[3]

83 8 0
                                    

Tiga hari lagi, mendekati hari pertandingan. Julian mulai berlatih dari hari ke hari. Ia mulai mahir memainkan bola basket, walaupun tak se jago klara.

Hari ini julian berada di dalam perpustakaan. Ia duduk di tempat pertama bertemu klara. Sekarang tempat itu juga menjadi tempat favorit julian. Ia sedang membaca buku-buku seperti biasa.

Tak lama ia mendengar suara dari rak sebelah kirinya. "Maaf te, aku gak bermaksud pinjem seragam dara kok. Kemarin seragamku kotor aja, jadi aku terpaksa pakek seragamnya dara dulu".

Julian mendekatkan telinganya, agar bisa mendengarkan suara gadis itu. Yaitu klara

"Besok beneran aku balikin, aku janji te."

Tak lama tak ada suara lagi. Mungkin panggilan telah berhenti. Julian kembali fokus pada bukunya, agar klara tak curiga.

"Lo, ngapain lo disini? Ini kan tempat gue" ujur klara sambil berjalan mendekati julian.

Julian membalikan badannya agar dapat melihat wajah gadis itu "Kenapa? Ini kan tempat umum. Semua bebas duduk".

"Tapi ini tempat uda gue tempatin dari pertama gue masuk sampai sekarang. Dan gak ada satu orangpun berani duduk di tempat itu."

"Gue bayar disini, ya hak gue lah"

"Hmm... memang semua itu bisa di ambil dengan uang." Dan klara langsung pergi dari meninggalkan julian

"Maksud dia apaan?" Gumamnya binging dengan perkataan klara.

......

"Lo gak ke kantin?" Bukanya menjawab klara malah menyandarkan kepalanya di atas meja dengan alas tangan kiri sebagai bantal, tangan kanannya melambai pertanda tidak.

"Lo kan tadi pagi gak sarapan. Kemarin malem juga kamu gak dapet jatah makan, gara-gara nasinya uda habis. Ayo ke kantin, gue traktir lo" bujuk dara memohon.

Terapi klara tidak bangun dari posisinya. "Lo ke kantin aja dulu, nanti gue nyusul."

"Gue tunggu di kantin"

"Ya kalau mood gue bagus, gue ke sana"

Dara hanya mendengus dan langsung pergi.

Memang hari ini klara merasa sangat lapar, tetapi ia tak ingin menyusahkan sahabat terbaiknya itu. Cukup jadi benalu pada saat kecil saja, sekarang sudah dewasa dan ia harus mengakhiri benalunya ini.

Gue harus cari kerjaan batin klara.

Tak lama sosok tampan memasuki kelas dengan buku di tangan kanannya. Melihat semua murid-murid sudah keluar menuju kantin. Tapi tidak dengan satu gadis yang duduk di bangku pojok tengah dekat jendela.

Julian langsung masuk, berjalan menuju klara. Ia langsung duduk di bangku samping klara. "Lo kenapa di sini?"

Klara tak menjawab dan masih tetap dengan posisinya.

"Hei, gue ngomong sama lo"

Tak ada jawaban.

Julian menggoyang bahu klara pelan. "Ra, bangun".

Merasa ada yang menyentuhnya, klara langsung terbangun dan menampar julian.

"Plak"

Menyadari perbuatannya klara langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Sorry gue spontan" paparnya

Masih tak ada respon dari julian.

Melihat respon julian yang diam saja, membuat klara semakin bersalah. Tanpa sengaja klara menyentu pipi kiri julian yang di tamparnya tadi.

SOMETIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang