C

400 17 3
                                        

Kau tau, bagaimana rasanya mengagumi secara diam diam?.

Menyesakkan kala kumelihat kau dekat dengan seseorang. Cemburu kala aku melihat tawa yang kau tujukan untuk orang lain.

Dan aku hanya memandangmu diam diam, itupun dari radius yang tidak bisa kukatakan dekat. Seperti itu saja jantungku sudah berdegub tak karuan, apalagi bila takdir mengijinkan aku untuk betegur sapa denganmu. aah, untuk membayangkan itupun rasanya aku tak sanggup.

Dalam gelap malam, aku kerap kali merenung. Memikirkan jalan mana yang harus kuambil. Mengutarakan segala rasa, yang mendesak ingin didengarkan. Atau terus saja diam ditempat, sebagai seseorang yang mengagumimu dalam diam.
Ingin sekali rasanya, aku mengutarakan segenap rasa. tapi aku tak pernah mampu untuk melakukannya, karena aku terlalu takut menerima segala kemungkinan buruk yang akan terjadi, kala kau mengetahui semua ini.

Tapi, aku juga kadang berfikir, jika rasa ini terus kupendam sendiri, akankah aku sanggup bertahan lebih lama lagi. Mengagumimu secara diam diam bukanlah hal yang dengan mudah aku lakukan, hati dan logikaku tak pernah bisa sejalan. Hatiku selalu memaksa agar aku segera mengungkapkan semua rasa yang ada. Tapi logikaku selalu menolak itu semua.

Sudahlah, mungkin memang tuhan menghendaki rasa ini agar tetap tertahan didalam hati. Tak apa, bila nati hatiku memang sudah tak mampu bertahan lagi, biar perlahan aku akan mengurangi rasa ini sedikit demi sedikit agar hati ini tak lagi berharap lebih.

.
.

_7 Desember 2017_

Sepenggal Kata Untuk Dia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang