BAB 4

23.3K 1.9K 78
                                        

Sommer terbangun oleh suara dering ponselnya yang berdering berkali-kali di atas meja. Suara dering itu memekakkan telinga dan bergema di sepenjuru ruang apartemennya yang mungil. Pada dering yang kesekian, Sommer membuka matanya dengan lebar. Dengan agak limbung dia mencoba duduk dan meraih ponselnya. Rambut panjangnya berantakan menutupi wajahnya dan menyipitkan mata ketika melihat nomor tak dikenal terpampang di layar touchscreennya.

"Halo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo..." sahutnya malas.

"Apakah kau tahu sudah jam berapa sekarang?!!" suara berat di seberang langsung mendampratnya dengan keras tanpa membalas sapaanya.

Sommer terlonjak kaget dan membuka lebar-lebar bola matanya. Dia memegang ponselnya dengan jari-jari gemetar, menatap layar ponselnya dengan horor. Otaknya mulai bekerja keras untuk mengenali nomor ponsel dan juga suara berat yang kembali berteriak padanya.

Dia tahu siapa yang menelponnya! Mati aku! Buru-buru Sommer memandang jam di dinding dan dia berteriak sangat keras. Lupa bahwa di telinganya masih tertempel benda yang namanya ponsel dan sambungan belum terputus. Logan Debendorf masih di saluran.

"Ya Tuhan!! Aku terlambat !!" pekiknya histeris.

"Bagus kalau kau masih ingat Tuhan! Cepat datang!" Logan membentak di saluran ponsel, tak kalah kerasnya membuat telinga Sommer berdenging.

"Baik...Baik Mr..." belum sempat Sommer menyelesaikan kalimatnya, sambungan telah terputus. Baik, tenggelamkan saja aku! Si tuan pemarah sudah mendampratku di hari pertamaku bekerja!

Tak ingin berlama lagi, Sommer melempar ponselnya dan berlari ke kamar mandi. Dia mencuci muka dan menggosok giginya dengan cepat, masuk ke kamarnya dan membongkar belanjaannya semalam. Dengan membuang lebel harga, Sommer mengenakan terusan selutut berwarna putih yang tampak pas melekat di lekuk tubuhnya dengan gasper kecil yang melingkar di pinggangnya yang ramping. Lengannya yang berpotongan panjang melekar tepat hingga pergelangan tangannya. Sepasang sepatu bertumit pensil dengan tinggi 15 centi terpasang sempurna di kaki Sommer.

 Sepasang sepatu bertumit pensil dengan tinggi 15 centi terpasang sempurna di kaki Sommer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sommer hanya sempat membedaki wajahnya secara tipis dan tanpa lipstik. Bahkan rambut panjangnya hanya disisir dengan jari-jemarinya saja sehingga jatuh lemas di punggungnya hingga ikalnya yang indah tampak sedikit berantakan. Namun Sommer tampak amat mempesona bahkan dalam keadaan belum mandi. Dia menyemprot banyak cairan parfum di sekujur tubuh hingga dia sendiri mual mencium aromnya yang berlebihan.

MY BOSS & I  ( TELAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang