4

28.6K 1.2K 38
                                    

Senin, hari yang paling Lalisa dan anak-anak jaman sekarang benci. Hari senin pastu harus ikutan upacara bendera, dan dihari senin itu dikelas 12 IPA-1 kelasnya Lalisa ini ada pelajaran fisika yang sama sekali engga dimengerti oleh Lalisa.

Lalisa mengikat rambut panjangnya  lalu memoleskan bedak bayi secukupnya di wajah cantiknya, Lalisa melihat kearah jam dinding yang menunjukan pukul enam lewat lima belas menit.

Lalisa mengambil tas dan turun kebawah, di ruang makan sudah ada Irfan yang sedang sarapan teapi kelihatannya tidak niat sarapan sama sekali.

"Elah itu muka lecek amat." Kata Lalisa yang membuat Irfan menatap Lalisa dengan sinis.

"Gue lagi gak mood buat ribut sama lo ya kak!" Ucap Irfan dengan nada ketusnya.

Bisa ditebak kalo adik menyebalkan Lalisa ini pasti sedang bertengkar dengan pacarnya, jangan salah walaupun sedikit geser otaknya Irfan ini punya pacar yang cantik sekali tetapi menurut Lalisa lebi cantik dirinya.

Irfan ini memang sering sekali ribut dengan pacarnya, tetapi sampai sekarang hubungan mereka masih berjalan dengan baik. Lalisa yakin seratus persen mereka meributkan hal yang tidak berguna, wajah saja mereka berdua sedang dimasa yang benar-benar labil.

"Lagi berantem lo sama pacar?" Tanya Lalisa yang membuat muka Irfan makin masam.

Tuh kan benar dugaan Lalisa, Irfan ini mudah galau dan sensitif jika sedang bertengkar dengan pacarnya. Kalau sudah begini mendingan jauh-jauh saja dengan Irfan karena bisa kena semprot dengan kata-kata makiannya yang super pedas.

"Gue berangkat duluan, jangan nakal disekolah." Kata Lalisa sambil ngelus puncak kepala Irfan. Lalisa dan Irfan itu berbeda sekolah yang membuat Lalisa susah memantau dia.

"Rambut gue jadi berantakan lagi 'kan, lo engga sarapan dulu?" Tanya Irfan yang membuat Lalisa menggeleng pelan.

"Engga, gue sarapan di kantin aja. Gue berangkat, assalammualaikum." Ucap Lalisa lalu pergi meninggalkan ruang makan.

Samar-samar Lalisadenger Irfan jawab salamnya, Lalisa dirumah hanya berdua aja sama Irfan karena mama sama papa nya sibuk dengan pekerjaannya.

Lalisa berjalan menuju halte yang ada di depan komplek perumahan ini, lumayan jauh. Tapi mau gimana lagi, Lalisa bukan tipe orang yang gampang ngeluh.

Lagian Laliasa suka saat berjalan dengan kondisi masih pagi-pagi seperti ini, karena udara dan cuacanya yang belum terkontaminasi sama polusi dan saat menghirup oksigen terasa benar-benar segar.

Hembusan angin di pagi-pagi begini membuat tubuh Lalisa cukup merasa kedinginan, dan sialnya lagi Lalisa lupa membawa jaket Gue.

"Lisa!" Suara berat itu membuat Lalisa menolah kebelakang.

Disana ada sesosok manusia menjulang tinggi dan berkuping lebar yang tengah berlari kecil menghampiri Lalisa, Lalisa hanya memasang wajah datar saat Chandra tersenyum manis.

"Ada apa Chan?" Tanya Lalisa yang membuat Chandra tersenyum tipis.

"Lo mau sekolahkan? Bareng yuk sama Gue." Kata Chandra dengan suara berat khas nya.

Tawaran Chandra membuat Lalisa teringay dengan Kelvino, dia pasti marah besar kalau Lalisa berangkat ke sekolah bersama Chandra.

"Sorry Chan, Gue engga bisa." Kata Lalisa menolak secara halus.

Lalisa menolak ajakan Chandra karena sedang menjaga perasaan Kelvino, Lalisa engga mau membuat dia cemburu dan ujung-ujungnya ribut.

"Kenapa? Pasti karena Vino?" Tanya Chandra dengan wajah datar.

Lalisa hanya tersenyum tipis, dirinya benar-benar muak dengan cowok tinggi ini. Dua tahun lalu cowok ini dengan tidak punya perasaan dia menyakiti hati Lalisa, dan sekarang dengan muka tanpa dosanya dia mencoba memasuki lagi kehidupan Lalisa. Hell, sepertinyanya orang ini engga punya kemaluan.

"Maaf Chan, Gue duluan." Ucap Gue lalu meninggalkan Chandra yang masih berdiri mematung ditempatnya.

Gue udah nyampe di halte, dan siapa sangka kalau di halte ada Vi dengan senyuman kotaknya yang bikin dia tambah ganteng.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Gue.

"Jemput cewek nyebelin yang berstatus pacar aku." Kata dia dengan cengiran idiot nya itu.

Pipi Gue memanas karena denger perkataan Vi tadi, Gue mencubit pipi Vi gemas lalu mengelusnya pelan.

"Jangan dicubit pipi aku jadi merah 'kan." Kata dia sambil memanyukan bibirnya.

"Walaupun aku nyebelin kamu tetep suka 'kan." Goda Gue yang membuat dia terkekeh lalu mengangguk.

"Yaudah ayo naik tembem, pake dulu helm nya." Kata Vi sambil menyodorkan helm ke Gue.

Gue memakai helm yang diberikan Vi, lalu naik keatas motor ninja hitamnya. Gue memeluk pinggang Vi saat dia menambah kecepatan motornya, Gue yakin ini adalah muslihat modusnya supaya Gue meluk-meluk dia.

Hanya dua puluh menit, sekarang kita udah sampai di parkiran sekolah.

Gue dan Vi berjalan beriringan menuju kelas kita untuk menyimpan tas, karena sebentar lagi upacara bendera akan dimulai.

Dikelas ada Jennie yang kayanya baru datang juga lagi nyimpen tasnya juga, Gue menghampiri dia setelah menyimpannya.

Vi udah pamit duluan katanya mau gabung sama geng Perfectnya, Vi itu punya Geng gitu yang anggotanya ada tujuh orang.

Gue dan Jennie sekarang berjalan menuju lapangan utama yang biasa dipake buat upacara bendera, yaiyalah masa buat main basket.

*****
Gue, Malla, Jissa dan Jennie sekarang lagi dirumah Malla. Satu jam yang lalu Gue baru balik dari sekolah, kita sengaja mampir ke rumah Malla untuk menjalankan kebiasaab kita yaitu fangirling.

Gue gak bilang ke Vi kalo kerumah Malla, karena sudah pasti Bi pasti akan melarang keras Gue.

Lo tau fangirling? Kalo kalian suka boyband kalian pasti tau apa itu fangirlingan. Gue lupa bilang kalo Gue ini seorang Kpopers garis keras.

Bukan cuma Gue, tapi ketiga temen Gue juga. Boyband kesayangan Gue itu NCT, bias Gue adalah Park Jisung dan Lee Taeyong.

Malla sama kaya Gue, dia suka sama NCT bias dia itu Zhong Chenle sama Nakamoto Yuta. Kalau Jissa dia lebih suka Seveenten, bukan Seventeen band asal indonesia! Tapi Seveteen boyband Korea. Bias Jissa itu S.Coups, kaya Jissa sih S.coups itu jiwanya kebapakan banget.

Kalau Jennie lebih suka Song Joongki, ituloh suaminya Song Hyeko. Gue ngenes banget liat Jennie pas Joongki nikah dia nangis sesegukan di pojokan kamar, sambil bilang 'oppa jangan tinggalin dedek.'  Mungkin karena Jennie udah bener-bener suka Joongki.

"Pali pali pir laig ceri bum, pali yong." Senandung Gue dengan asal nyebut, Gue ini lagi nonton musik vidio nya NCT yang judulnya Cheery Bomb barengan sama Malla.

"Anjirrr, Yuta hot banget.. ahhh hamil online dah." Kata Malla ngelantur.

Malla itu dingin aslinya kalo sama cowok, tapi dia bisa berubah gila kalo udah menyangkut tentang Zhong Chenle sama Nakamoto Yuta.

"Badas anjirr rapp nya Taeyong, saranghaee." Kata Gue yang udah girang banget pas liat Taeyong ngerapp dengan suara berat nya itu.

"Masih badasan Scoups!" Saut Jissa yang lagi melihat musik vidionya seventeen yang judulnya Check-in.

"Halah gantengan Joongki." Ucap Jennie yang lagi nonton Destcendants Of The Sun nya Song Joongki.

"Inget dia udah punya bini Jen." Saut Malla yang membuat Jennie mempoutkan bibirnya.

"Apalah dayaku yang cuma dakinya Hyeko." Ucap Jennie dengan nada alaynya.

Gue cuma bisa menggeleng melihat kelakuan temen-temen mereka yang absurd abis, ya walaupun mereka gitu kesetiannya sangat amat tinggi.

****
Muehehe♥

Possessive Boy #BS1 (END) #Wattys2018 (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang