Gue kangen mereka, tapi peduli aja mereka engga.
Lalisa Sabrina
****
Gadis bersurai pirang itu kini sedang berdiri di depan ruangan OSIS untuk memberikan formulir untuk yang akan mengikuti lomba menulis cerita pendek. Kebetulan tadi pagi Rose memberikan Lalisa formulir untuk lomba itu membuat Lalisa tak usah capek-capek memintanya kepada anggota OSIS.Barusaja Lisa akan membuka pintu ruangan itu sudah terbuka dan menampilkan sosok Sehan dengan senyuman tipisnya. Kenapa Sehan harus muncul sekarang.
"Ada apa Lis?" Tanya Sehan dengan senyuman tipis yang tidak pernah pudar.
"E-eh, ini Gue mau ngasih formulir lomba cerpen." Ucap Lisa dengan perasaan yang canggung.
Sejak kejadian itu, Lalisa dan Sehan baru pertama kalinya berbicara bertatap muka seperti ini. Lisa melihat kekanan dan kekiri takut jika Kelvino tiba-tiba muncul disini, karena Kelvino bisa marah besar.
"Oh, sini biar gue yang kumpulin aja." Ucap Sehan yang hanya dibalas senyuman tipis Lalisa.
"Thanks, kalo gitu ini." Kata Lisa lalu menyerahkan kertas formulirnya itu, baguslah Lalisa jadi tak perlu langsung memberikan formulir ini kepada sekretaris OSIS yang centil itu.
"Kenapa chat gue engga lo bales?" Tanya Sehan dengan nada yang lembut.
"Gue duluan." Ucap Lalisa mengabaikan pertanyaan yang diajukan Sehan.
Lalisa langsung berjalan cepat meninggalkan ruangan OSIS itu, bisa sangat berbahaya jika Kelvino melihat Lalisa berduaan dengan Sehan. Lalisa berjalan sambil menunduk, takut jika ada lelaki yang menggodanya.
"Kak Lisa!" Lalisa berhenti dan melihat jika Bagas berjalan menghampirinya. Lalisa ingin pergi, tetapi merasa tidak enak karena Bagas ini adalah adik dari pacarnya.
"Kak Lisa, gue nitip flashdisk nya Irfan ya!" Kata Bagas seraya menyerahkan flashdisk pada Lalisa.
Tiba-tiba ada tangan yang melingkar di pinggang Lisa dengan posesif, Lisa sudah bisa menebak jika itu adalah kelakuan Kelvino. Siapa lagi yang berani berlaku seperti itu selain Kelvino.
"Iya nanti dikasihin sama Irfannya." Kata Lalisa dengan ramah.
"Ada apa lo datengin pacar gue?" Tanya Kelvino tajam.
"Cuma ngembaliin flashdisk doang, Kak Lisa gue duluan dan makasih." Ucap Bagas yang diangguki Lalisa, Bagas langsung meninggalkan pasangan posesif itu.
"Ayo kekelas." Kata Kelvino datar dan tidak mau dibantah sama sekali.
Lalisa dan Kelvino berjalan bersampingan tetapi saling diam, diam-diam Lalisa bersyukur karena Kelvino tidak marah pada Bagas tadi. Sepertinya Kelvino tahu jika Bagas hanya mengembalikan flashdisk Irfan dan tidak mau memperpanjang masalah.
Disepanjang jalan banyak sekali yang menyapa Kelvino mulai dari adik kelas dan teman seangkatan, dan kebanyakan itu cewek. Lalisa tidak ambil pusing, toh itu tidak mengganggu Lalisa kecuali jika yang menyapa Kelvino itu Irenne.
Tetapi tak ada satupun sapaan yang Kelvino respon, cowok itu hanya memasang wajah datarnya sedari tadi. Tetapi jika sesekali ada cowok yang menyapa Lalisa, Kelvino akan menatap tajam cowok tersebut membuat cowok itu langsung tersenyum canggung. Lalisa sudah terbiasa dengan sikap Kelvino yang seperti sekarang ini.
****
Lalisa, Jennie, Malla dan Jissa sedang berada dikelasnya dengan menikmati bekal yang dibawa mereka dari rumah masing-masing. Mereka berempat sedang malas untuk pergi ke kantin dan berdesakan untuk memesan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Boy #BS1 (END) #Wattys2018 (Sudah Terbit)
JugendliteraturLalisa itu cantik, baik hati tapi sayang nya dia harus memiliki pacar yang super possessive. Hal-hal yang dilarang Lisa lakukan : - jangan dekat dengan cowok dalam jarak 5 meter kecuali Vi pacarnya. - jangan anggap cowok itu temen. - jangan nonton d...