PERASAAN

309 12 1
                                    

Saat perjalanan, kami tidak banyak berbincang-bincang. Hanya obrolan kecil dari Fadil yang aku kira untuk memecah keheningan.

"Rin."

"Iya, kenapa?"

"Ada PR gak?"

"Ada."

"Yang mana?"

"Kimia, tugas 3."

"Nanti ajarin aku ya."

"Harus aku yang ngajarin?"

"Enggak juga, tapi aku maunya kamu yang ngajarin."

"Yaudah nanti."

"Makasih, Rin."

Aku hanya membalasnya dengan senyuman kecil.

Tidak lama kemudian, kami sudah tiba di sekolah. Fadil memarkir mobilnya di parkir mobil khusus siswa. Ketika aku keluar dari mobilnya, tiba-tiba dari arah utara ada seseorang yang berlari menuju aku sambil berteriak.

"Rin," katanya sambil menahan nafas yang ngos-ngosan.

"Kamu kenapa sih, Ang? Pagi-pagi udah lari-lari aja. Ada apa?"

"Itu di kelasss!"

"Di kelas ada apa?"

"Kak Callista!"

"Kak Callista kenapa? Marahin Ghea?"

"Iya, Rin. Dia marah-marah gak jelas di kelas. Kasihan Ghea."

"Yaudah, kita kesana sekarang," kataku sambil menggandeng Anggi.

Di kelas.

"Stop! Kalian kenapa ada disini?" tanyaku kepada Kak Callista dan teman-temannya.

"Bukan urusan lo," jawab salah satu teman Kak Callista yang tak lain adalah Kak Laura.

"Ini kelas kami, kak. Jadi, saya sebagai salah satu anggota kelas berhak menanyai kepentingan kakak-kakak disini!"

"Sok jadi pahlawan kesiangan?" tanya Kak Callista.

"Bukan," jawabku.

Salah satu dari mereka melihat nama dadaku, kemudian berkata, "Oh, kamu yang namanya Rindu?"

"Iya kak, saya Rindu."

"Lo pacarnya Bintang?"

Degg... kenapa mereka tiba-tiba menanyakan Bintang?

"Bukan, saya hanya temannya."

"Alesan lo! Lo jujur atau mau kami perlakuin kaya temen lo si Ghea?" tanya kak Laura.

"Untuk apa beralasan jika mampu mengatakan yang sebenarnya? Tidak ada gunanya saya berasumsi, apalagi hal sepele seperti ini. Lagipula, berasumsi didepan kalian sangat membuang-buang tenaga. Berkata yang sebenarnya saja kalian tidak percaya, apalagi berasumsi."

"Anak kemarin sore sok banget," sahut temannya, kak Sarah.

"Bukan sok, tetapi apa yang saya katakan fakta. Buat apa berlagak sok di depan kalian kalau memang di mata kalian yang terbaik adalah kalian sendiri? Satu lagi, untuk perlakuan semacam ini, perlakuan kalian ke Ghea, saya akan bilang ini ke wali kelas kalian."

"Heh anak kemaren sore, gak usah ngaduin ke guru lo!" sahut Kak Callista.

"Kenapa? Kalian takut?"

RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang