1

57.8K 2.2K 49
                                    

Gadis cantik itu sedang duduk di pendopo sekolahnya, dia adalah Lalisa. Lalisa sedang menunggu Kelvino yang sekarang entah berada dimana. Kelvino itu emang suka terlambat kalau urusan janji, tadi Kelvino menyuruh Lalisa menunggunya sebentar, tapi sampai sekarang Kelvino belum menunjukan batang hidungnya.

Rencananya Lalisa akan pulang bersama dan sekalian mau mampir ke toko buku, Lalisa ingin membeli novel Boy Candra yang berjudul Jatuh dan Cinta. Novel itu dalah novel best seller, maka dari itu Lalisa akan membelinya.

Lalisa ini suka sekali membaca novel, dan karena itu Lalisa sering ke toko buku untuk membeli novel terbaru. Tapi, bukan berarti Lalisa adalah kutu buku.

"Tembem!"

Suara bass itu Lalisa hafal sekali, tidak ada yang memanggil Lalisa tembem selain Kelvino. Sejujurnya Lalisa kurang suka dipanggil tembem, karena pipi Lalisa engga terlalu kelihatan tembem seperti bakpao.

"Lama banget sih kamu." Kata Lalisa berpura-pura kesal, dengan memanyunkan bibir pink miliknya. Lucu sekali, membuat Kelvino ingin sekali mencubitnya.

"Sorry sayang, tadi anak basket disuruh ngumpul." Kata Kelvino sambil tersenyum manis sekali, membuat Lalisa diabetes dini.

Sedikit informasi, Kelvino itu adalah seorang kapten basket yang sebentar lagi jabatannya bakal lengser. Lengser karena Kelvino sudah kelas dua belas.

"Yaudah ayo berangkat, nanti keburu kesorean." Kata Lalisa sambil menarik tangan Kelvino.

Lalisa dan Kelvino berjalan ke area parkiran sekolah yang lumayan kosong, cuma ada beberapa motor di parkiran ini. Mungkin siswa yang lain sudah pulang, tinggal beberapa siswa saja yang ada disini yang sedang mengikuti kegiatan eskul.

"Emphi, woy!" Panggil Fauzan yang tengah berlari cepat menuju ke arah Kelvino.

Kelvino menoleh lalu menatap Fauzan datar, Fauzan itu mengganggu sekali. Padahal Kelvino baru saja akan menaiki motornya.

Lalisa mundur beberapa langkah untuk menjauh dari Fauzan, karena Lalisa tau Kelvino engga suka posisi Lalisa deket sama cowok lain selain Kelvino walaupun itu temennya sendiri. Padahal jarak Fauzan dan Lalisa lumayan jauh, tetapi kalau Kelvino sudah marah akan repot urusannya.

"Ada apaan sih, Chimol?" Tanya Kelvino ketus. Sekarang Kelvino terlihat seperti gadis yang sedang datang bulan.

Kelvino dan teman-temannya memang suka memanggil Fauzan dengan sebutan Chimol engga tau kenapa, mungkin karena si Fauzan itu bantet tapi punya roti sobek yang luar biasa sempurna.

"Malem ini jadikan main PS, tadi gue juga udah ngajakin Rafa sama Al." Tanya Fauzan.

Sebenarnya Lalisa sangat tidak suka jika Kelvino sudah bermain PS, karena jika Kelvino sudah bermain PS, dia akan lupa waktu dan lupa untuk belajar.

Ingin sekali Lalisa menyahut, tetapi pasti Kelvino akan marah karena Lalisa menanggapi perkataan cowok lain.

"Kalo Gue sempet ya, gue cabut dulu." Kata Kelvino yang masih datar wajahnya.

"Ok, see you Lis." Kata Fauzan sambil ngasih gue wink.

"Gausah gangguin pacar gue, urusin aja pacar lu si Jissa." Kata Kelvino galak.

Dia tidak suka jika miliknya diganggu oleh orang lain, hanya Kelvino yang boleh mengganggu Lalisanya. Maka dari itu Kelvino kesal.

"Yaelah emphiku galak amat." Kata Fauzan dengan senyuman menyebalkan miliknya.

"Bacot lo, udah sana cabut dasar bantet!" Umpat Kelvino dengan wajahnya yang keliatan sebel luar biasa.

"Yaudah ayo, Vi jangan diem aja." Kata Lalisa dan Kelvino hanya mengangguk mengiyakan.

Possessive Boy #BS1 (END) #Wattys2018 (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang