FADIL?

420 18 4
                                    

Aku segera masuk ke rumah, berniat untuk segera mandi dan tidur karena besok ada placement test. Namun, semua itu tidak sesuai keinginanku. Ada saja hal yang menggagalkan rencanaku itu.

"Rindu, baru pulang, Nak? Sini duduk dulu, jabat tangan dulu sama Om Koko, Tante Sari dan Fadil."

"Iya, bun baru pulang. Malam, Om, Tante, Fadil. Kenalin saya Rindu Firda Natania, bisa dipanggil Rindu."

"Selamat malam juga, Nak Rindu. Apa kabar? Sekolah dimana sekarang?"

"Baik, Tante. Di SMAN 5 Surabaya."

"SMAN 5? Lo satu sekolah sama gue dong?"

"Mana aku tahu, melihatmu saja tidak pernah."

"Gue kelas 10 barusan, Rin."

"Lah sama dong, aku juga kelas 10 barusan. Kebetulan kelas PLS ada di kelas Alexander.

"Oh, kalo gue dari kelas Edison."

"Oh iya. Eh om, tante, bunda, Rindu ke kamar dulu ya, Rindu mau istirahat."

"Iya, sayang," balas Bunda.

FADIL POV

Cantik sekali dia, namanya juga indah. Gatau kenapa tiba-tiba aja jadi pengen deket sama Rindu. Ya Tuhan aku ini kenapa? Fadil sadar, lo udah ada Yasmine. Sadar, Dil.

RINDU POV

Fadil? Anak temennya papa? Atau anak temen bunda? Kok aku gak pernah liat ya? Dan kenapa, dia tadi memandangku seperti terheran-heran? Sudah, cukup Rindu! Kamu terlihat lelah, kamu hari ini sudah lelah karena Bintang, maka dari itu kamu tidak boleh lelah lagi hanya untuk mengorek-orek informasi tentang Fadil. Cukup, Rindu harus istirahat.

Pagi hari, Surabaya kali ini sangat segar, jam dinding menunjukkan pukul 05.00 WIB, aku melihat ke luar jendela kamar. Ku lihat Bi Ida tengah membersihkan halaman.

Mataku beranjak ke tanaman dekat jendela. Ya, seperti biasa pasti ada embun. Embun kali ini sungguh indah, tidak terlalu banyak namun terlihat segar. Ah, sungguh kuasa Tuhan!

Segera saja aku beranjak ke kamar mandi, lalu bersiap-siap untuk placement test. Semalam memang aku tidak belajar. Ah pikirku, semua kelas sama saja.

"Rindu, cepetan turun! Ayah sama Bunda udah nungguin!"

"Iya kak, bentar ya, masih ngerapihin rambut bentar."

Subhanaallah punya kakak heboh banget ya, apa-apa teriak, ngomong pelan gabisa apa kak? Walaupun gitu, kenapa aku sayang sama kam Ais ya? Hahaha, namanya aja saudara.

Aku segera turun untuk sarapan bersama dengan Ayah, Bunda dan Kak Ais.

"Pagi anak ayah."

"Halo, pagi, Yah. Kok udah siap-siap aja, tumben jam segini ayah mau berangkat?"

"Ayah mau ke luar kota, Nak. Ayah akan ke Bandung selama 2 bulan, ada urusan kantor. Kamu di rumah sama Bunda sama Kak Ais jangan nakal-nakal ya. Nanti kalo Bunda sama Kak Ais lagi gak di rumah, kamu bisa telfon Fadil, anak Om Koko yang kemarin malam kesini."

Degg. Fadil?! Semesta, ada apa lagi ini?

"Eh, iya yah."

"Rin, berangkat!"

"Iya kak iya."

Di sepanjang jalan aku tidak mengeluarkam sepatah kata pun, aku hanya melamun dan memikirkan kata-kata ayah tadi. Kenapa ayah menyebutkan nama Fadil? Apakah gerangan ini? Rindu, banyak sekali tantangan dalam hidup kamu ya. Sudah hampir mengalahkan jalan berkelok di pegunungan saja.

RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang