Chapter 4

1.5K 278 23
                                    

Semuanya mendadak gelap, Wendy terlelap tanpa kehendaknya. Wendy terlelap, tanpa sengaja.

ㄴㄱㄴㄱㄴㄱ

[No Edit]

"Wendy-ah! Son Wendy!" Panggil Seulgi sambil mengguncang-guncang pundak Wendy.

Flashback

30 menit sebelum operasi pertama dimulai, para dokter berniat untuk mengadakan rapat ulang mengingat pasien mereka adalah seorang gadis kecil yang sayangnya memiliki tumor. Semuanya sudah berkumpul namun Wendy tidak kunjung datang, bahkan namanya sudah diumumkan melalui speaker dan handphone-nya juga dihububgi beberapa kali.

Akhirnya Seulgi merasa ada yang ganjil. Dia tahu betul kalau Wendy bukanlah seseorang yang akan melalaikan kewajibannya. Seulgi memutuskan untuk pergi mendatangi ruangan Wendy Sesampainya disana, Wendy terlihat terlelap diatas mejanya. Tangan kanannya masih memegang segelas kopi dan café didekat sini.

"Dia tidur?" Tanya Leeteuk. Amarahnya sudah menyulut. Bagaimana bisa abak buah kesayangannya justru membuatnya kecewa seperti ini?

Seulgi mendekat dan mulai memanggil-manggil nama Wendy. Tapi gadis itu tidak bergerak sedikitpun. Seulgi mendekatkan jarinya kebawah hidung Wendy.

"Napasnya tidak ketara!" Ujar Seulgi panik.

Seulgi menaruh jemarinya diatas nadi pergelangan tangan Wendy. "Orang yang terlelap memang memiliki denyut yang lemah, tapi tidak selemah ini!" Lanjutnya.

Leeteuk mencondongkan tubuhnya keluar ruangan lalu berteriak memanggil beberapa suster disana. Seulgi mengguncang-guncang tubuh Wendy.

Flashback Off

"Son Wendy! Cepat bangun!" Teriak Seulgi. Tangannya masih terus berada dipundak Wendy.

"Ada apa dengannya?" Tanya Leeteuk.

"Kurasa dia pingsan."

"Apakah jadwal operasinya sedang padat akhir-akhir ini?"

"Ya! Ditambah dengan lak--"

"Dengan apa?" Tanya Leeteuk penasaran.

"Eum, ditambah dengan makannya yang tidak teratur." Jawab Seulgi.

Terdengar suara erangan kecil Wendy. "Wendy!" Seulgi menatap mata Wendy.

"Oh terima kasih Tuhan! Kau masih hidup!" Seulgi refleks memeluk Wendy.

Wendy masih mengerjapkan matanya, semuanya masih terlihat cukup samar untuknya. Tapi paling tidak kupingnya tidak berdengung seperti beberapa saat yang lalu.

"Apa yang terjadi?" Tanya Wendy lirih.

"Kurasa kau kelelahan." Jawab Seulgi.

Wendy kembali mengerjapkan matanya. "Operasi! Bagaimana dengan operasinya?" Wendy membulatkan matanya.

"Masih ada 20 menit lagi dan ku harap kau tidak melakukannya untuk saat ini." Tutu Leeteuk.

MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang