Hanya memiliki kamu saja, itu saja sudah lebih dari cukup. Hanya kamu orang yang bisa membuat aku tersenyum saat ini, aku harap kamu engga pernah berpikir untuk meninggalkan aku barang sedetik saja.
Kelvino Andriyan
*****Tengah malam Kelvino baru pulang dari acara makan-makan dengan Geng Perfectnya, Kelvino mengambil kunci cadangan lalu dengan santai memasuki rumahnya yang dalam keadaan gelap gulita.
Mungkin ketiga saudaranya itu sekarang sudah terlelap, Kelvino tidak peduli. Karena setelah papanya meninggal dan mamanya pergi meninggalkan rumah dan entah sekarang mamanya ada dimana. Sudah tiga tahun lebih Kelvino merasa tidak dapat perhatian kecuali dari Lalisa dan anak Perfect, Kelvino tidak mau kehilangan orang yang dia sayangi lagi karena itu dia posesif pada Lalisa.
Ceklek
Lampu tiba-tiba menyala, disamping saklar lampu berdiri Bastian yang menatap Kelvino tajam. Tentu saja tidak Kelvino hiraukan, dia malah terus berjalan mengacuhkan Kelvino.
"Kemana aja lo jam segini baru pulang?" Tanya Bastian datar dan sorot matanya dingin.
Langkah Kelvino terhenti, Kelvino berdecih lalu memutar bola matanya kesal, sungguh Kelvino muak sekali dengan sikap Bastian yang sok peduli padanya. Kelvino tahu jika Bastian ini hanya sedang akting belaka.
"Bukan urusan lo." Kata Kelvino dengan nada dinginnya.
Kelvino baru saja akan melangkah tapi bahunya ditahan oleh Bastian. Wajah Kelvino mengeras, Kelvino tidak suka jika Bastian bersikap seolah Kelvino penting dalam hidupnya.
"Kelvino! Papa engga ngajarin lo berlaku engga sopan, gue belum selesai bicara jadi tolong dengerin dulu!" Bentak Bastian yang kesal dengan kelakuan adiknya.
"Jangan bawa-bawa Papa disini karena beliau engga ada hubungannya, dan apa peduli lo sama gue hah?" Tanya Kelvino dengan nada tinggi.
"Gue peduli karna gue kakak Lo Vi! Dan tempo hari kata Bagas, lo nonjok Mark temennya Bagas? Lo disekolahin bukan buat jadi preman!" Bastian marah, dia benar-benar marah kepada adiknya ini.
"Lo engga usah ikut campur masalah hidup Gue." Ucap Kelvino dengan senyuman miringnya lalu pergi meninggalkan Bastian yang sedang marah.
"Vi, Gue cuma pengen deket sama Lo." Gumam Bastian dengan suara rendah. Lagi-lagi Bastian harus menelan pil pahit jika berbicara dengan Kelvino.
Bastian merasa buruk menjadi seorang kakak, karena adiknya itu semakin mengasingkan diri dalam keluarganya ini, Bastian sangat ingin Kelvino bersikap seperti dua saudaranya yang lain.
"Bang, lo ngapain berdiri disitu?" Tanya Daenil yang bermuka bantal.
Bastian hanya menggeleng, raut sendu Bastian bisa terlihat oleh Daenil. Daenil menghela nafas, dia itu ini semua pasti karena adiknya Kelvino, Daenil menepuk pelan bahu kakak pertamanya itu.
"Vi lagi? Udah lah Bang, biarin aja anak engga tau diri itu." Kata Daenil dengan tidak suka.
Satu fakta lagi yang harus diketahui, Daenil sangat membenci Kelvino. Daenil rasanya ingin sekali mengenyahkan Kelvino dari muka bumi ini.
"Jangan bilang gitu, mau gimana pun juga Kelvino itu adik lo juga." Kata Bastian dengan nada lemah lalu tersenyum penuh luka.
****
Kringgggg....Suara jam weker berbunyi nyaring, membuat Kelvino terpaksa terbangun karena suara nyaring yang sangat menganggu tidur nyenyaknya.
Kelvino mematikan weker itu lalu melangkah kekamar mandi untuk mandi, setelah mandi Kelvino menunaikan salat subuh lalu bersiap untuk pergi ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Boy #BS1 (END) #Wattys2018 (Sudah Terbit)
Fiksi RemajaLalisa itu cantik, baik hati tapi sayang nya dia harus memiliki pacar yang super possessive. Hal-hal yang dilarang Lisa lakukan : - jangan dekat dengan cowok dalam jarak 5 meter kecuali Vi pacarnya. - jangan anggap cowok itu temen. - jangan nonton d...