Chapter 7

1.3K 246 24
                                    

"Tunjukan kepada mereka, ancaman yang sebenarnya."

ㄴㄱㄴㄱㄴㄱ

Kai tersentak begitu pintu ruangan dibuka secara paksa. Gagal sudah rencananya mendengar pembicaraan Chanyeol dan Donghae. Bahkan sekarang, Kai hanya bisa melihat wajah geram Chanyeol.

"Kai!" Panggil seseorang.

"Oh! Xiumin-hyung." Balas Kai.

Xiumin berjalan mendekati Kai sambil merapihkan jas hitamnya. "Kudengar Chanyeol berbuat kesalahan lagi. Di mana dia?"

"Sudah pergi. Persis sebelum hyung datang."

Xiumin menghela napas. "Di mana dia sekarang?"

"Tadi ku lihat dia pergi ke arah sana. Mungkin akan mencari udara segar."

Xiumin melihat arah telunjuk Kai lalu mulai melangkah pergi. Kai menahan lengan Xiumin sebelum dia benar-benar pergi.

"Jangan memaksanya. Aku sempat melihat pisau dari dalam sakunya."

"Aigoo.. memangnya apa yang sudah dia lakukan?"

Kai mengedikan bahu. "Seorang gadis bernama Wendy membuatnya kehilangan akal. Donghae-hyung bilang, Chanyeol hampir mengungkapkan identitasnya."

"Gadis? Maksudmu, perempuan?" Tanya Xiumin.

"Ya, menarik bukan? Seorang laki-laki yang berbahaya pergi mendekati makhluk paling berbahaya." Balas Kai.

"Sepertinya kali ini aku tidak bisa membantu."

"Maksudnya kita akan terus membiarkan Chanyeol seperti itu?"

"Tidak, bukan begitu maksudku." Xiumin terkekeh.

"Biarkan saja dia menyelesaikan masalahnya dengan perasaan. Bukan dengan kekerasan." Lanjut Xiumin.

ㅡ ㅡ

"Lee Donghae sialan." Gumam Chanyeol disepanjang koridor.

"Bajingan!" Umpatnya.

Dari awal bukan Chanyeol yang meminta untuk dilahirkan dari keluarga seperti ini. Keluarga yang selalu menjunjung tinggi kekuatan dan kekuasaan. Bukan Chanyeol yang meminta untuk dilatih menyakiti sesama, bukan Chanyeol yang meminta untuk dijadikan penerus usaha ilegal keluarganya. Jadi apa salahnya untuk hidup bebas seperti apa yang dia mau?

Chanyeol juga ingin mencari jati dirinya, umurnya masih muda, masih banyak hal yang ingin dia lakukan. Termasuk berkenalan dengan orang baru. Beruntung tugasnya saat itu membuatnya mengenal Wendy.

Ah.. dan sekarang pikirannya kembali kacau mengingat acaranya yang berujung kegagalan. Yang ada dipikiran Chanyeol adalah, mengakhiri kencan dengan mengantar Wendy pulang ke rumah. Bukannya mengantar gadis itu kembali ke rumah sakit.

Chanyeol memukul dinding di sampingnya. Matanya terpejam untuk beberapa saat, napasnya masih saja berderu.

"Lalu siapa yang akan menyimpan data ini?" Tanya seorang bawahan yang sedang berbincang di persimpangan lorong.

MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang