Setelah hampir lima belas menit menunggu, akhirnya dada dan paha ukuran jumbo siap dilahap.

Beda dengan Nina, cewek itu santai seperti biasa. Meraih kentang dan mencocol sambel. Terlebih dahulu menyodorkan ke mulut Stef lalu beralih lagi setengahnya ke mulutnya.

Stef merobek daging ayamnya, mencium aromanya dan tersenyum senang.

Sekali lagi memajukan mulutnya untuk menerima suapan kentang goreng dari Nina.

"Seger banget..." Puji Stef berbinar.

Nina mencibir. "Sering-sering ya, Stef." Rayunya.

"Maksaaaaaa..." Stef lebay sambil mengunyah.

Tangan kiri megang bungkusan nasi di plastik. Sedangkan tangan kanan megang daging ayam.

Stef sudah menghabiskan satu dada ayam dalam sekejap. Sedangkan Nina baru mencomot sedikit.

"Nina, gue pengen remes dada sama paha elo." Katanya berbinar.

Nina langsung memicing. "Mau dada yang mana?" Tanyanya.

"Dada sama paha elo." Jawab Stef serius.

"Nggak mau."

"Nin, tadi lo udah janji lho mau gue remes."

"Ih, Stef, lo ambigu banget!" Nina berdecak.

Stef menyengir lebar. "Bagi ya cintah. Dada sama paha remesnya." Koreksinya imut. "Gue mau kulitnya semua."

Nina mencibir. "Bayar dua kali lipat dari harga aslinya."

"Kampret." Stef memutar bola mata.

"Traktir es krim aja deh." Koreksinya.

Stef mengangguk. "Hampir lupa, kemarin gue dikasih voucher gratis sama Barta. Ini lo tuker ke kasir."  Kata Stef menyodorkan ponselnya.

Nina tergelak. Stef tatap nggak punya modal. Ngandelin gratisan aja bisanya.

Tapi cewek itu menurut. Memberikan kulit ayamnya untuk Stef. Sedangkan dia langsung ke kasir menukar voucher dengan es krim.

Ketika Nina kembali, daging ayamnya sudah botak. Tak tersisa kulit dibagian mana pun.

Nina melongo, sebagian daging ayamnya sudah terkoyak. Stef bener-bener rakus.

"Stef!!" Nina sebal.

"Maaf, cintah. Akang khilaf." Cengirnya.

"Nggak mau. Ganti yang baru!" Nina nggak mau tahu.

"Nin, masih banyak itu."

"Nggak mau."

"Mahal, Nin."

"Siapa suruh?!" Stef cemberut. Beranjak dari kursinya dan memesan lagi di kasir.

Nina melanjutlan makan. Dia mendongak ketika cowok itu kembali.

"Kalo nggak habis, bisa dibungkus bawa bawa pulang." Kata Stef menyengir lebar.

Nina memicing. Menarik nafas panjang, lalu minum pelan-pelan. Menetralkan emosinya agar tidak melempar cowok itu dengan sisa ayam di depannya.

"Najong." Kata Nina mencibir.

Stef terkekeh, lalu Nina melanjutkan makan. Cewek itu makan banyak, menghabiskan semua tanpa sisa.

Setelah itu, keduanya duduk bersantai. Nina mengangkat kepala, Stef menyelipkan batang rokok di bibirnya.

Menyalakan pemantik dan menghidupkan rokoknya.

"Stef!!" Nina menggeram.

"Sekali aja, Nin. Udah lama banget gue nggak ngerokok." Stef membela diri.

Crazy Possessive [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang