Warna matanya cokelat tua

20 0 0
                                    

"Go..Igo !! Aku mau nanya !!" Alina tiba-tiba saja duduk tanpa permisi di bangku, di kelas Igo. Si pemilik nama yang tengah menyeruput air mineral yang di serang tanpa babibu seperti itu langsung memuncratkan kembali air tersebut bagai air mancur. Ia tersedak. Terbatuk.

"Lo gila ya Al, ya !! Kek banteng aje main seruduk !! " Pria gemulai itu bersungut sambil menyeka ingus yang keluar dari hidungnya.

"Maaf. Maaf. Tapi ini penting Go. Aku mau nanya ini.." ujar Alina.

"Hemm ya, ngobrol, ape ? " katanya masih saja cemberut. Alina semakin mendekat. Merendahkan suaranya.

"Menurut kamu, kenapa ya, ada orang yang kamu nggak akrab tapi mandangin kamu dalaaam dan lamaaa banget. Padahal kamu nggak ada hutang sama orang itu ," bisik Alina.

"Yee kali ada upil kali di idung lo, tapi dia kagak enak mau bilangnya !" Jawab Igo sekenanya. Alina dengan wajah datarnya langsung menyubit lengan pria itu sampai ia mengaduh.

"Serius kenapa sih.." omel Alina.

"Iye-iye, mungkin tu orang ada rasa kali sama lo. Awas aja dia. Dia belum kenal aja kali sama si Bimo. Cembokuran gitu. " cerocos Igo.

"Bima. Bukan Bimo." Ralat Alina.

"Iya,iya yang ngebelain. Emang siapa sih yang mandangin lo dalaaam dan lamaaa banget ntu ? " tanya Igo.

"Cowok pujaan kamu ! " jawab Alina.

"Hah ?! Andra ?? Si ganteng gue ?? " histeris Igo memandang Alina. Alina mengangguk pasti. Mata Igo berkaca-kaca.

"Ih apaan sih Go, pake berlinang segala. Jeruk kok minum jeruk sih. " tukas Alina. Igo cemberut.

"Ye tapi kan itu pujaan gue Al, kok bisa mandangin elo yang jelas-jelas udah punya pasangan. Mending mandangin gue. " Igo uring-uringan.

"Yakali dia normal Go, masak mau mandangin kamu. Ya udah, istirahat aku jemput ke kantin ya.." Alina beranjak dari duduknya akan kembali ke kelasnya.

"Ho oh, elo ah udah pagi-pagi nyeruduk kek banteng, matahin hati gue pula. " serunya. Alina tertawa kecil lalu pergi.
________________

Jam istirahat.
Igo dan Alina bersisian menuju kantin. Sesekali keduanya bercanda tawa bak drama di koridor sekolah.

Sesampainya di kantin mereka memilih duduk di sudut kantin. Tempat yang pas untuk melihat murid-murid lain berlalu lalang. Kalau sudah begitu, Igo dan Alina akan duduk makan sambil memperhatikan anak-anak yang seliweran dan sesekali Igo bak designer kondang yang menilai dari atas kepala sampai kaki apa yang dipakai setiap anak yang lewat.

"Liat tu si Noni, ngapain coba pake ikat kepang dua segala, sok imut nggak sih ? "

" Ah tu si linda, walopun dikit dan samar, tetap aja pake Eyeshadow di sekolah tu kagak etis,hmpp " Igo terkesiap karna sebuah permen lolipop lolos masuk ke dalam mulutnya.

"Udah jangan nilai-nilai orang kayak gitu, biar aja mereka dengan seleranya masing-masing, " seru Alina. Igo bersungut sambil berdiri menuju gerobak kantin.

"Lo pesen apa ? Biar gue aja yang pesanin.." tanya Igo. Alina tampak berpikir.

"Kayak biasa aja deh,"
"Oke," Igo langsung pergi. Tak lama kembali lagi membawa dua mangkuk mie ayam favorit mereka dan kembali lagi mengambil dua gelas es teh manis. Kantin semakin ramai. Kalau tidak hati-hati bisa serudukan sama yang lain. Kalau sudah serudukan ya tau lah, bakal terjadi baku hantam yang seru.

"Oke mulai kek biasa ya Al, siapa yang kalah bayar makanan kita, " seru Igo. Alina mengangguk mengiyakan dengan semangat. Seperti biasa ia mengambil selembar tisu dan mengusap sendok dan garpunya sebelum makan.

Tradisi biasa adalah mereka berdua akan kebut-kebutan makan mie ayam sampai habis. Siapa yang duluan habis akan jadi pemenangnya dan yang kalah akan membayar makan dan minum si pemenang. Keduanya jadi bak manusia rakus sedunia yang lupa diri kalau mereka sekarang berada di kantin penuh manusia.

Mungkin kalau orang lain yang lihat, mereka bakal geleng-geleng kepala melihat kerakusan dua manusia itu. Sambil berekeringat keduanya menyeruput mie ayam terakhir. Yang dimenangkan oleh Alina.

"Yee..yee..aku menang !" Seru Alina kegirangan. Igo sampai nyaris termuntah-muntah gara-gara bersemangat ingin mengalahkan Alina. Dengan mata memerah Igo menyeruput es teh di depan mereka. Wajahnya cemberut.

"Seru ya ?" Sebuah suara mengagetkan keduanya. Nyaris bersamaan keduanya menoleh keasal suara.

Dengan bertopang kepala di meja, Andra ternyata sudah dari tadi memperhatikan kegilaan Igo dan Alina dari meja sebelah mereka. Kehadiran Andra kali ini berhasil membuat Igo tersedak untuk kedua kalinya dan Alina jadi kikuk sejadi-jadinya.

Lagi. Pria itu menatap tepat ke dalam manik mata Alina. Yang baru Alina sadari juga, warna mata pria itu cokelat tua.
Kalau sudah begitu Alina bakal mengedarkan pandangannya kelain kelimpungan tidak jelas. Dari sorot matanya, ia jelas minta pertolongan dari Igo di depannya.

"Eh..eh.. hai, An... tumben nongkrong di kantin," seru Igo mencoba mencairkan suasana.

"Biasa juga nongkrong di sini. Lo aja kali yang nggak liat." Jawabnya tetap tidak melepaskan pandangannya dari gadis di depan Igo itu.

Alina merasa seperti di telanjangi bulat-bulat sama tatapan gila Andra.
Alina sampai gelagapan padahal ia sudah berlindung di balik tangannya yang mengelus-ngelus keningnya, beberapa menit saja lagi Andra menatapnya seperti itu dia bakal menangis karna stres. Sampai akhirnya pria itu berdiri sambil menyodorkan tissu padanya.

"Keringat lo.." serunya lalu beranjak pergi seenteng ia datang.

Alina menghela nafas panjang dan baru tersadar ia ternyata menahan nafas setiap kali pria itu menatapnya.

"Kamu liat kan Go ??" Seru Alina frustasi. Igo yang masih terpana mengangguk.

"Lo yakin kagak ada hutang sama tu orang ? Soalnya tatapan dia memang aneh Al.." ujar Igo menakut-nakuti. Kening Alina bertaut. Menggeleng.

"Hutang apa juga lagian Go.." Alina makin frustasi.

"Udah lah kagak usah dipikirin. Mungkin dia jatuh cintrong sama lo kali..yuk ah, balik " ajak Igo. Setelah Igo membayar makanan, keduanya langsung pergi dari kantin.

-----------------------------------------

Yang pernah di tatap seperti itu sama orang lain atau gebetan unjuk jariii ? Geregetan nggak sih di gituin ?

Banget kan !

Vomentnya yaaa gals. Plis. Plis. Plis.
Kritik dan saran juga sangat di butuhkan ^^

EYESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang