six

1K 310 46
                                    

setelah pelajaran melukis selesai dan kebetulan sekali guru sejarah jinyoung tidak masuk ke kelas. murid-murid di kelas sudah mulai bermain cat bekas tadi. jinyoung pusing, dia ingin ke uks tapi tidak mungkin karena celananya yang terkena cat tadi. woojin di ujung kelas sedang sibuk dengan handphonenya, guanlin sedang asyik berlari-lari mengejar seonho mengelilingi kelas, dongbin sedang tertidur. dia bingung ingin meminta tolong pada siapa.

beberapa murid mulai melempar kertas yang sudah diberi cat secara random. membuat keadaan kelas junior di sekolah menengah itu persis seperti kelas anak-anak playgroup. jinyoung menunduk untuk memperbaiki tali sepatunya bertepatan dengan sebuah kertas bercat biru melayang ke arahnya. namun,

“oh astaga!” jinyoung kaget sambil sedikit berteriak.

kursinya terdorong sendiri sehingga kertas tersebut tidak mengenai kepalanya. dia diam dengan wajah shock.

teman-temannya langsung melihat ke arahnya. termasuk woojin yang berada di sudut kelas tadi. dia menggeleng pelan dengan ekspresi, “kau gila.”
jinyoung menghela nafasnya lalu menggeser kursinya lagi. dia masih shock sebenarnya. tapi dia berusaha menanggapi itu semua dengan pemikiran, “seseorang pasti menariknya.”


•••••


jinyoung berjalan sendirian menuju kantin dengan sekotak sandwich dan botol airnya. dia berencana ingin makan di kelas awalnya. tapi dia baru ingat jika dilarang makan di kelas, oleh sebab itu dia berjalan keluar sendirian. sakit kepalanya sudah hilang sejak tadi karena meminum obat.

semenjak dia berkirim pesan melalui meja, dia jadi sering bermimpi tentang seorang alpha yang memperhatikannya dari jauh. itu bukan guanlin ataupun woojin, tapi jinyoung yakin dia mengenal laki-laki itu. sangat mengenalnya. hanya saja jinyoung lupa dia siapa dan bertemu dimana dengannya. wajahnya familiar.

jinyoung duduk di salah satu kursi kantin. ada woojin bersama felix di sana. “woojin, felix, aku boleh bergabung di sini, 'kan?” tanya jinyoung.

“oh tentu saja jinyoung. tidak ada yang melarang!” jawab felix sambil mengangguk dan melanjutkan makannya.

jinyoung tersenyum lalu mulai mengunyah sandwichnya. tak lupa lagi dia membawa sapu tangan biru bekas cat tadi di dekatnya. entah mengapa dia mempunyai feeling dia harus membawa sapu tangan itu.

“aku kaget ketika kau kaget tadi,” kata woojin tiba-tiba. tapi ya benar, dia kaget.

“eh?”

“entahlah. aku hanya terkejut bagaimana bisa kursimu bergerak seperti itu?”

jinyoung diam tak menjawab. dia sendiri bingung dan sekarang woojin malah bertanya padanya. felix yang berada di sebelah woojin hanya mengangguk-ngangguk karena dia tidak melihat langsung apa yang terjadi tadi. tapi dari yang dia dengar, itu agak mustahil walaupun dia sebenarnya tau.

“a-aku juga tidak tahu. aku sedang membetulkan tali sepatu-ku dan tiba-tiba hal itu terjadi.” jinyoung akhirnya menjawab sambil menutup kotak sandwichnya dan beralih meminum susu kotaknya.

magic?” tanya felix.

heol, jika iya, masih ada saja orang seperti itu di dunia modern seperti ini.” jawab jinyoung. iya, dia masih tidak percaya.

felix melirik woojin, “spiritual?” kali ini woojin yang bertanya.

jinyoung menghela nafasnya lalu menggeleng. setelah itu dia berdiri dan akan kembali ke kelas. namun satu kalimat dari felix membuat jinyoung berhenti melangkah dan meliriknya ke belakang.

“jinyoung, terkadang apa yang tidak kau percayai itu memang ada.”

——————
aku ingin bikin book
stray kids lagi hm.

THE DESK.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang