Tuhan, terimakasih telah memberikan kehidupan kepada pangeranku.
****
Terhitung sudah empat jam operasi itu berlangsung, belum ada tanda-tanda selesai.Semuanya khawatir pada Vino, takut jika cowok itu tak selamat karena operasinya gagal.
Beberapa menit kemudian lampu diruangan operasi di matikan, tanda operasi selesai.
Keluarlah dokter Kai yang katanya dari Korea selatan, tetapi dilihat dari kulitnya tidak mencerminkan orang Korea.
Dokter Kai memiliki kulit tanned yang eksotis, dengan tubuh berotot juga mata yang agak sipit. Dokter Kai lebih cocok menjadi model sepertinya.
Dibelakang dokter Kai ada dokter Rian yang tak kalah tampan dari dokter Kai.
"Bagaimana operasinya, dok?" Tanya Suzy.
Dokter Kai menjabat tangan Suzy dengan senyuman manisnya membuat matanya membentuk senyuman juga.
"Congratulation, anak anda dinyatakan sembuh." Ucap dokter Kai.
"Alhamdulilah!" Ucap yang ada disini serempak.
"Terimakasih dok, sudah membantu anak saya." Ucap Suzy speeclees.
"Sama-sama, Mrs. Suzy." Jaeab dokter Kai.
"Kelvino berhak hidup, karena kakaknya bahkan sudah mendonorkan jantungnya." Ucap Dokter Rian.
"Tentu dokter Rian. Ah ya, kami memberinya obat bius, Kelvino akan sadar satu jam kemudian. Kelvino juga akan di pindahkan keruang perawatan." Ucap dokter dengan logat Korea yang sangat lengket.
****
Suzy memesan ruangan rawat Vino yang super besar dan yang super nyaman, untuk menampung geng Perfect yang banyak.Seperti sekarang di ruang rawat Vino, geng Perfect sudah duduk rapih di sofa yang sudah disediakan.
"Eh, bang, mabar ml kuy." Ucap Raffa yang sedang menyumpal kupingnya dengan earphone.
"Kuy!" Ucap Haikal semangat.
"Ayok!" Sahut Fauzan.
"Jadiin!" Sahut Rangga.
Sedangkan Al, dia malah sedang bermain piano tiles lewat ponselnya. Jika sedang bermain, tak ada seorangpun yang berani mengganggu cowok itu. Sena, dia sedang bermain cooking mama lewat ponsel canggih nya.
"Bagas, udah dong jangan sedih terus." Ucap Lisa.
Di sofa paling ujung ada Lisa dan Bagas, Lisa sedang membujuk Bagas untuk tidak bersedih lagi. Tapi cowok imut itu masih saja berekspresi sendu.
"Gue gak akan bisa ketemu kak Bas lagi, kak Lisa." Ucap Bagas.
Kalimat itu yang terus Bagas ucapkan jika orang-orang sedang menghiburnya, kesedihan yang dirasakan Bagas benar-benar besar.
Bagas sangat menyayangi Bastian, Bastian sangat menyayanginya juga. Bastian yang selalu mendukungnya, Bastian yang selalu mengulurkan tangan saat cowok itu terjatuh. Sekarang sosok itu sudah tiada, Bagas tak akan bisa lagi bertemu kakak imutnya itu.
"Gue tau, Gas. Kak Bas pasti udah bahagia disana, jangan sedih terus nanti kak Bastian gak tenang." Ucap Lisa dengan senyuman menenangkannya.
"Cuma kak Bas yang peduli sama gue, kak Lisa. Cuma kak Bas yang sayang sama gue. Gue ngerasa sendiri kalo gak ada dia, dari dulu dia yang selalu ada buat gue. Dia kakak yang hebat, kak." Ucap Bagas yang sekarang meneteskan air matanya.
"Gas, dengerin gue! Lo gak sendiri. Ada tante Zizy, Kak Daenil, dan Vi. Mereka sayang sama lo, mereka peduli sama lo." Ucap Lisa dengan memegang bahu Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Boy #BS1 (END) #Wattys2018 (Sudah Terbit)
Roman pour AdolescentsLalisa itu cantik, baik hati tapi sayang nya dia harus memiliki pacar yang super possessive. Hal-hal yang dilarang Lisa lakukan : - jangan dekat dengan cowok dalam jarak 5 meter kecuali Vi pacarnya. - jangan anggap cowok itu temen. - jangan nonton d...