[5]

2 1 0
                                    

Hari ini cuaca begitu dingin,  sore ini anginpun sangat kuat. Klara masih berdiri bersama dara menunggu jemputan, ya jari ini mereka berdua di jemput oleh mamanya dara.

"Lama banget ya mama, uda mau turun hujan ni" rengek dara sambil melihat ke atas langit.

Tapi tak lama kemudian mama dara telah sampai "Maaf mama telat sayang, tadi agak macet di jalan"

Dara hanya mendengus "Ayo ra kita masuk" ajaknya sambil menarik tangan klara.

Tapi mamanya dara langsung mengedipan matanya beberikan kode kepada klara. Paham dengan apa yang di maksud klara langsung melepas tangan dara dari pergelangannya.

"Oh ya dar sory gue lupa, gue tadi ada janji sama ratna buat ngambil buku dirumahnya" ujar klara beralasan.

"Kenapa lo gak ngomong gw, ini juga mau turun hujan. Nanti pulangnya lo gimana? "

Klara menepuk pundak kanan dara "Yaelah cuma hujan air doang, gapapa kali nanti aku nunggu terang di rumah ratna"

"Yaudalah,  kalau gtu gw anter ke rumah  ratna ya"

Klara langsung menggelengkan kepalanya "Gak usah, gw bisa bareng ratna langsung dia juga masih di dalem kelas" berbohong lagi.

"Yauda kalau gtu, gw tinggal dulu ya" pamit dara sambil masuk kedalam mobil.

"Tante hati-hati" ujar klara sambil melihat ke arah pengemudi. Tapi mamanya dara tidak menjawab perkataan klara.

"Aku pulang dulu ya ra, da.. " ujar dara sambil melambaikan tangannya. Mobil itupun pergi meninggalkannya.

Tak lama air hujan mulai turun perlahan-lahan. "Hujan, aduhh jangan turun dulu dong" gumamnya sambil berlari ke dalam sekolah lagi.

Makin lama hujan semakin deras, dan klara masih setia disekolahnya. Hujan deras membuat taksi ataupun ojek tak ada yang lewat. "Gimana aku bisa pulang kalau kyak gini, uda uang gw kurang lagi" gumamnya sambil menghentak-hentakan kakinya.

Dari seberang sana pak satpam yang bernama pak adung berjalan mendekatinya "Neng klara kok jam segini belum pulang? "

"Itu pak, masih hujan" jawabnya.

"Gak di jemput? "

"Jemputannya masih kenak macet pak"

"Maaf tapi neng, sekolahnya mau saya tutup. Apa jemputan neng masih lama" tanyanya ragu-ragu.

Mengerti dengan maksud pak adung "Oh kalau gtu klara nunggu di warung depan sekolah aja pak, maaf ya"

Pak adung menggaruk rambutnya dengan muka khawatir "Neng gapapa, ini uda mulai gelap loh. Warung depankan agak rawan neng" ujar pak adung.

Memang benar warung depan sekolah memang agak rawan jika malam hari. Banyak anak-anak SMA nongkrong di sana untuk minum-minum atau pun ya ngerti sendiri lah...

"Gapapa pak, bentar lagi jemputan saya dateng kok" ujarku sambil berlari melewati hujan.

"Hati-hati neng" teriang pak adung.

Klara masih berlari melewati hujan yang semakin deras. Ia berlari meninggalkan sekolah, hampir sampai dengan warung yang ia maksud tadi dengan pak adung.

Kesana gak? Tapi keliatannya warungnya ramai batin klara. Tanpa berpikir panjang ia melanjutkan larinya meninggalkan warung itu.

"Lari aja lagian uda basah semua, sekalian lari sampai rumah" gumamnya masih berlari diantara derasnya hujan.

Klara masih berlari di perjalanannya sambil melihat kearah sekeliling. Takutnya ada grombolan preman mengikutinya. Ia masih terus berlari di perjalanannya. Sesampainya di depan gerbang komplek ia berhenti beristirahat sejenak di pos satpam.

"Non klara kok basah kuyup?  Hujan kok di trabas aja si non" ujar mang ipul salah satu satpam di koplek situ.

"Gapapa mang, hujannya gak deras kok"

"Gak deras apanya,  hujan deras kyak gini kok" sambil melihat arah langit yang masih hujan deras.

"Aku istirahat di sini dulu gapapa kan mang?" ujar klara. Pasalnya jika ia pulang langsung ke rumah pasti dara akan bertanya sampai ujungnya kenapa ia bisa basah kuyup. Tak mau dara menyalahkan mamanya, ia menunggu seragamnya agak kering.

"Mang punya kipas gak di dalem? "

"Ada non, buat apa? "

"Pinjem ya mang" sambil berjalan memasuki pos satpam.

"Aduh non kok malah di kipasin bajunya, malah masuk angin nanti" ujar mang ipul.

"Santai aja mang, aku ini badan baja tulang besi kok. Gak akan sakit" sambil berdiri di depan kipas, mengeringkan bajunya.

"Pakek kaos mamang aja ya non, saya punya yang baru tu di lemari"

"Gak usah mang ini mau kering" sambil berputar-putar di depan kipas.

Selesai batinnya sambil merapikan bajuya.
Klara keluar dari pos satpam dan melihat sekitar, ternyata hujan mulai redah dan hanya gerimis kecil. "Mang aku pulang dulu ya" teriak klara berpamitan dengan mang ipul.

"Gak makan dulu neng? Mumpung ada nasi goreng ni"

"Nggk mang buat mamang aja" teriak klara sambil berlari meninggalkan pos.

Tak lama ia sampai di depan rumahnya. Ting tong belum ada jawaban. Ia pun memencet bel lagi dan tak lama pintu terbuka. Ternyata yang keluar adalah mamanya dara yaitu tante sarah.

"Buruan masuk, mumpung dara uda tidur" perintahnya sambil menarik tangan klara masuk.

Klara masuk dan langsung menuju kamarnya, tapi sebelum sampai di depan tangga tante sarah berkata "Oh ya kalau kamu besok di tanya dara bilang aja kamu pulang di antar sama temen kamu"

"Baik te" ujar klara sambil berjalan melewati anak tangga.

Setelah selesai berganti pakaian klara merasa perutnya keroncongan, ia baru sadar jika tadi ia belum makan apapun dari siang.

"Sakit" gumamnya sambil meremas perutnya. Ia pun keluar menuju dapur, tapi sesampainya di dapur ia terkejut tidak ada makanan di atas meja. Di kulkaspun kosong.

Di depan kulkas ada kertas kecil menempel didepannya.

"Jika kamu lapar, kamu bisa beli makanan di luar. Kamu punya uang kan?pakek aja uangmu itu"

Tante sarah

"Uang?  Dari mana aku uang. Aku masih belum mendapatkan pekerjaan" gumamnya dan pergi menuju kamarnya.

"Tidur ajalah nanti juga hilang sendiri" ia pun pergi menuju ranjangnya, tapi ternyata tidak sesuai fakta. Nyatanya perutnya semakin sakit.

Tak lama ia ingat, jika ia memiliki permen karet di laci meja belajarnya.

"Aku makan ini aja dulu, semoga aja agak berkurang" dan tak lama rasa sakitnya mulai berkurang. Iapun membuang permennya dan pergi menuju ranjang untuk melanjutkan tidurnya.

.
.
.
.
.
.
20191208
Nisatunaulia 🔜

SOMETIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang