Hari ini adalah hari dimana klara dan julian bertanding. Semua murid kelas 12A3 berkumpul di lapangan sekolah, menyaksikan pertandingan mereka berdua."Julian pasti kalah, klara kan jago banget" ujar salah satu krumunan murid yang sedang menonton pertandingannya.
Julian dan klara sudah berdiri di tengah lapangan. "Jangan nangis kalau nanti gue yang menang" ujar klara, dengan senyum meremehkan.
"Kalau gue menang, lo mau kan jadi sahabat gue?"
"Sahabat? Yaa boleh lah, sekali-sekali punya sahabat cowok. Tapi dara juga jadi sahabat lo, karna dia sahabat terbaik gue"
"Okee"
Dan preettt pertandingan pun mulai. Sebenarnya pertandingannya bukan seperti pertandingan biasanya. Ini hanya siapa yang memasukan lebih banyak bola ke dalam ring dalam waktu 5 menit dia pemenangnya.
Awalnya klara ingin 2 menit saja, karna dia ingin cepat selesai mengalahkan julian. Tapi atas desakan dara yang kasihan dengan julian, akhirnya dia menambahkan waktu 3 menit untuk pertandingan mereka.
"Ayo klara, lo pasti bisa kalain si cupu julian tu" teriakan dari kelompok jio.
Tapi klara tak peduli dengan teriakan itu, karna dia fokus pada permainan basketnya.
3 menit telah selesai, perolehan bola yang di miliki mereka masih seri 15:15. Sekarang saatnya istirahat bagi mereka berdua.
Dara menghampiri klara di tepi lapangan sambil membawa air putih untuk klara "Ra, ni minum dulu" sambil menyodorkan airnya.
Klara langsung mengambil air minum yang di bawa dara, langsung meminumnya. "Gila, julian kok bisa main basket. Setau gue dia kan gak perna ikut olah raga basket" ujarnya, sambil menutup botol minumannya.
"Lo terlalu meremehkan dia ra"
"Tau ahh, lo pasti belain dia. Pokoknya gue harus kalahin tu julian".
Tak lama suara pluit menandakan permainan akan di lanjutkan. Klara melihat julian berlari menuju tengah lapangan dengan keringat yang membasahi pelipis dan seluruh badannya.
Kenapa saat julian basah kyak gini, keliatan cool banget batin klara. Sadar dengan lamunannya dia langsung memukul pipinya. "Sadar ra sadar, dia cowo kurang ajar yang berani ngambil ciuman pertama lo". Gumamnya
Preetttt pertandingan di mulai. Julian mulai mendribel bola menuju ring basket dan masuk. Tak lama bola di rebut oleh klara dan masuk.
Menit-menit terakhir semakin panas karna julian sekarang lebih unggul dari klara yaitu 28:27.
Kurang 1 menit lagi, gue harus menang batin Klara sambil mendribel bola menuju ringnya.
Tanpa sadar dari belakang julian telah meraih bola dari tangan klara dan berlari memasukannya.
29:27 sekarang yang telah mereka peroleh dan. Preetttt Waktu berakhir.
Julian langsung tersenyum puas dengan poin yang ia dapatkan saat ini. Ia langsung berlari menuju klara yang masih mematung di tempat.
"Sahahat? " ujar julian sambil mengulurkan tangannya.
Klara yang masih mematung tak sadar dengan kenyataan yang ia dapatkan, bagaimana bisa seorang julian yang fobia dengan bola bisa mengalahkan klara.
Sadar dengan lamunannya klara langsung mengerjap matanya "Tidak.. Tidak ini curang, gimana mungkin lo bisa main basket. Sedangkan lo sangan fobia sama bola" sambil menunjukan telunjuknya di depan muka julian.
"Lo yang bilang, gue di suruh belajar ya gue belajar dirumah"
Klara masih tak terima dengan pernyataan julian, saat klara ingin melanjutkan perkataannya julian langsung memotong perkataannya "Jangan ingkar janji ra, sahabat? "
"Baiklah aku klara tak akan ingkar janji. Sekarang kita sahabat" ujar klara sambil menjabat tangan julian.
"Tapi.. "
"Tapi apa? "
"Dara juga masuk dalam persahabatan kita"
Sebenarnya julian tak ingin dara ikut dalam hubungan mereka. Tetapi apadaya itu keinginan klara ia menyetujuinya. Demi dekat dengan klara ia akan rela melakukan segalanya.
Dari kejahuan dara melihat klara dan julian yang sedang berjabat tangan, tak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan, ia langsung berlari menuju lapangan.
Julian yang melihat dara berlari menuju tempat mereka berdua langsung melepas jebatan tangan mereka. "Kalau gitu gue balik ganti baju dulu".
"Baiklah"
Dan julian pergi meninggalkan klara. Tak lama dara sudah berada di belakang klara "Sepertinya kalian sudah akur" ujar dara sambil tersenyum mengoda klara.
"Apaan sih emang dari dulu aku sama julian memang akur"
Dara terkekeh sambil mencubit perut kiara pelan "Perasaan dulu ada yang bilang dia akan mengalahkan julian, tapi kenapa sekarang ia kalah"
"Gue gak kalah, cuma mengalah saja. Katamu dia fobia bola, mangkannya aku kasihan kepadanya" ujar klara sambil menampilkan muka sok bijaknya.
"Haha sudahlah akui saja ra, lo gak pintar berbohong"
Tak terima dengan perkataan dara, klara pun pergi meninggalkan dara tanpa menjawab perkataannya.
"Ra tunggu, lo kebiasaan de gak mau kalah. Pasti gini ninggalin gue" ujar dara sambil berlari mengejar klara.
Di kamar mandi ganti pria julian masih memikirkan wajah klara. Pada saat ia mendribel bola, saat ia meraih bola dari tangan julian, saat matanya yang bulat terkejut melihat julian memasukkan bola kedalam ring, Julian terkekeh mengingatnya.
Kau sangat lucu ra, gue pasti bisa dapetin lo batin julian.
Tanpa sadar jio sudah berada di depan julian "Hei kutu buku, jangan bangga dulu lo bisa kalahin klara, lo bisa besar kepala" ujar jio sambil melihatkan wajah sok berkuasanya.
Julian tak menghiraukan perkaataan jio dan langsung meraih tasnya hendak pergi meninggalkan jio, tetapi jio sudah meraih pundaknya untuk berhenti "Lo mau kemana? Gue belum selesai ngomong"
Julian masih diam tanpa mejawab perkataan jio. "Lo jangan sok disini, dan satu lagi lo jangan sampai berani mendekati klara. Jika lo ngelanggar ini gue gak segan... "
"Segan apa" ujar julian menjawab perkataan jio.
"Lo.. Berani memotong perkataan gue" ujar jio sambil melayangkan tangannya hendak meninju muka mulus julian. Tapi tangannya sudah di cekal dahulu oleh julian, langsung meluntirkan tangannya kebelangan.
"Aw lepas! " ujar jio karna ia sudah merasa kesakitan.
"Lo siapanya klara? Berani melarang gue mendekatinya?" tanya julian sambil menarik tangan jio semakin keras.
Merasa tangannya semakin sakit karna perbuatan julian "Oke gue minta maaf atas perkataan gue, tolong lepasin dulu tangan lo"
Julian merasa kasihan dengan jio, ia melepaskan tangannya "Jangan pernah merendahkan orang dari luarnya doang, lo belum tau ketika kucing telah menjadi macan apa yang akan terjadi" bisik julian tepat didepan telinga jio.
Julian langsung pergi meninggalkan jio yang masi mematung di dalam kamar mandi "Lo liat aja, gue akan balas apa yang telah lo perbuat" gumam jio.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Update lagi 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETIME
Romance🔜WAJIB BACA🔙 " Lebih baik mengalah demi kebahagiaan orang yang amat aku sayangi, dari pada egois demi kepentingan diriku sendiri " kalimat itu yang selalu menjadi prinsipku selama ini. ..... " Kenapa dia selalu mengorbankan rasa sayangnya demi ora...