MATCHA

496 14 0
                                    

"Loh, Tang, kok kamu bawa aku bukan ke jalan pulang sih? Kan harusnya tadi belok kanan, kok kamu malah lurus?"

"Sudahlah, Rin. Kamu diam saja."

"Jangan-jangan kamu mau nyulik aku? Ih Bintang turunim aku, aku mau pulang."

"Hahaha, siapa yang mau nyulik kamu sih?"

"Kamu!"

"Enggak, aku gak nyulik kamu, Rin. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat aja kok."

"Kemana?"

"Kesini, Rin. Udah sampai, peri mungil turun ya."

"Kedai es krim dan pancake?"

"Toko sandal, Rin. Udah tau di plang tulisannya gitu masih aja nanya."

"Sa ae kali, Tang gausa frontal."

"Yaudah yuk masuk."

Bintang menggandeng tanganku. Entah kenapa rasanya aliran darah ini seperti kaku. Seakan-akan tubuhku berubah menjadi patung. Heran. Ya, hanya rasa heran yang muncul di benakku.

Bintang duduk di sampingku seraya menyodorkan daftar menu di kedai ini, "Kamu mau pesan apa, Rin?"

"Aku es krim matcha sama pancake ovomaltine aja."

"Ini mbak, es krim matcha 2, dan pancake ovomaltine 2."

Hening, mungkin itu yang dapat kata yang mampu mewakili suasana pada sore ini di kedai es krim dan pancake Bu Ayu. Di sela-sela hening, aku menyempatkan mata kecilku untuk melirik aktivitas apa yang sedang dilakukan Bintang. Ah kenapa kamu ingin tahu sekali sih, Rindu? Kamu gak perlu tahu! Buat apa kamu tahu? Gak ada untungnya! Tahan, Rindu tahan jangan emosi.

Menghela nafas panjang, "Hufft..."

"Kamu kenapa, Rin?"

"Gak kok, aku gapapa."

"Jangan bohong deh."

Pelayan datang seraya menyodorkan mangkuk berisi es krim dan pancake, "Ini mas, mbak, pesanannya sudah siap, 2 es krim matcha dan 2 pancake ovomaltine. Selamat menikmati hidangan."

"Makasih ya mbak," balasku.

"Rin, jawab! Kamu kenapa?"

"Aku gapapa, Tang. Serius."

Tiba-tiba smartphone Rindu berdering.

*line*

@Aisyasabrina: Dek kamu dimana? Udah pulang belum? Kakak minta maaf ya, tadi ada test dadakan banget dek, maaf. Sekarang kakak tunggu kamu di taman samping sekolah dek, kamu dimana? Jangan bikin kakak khawatir, cepetan kesini dek, udah malem nanti kakak dimarahin bunda.

"Siapa, Rin?"

"Kakak aku, dia nyariin aku dan sekarang nunggu aku di taman samping sekolah."

"Yaudah dibales pesannya, bilang kalo kamu masih sama aku disin, nanti pulangnya gampang aku anterin kamu."

"Iya deh."

"Lama banget ini bocah balesnya. Mampus ntar gue diomelin bunda kalo sampe ga nemuin ini anak."

Drrtt.drrtt. handphone milik Ais bergetar.

RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang