18❤️

1.6K 219 5
                                    

Ting!

Park Hyerin membanting bantalnya ke sembarang arah dan melesat ke meja belajar untuk mengambil ponselnya yang berbunyi. Sudah malam. Ia jadi teringat Lee Jeno yang biasa merecokinya malam hari.

Ada pesan masuk. Dari Jeno. Astaga...

Hyerin kembali ke ranjangnya dan menarik selimut sampai ke dagu. Ia mulai membuka pesan dari Jeno dengan hati tak karuan.

Rindu, marah, sakit, khawatir, kecewa, bahagia.

Jenojam🍪: apa kabar, Park Hyerin.

Hatinya sakit memikirkan Jeno yang sekarang baik-baik saja, Jeno yang mungkin sedang berbaring sembari menunggu balasan dari Hyerin. Ia mulai mengetik.

Hyerinie🍩: Kabarku baik. Bagaimana di Jepang?

Jenojam🍪: Lumayan, teman-teman disini mengasyikkan. Banyak gadis cantik juga~~~

Jenojam🍪: Haha. Aku bercanda. Disini aku sangat sibuk, aku  sedang belajar dan mendadak teringat padamu. Aneh bukan?

Hyerinie🍩: Jadi kau baru mengingatku sekarang? Hhhh aku disini sangat kebingungan, Lee Jeno. Kapan kau akan kembali ke Korea?

Jenojam🍪: astaga, aku baru pergi satu bulan dan bahkan aku belum melakukan apapun. Bersabarlah, mungkin sepuluh tahun lagi ㅋㅋㅋㅋ

Hyerinie🍩: Tidak lucu, Mr. Lee.

Jenojam🍪: Setelah lulus sekolah, aku berniat untuk kuliah dan bekerja disini, kau tahu? Setelah aku sukses dan mampu membeli sebongkah berlian, kau harus kembali padaku ㅋㅋㅋ

Hyerinie🍩: aku tak yakin kau akan menepati ucapanmu, Lee Jeno ㅋㅋㅋ.

Hyerin melirik jam. Setengah dua belas malam.

Hyerinie🍩: sudah larut, disana pasti sudah lewat tengah malam. Besok kau sekolah, kan? Tidurlah.

Jenojam🍪: waktu tidurku terkuras habis akhir-akhir ini. Sensei sepertinya tidak akan membiarkanku beristirahat ㅋㅋ

Hyerinie🍩: yasudah, jaga kesehatanmu. Selamat malam, Lee Jeno.

Jenojam🍪: Selamat malam, Park Hyerin. Mimpi indah, mungkin tentang aku?

Hyerin tidak sempat membalasnya lagi, karena ia berniat mematikan ponsel dan langsung tidur. Tetapi nyatanya rindu bisa membuat siapapun menjadi terjaga semalaman.

***

Satu minggu....

Lee Jeno! Kemana anak itu! Dia tidak menghubungiku lagi, mengirim pesan singkat pun tidak! Huh, membuat orang kebingungan saja.

Satu bulan....

Aku bersumpah saat anak bodoh itu pulang nanti, aku akan mencakar wajahnya sampai orang tuanya pun tak bisa mengenalinya! Sedang apa sih dia disana?!

Tiga bulan....

Telepon..tidak.... Telepon... tidak... telepon... tidak...
Telepon tidak ya? Atau mengirim pesan saja?
Ah, tidak. Jeno pasti sibuk disana. Aku tidak akan mengganggunya, setelah dia kembali nanti baru aku akan merecokinya setiap hari. Kutunggu janjimu untuk kembali dan membawakanku sebongkah berlian, Lee Jeno! Aku jadi tidak sabar menunggunya kembali.

Piece Heart -Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang