Hanya aku yang boleh kamu idolakan, engga boleh yang lain.
Kelvino Andriyan
*
****
Selama jam olahraga tadi Lalisa mendiamkan Kelvino sampai sekarang, Lalisa tidak menganggap Kelvino ada. Lalisa masih kesal, karena Irenne memberi Kelvino minuman. Walaupun minumnya engga Kelvino terima, tapi tetap saja Lalisa masih kesel.Lalisa sekarang lagi berada di taman belakang kelasnya, disini engga panas karena banyak pohon-pohon rindang yang mengasilkan oksigen membuat udara dibawah pohon menjadi sejuk.
Angin yang berhembus membuat Lalisa merasa tenang, suasana disini engga ramai dan Lalisa suka itu, Lalisa tidak menyukai keramaian. Taman belakang kelasnya ini adalah basecamp Lalisa dan ketiga temennya.
"Lisa." Panggil Jennie lalu duduk disamping Lalisa.
"Apaan Jen?" Tanya Lalisa langsung.
"Vi tadi nyariin lo, lo berantem sama dia?" Tanya Jennie yang Lalisa angguki. Lalisa sedang malas berbicara untuk saat ini, tentu sajavJennie mengerti itu.
Lalisa menghela nafas memikirkan kejadian tadi, setelah difikir-fikir Lalisa engga seharusnya marah seperti ini. Kelvino nya saja tidak menerima minumannya Irenne, tetapi Lalisa cuma ingin memberi pelajaran saja untuk Kelvino. Kalau semisal Lalisa yang diberi minum oleh cowok lain, pasti Kelvino bakal marah besar dan kemungkinan besar akan menonjok si cowoknya.
Kepala Lalisa mengadah keatas menatap langit biru yang dihiasi awan-awan putih yang cerah, burung-burung yamg berterbangan kesana kemari membuat Lalisa melupakan kalau ada Jennie disini karena saking asik nya dirinya memperhatikan burung-burung itu.
"Lalisa!" Suara khas seorang Kelvino Andrian terdengar, Lalisa sudah hafal betul dengan suara Kelvuno yang ngebass.
Panggilannya tak dihiraukan oleh Lalisa, gadis itu malah memejamkan mata menikmati sensasi hembusan angin yang berhembus ke wajahnya. Bisa Lalisa rasakan jika ada tangan kekar itu memeluknya dari belakang yang membuat Lalisa sedikit terkejut.
"Lepasin ini disekolah." Ucap Lalisa yang Lalisa buat nadanya sedatar mungkin.
"Lis, Gue balik kekelas duluan ya. Gue gamau jadi nyamuk disini." Ucap Jennie yang bangkit dari duduknya.
"Iya Jen." Kata Lalisa
"Maafin aku, Lis." Rengek Kelvino membuat Lalisa tersenyum dalam hati.
Lalisa masih berpura-pura marah, Lalisa ingin lihat sejauh mana Kelvino berusaha membuatnya tidak marah lagi. Biasanya Kelvino yanh sering marah engga jelas, sekarang giliran Lalisa.
Kelvino melepaskan pelukannya, lalu duduk dihadapan Lalisa dengan wajah memelasnya. Wajahnya dibuat selucu mungkin membuat Lalisa menjadi gemas ingin sekali mencubit pipinya.
"Lalisa maafin Kelvino ya?" Kata Kelvino dengan rengekan seperti anak kecil.
"Maafin engga ya?" Kata Lalisa yang sebenarnya ingin sekali menertawakan tingkah sok imutnya Kelvino.
"Maafin dong, yayaya?" Kata Kelvino dengan menunjukan senyum kotaknya.
Lalisa perlahan tersenyum lalu mengangguk dan mengacak gemas rambut cowok menyebalkan dan posesif ini, Kelvino tersenyum lebar lalu mencubit pipi Lalisa.
"Aww sakit, jangan dicubit!" Kata Lalisa protes yang membuat Kelvino terkekeh karena Kelvino sangat menyukai ekspresinya yang seperti ini.
"Pipi kamu tembem banget, aku jadi pengen gigit sayang." Kata Kelvino dengan seringaian jailnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Boy #BS1 (END) #Wattys2018 (Sudah Terbit)
Ficção AdolescenteLalisa itu cantik, baik hati tapi sayang nya dia harus memiliki pacar yang super possessive. Hal-hal yang dilarang Lisa lakukan : - jangan dekat dengan cowok dalam jarak 5 meter kecuali Vi pacarnya. - jangan anggap cowok itu temen. - jangan nonton d...