"Aku kecewa denganmu." Ujar Wendy.
"Kau mengenalku langsung melalui mulutku, tapi aku mengenalimu dari mulut orang lain." Lanjutnya.
Chanyeol memasukan chip itu kedalam minumannya lalu kembali menegakkan posisi duduknya.
"Aku takut. Apakah kau akan membuat ku kecewa lagi nantinya?"
ㄴㄱㄴㄱㄴㄱ
Chanyeol terdiam di atas tempat duduknya. Membuat seorang wanita kecewa terlebih semua itu karena dirinya, bukan sesuatu yang pernah Chanyeol harapkan apalagi pikirkan. Jujur sebelum mengenal Wendypun hidupnya sudah rumit. Dan sekarang, rasanya seperti tuhan memberikannya setumpuk masalah baru secara perlahan. Entah akan sebesar apa nantinya masalah yang harus dihadapinya.
Wendy menunduk menatap minumannya yang terlihat bergetar saat seorang pelanggan membuka pintu. Orang asingpun akan tahu bahwa tatapannya kini menyiratkan kesedihan. Namun bukan Wendy namanya kalau tidak berhasil menutupi perasaannya.
"Maaf." Chanyeol membuka suara.
Sekali lagi mulutnya menghela napas berat yang panjang. Wajahnya beralih menatap keluar jendela. "Aku tidak bermaksud membuatmu kecewa."
Wendy mengangguk pelan seolah dirinya menerima itu semua.
"Aku sudah mempersiapkan diri untuk memberi tahumu. Tapi sepertinya Donghae mendahuluiku."
Wendy beralih menatap Chanyeol yang masih melihat para pejalan kaki.
"Saat kita pergi menaiki gondola, aku juga sudah ingin memberitahukannya padamu. Tapi Donghae mengalihkan perhatian dengan melukai orang yang tidak bersalah." Chanyeol terkekeh sebentar.
"Seharusnya aku tidak berurusan lagi denganmu, seharusnya aku tidak mengurusi hidupmu lagi. Lihat sekarang, seseorang yang mengecewakan datang dan hanya bisa mengecewakan seorang wanita."
Dilihatnya langit mulai menggelap. Bukan karena hari akan berakhir, tapi karena awan ingin meluapkan tangisannya. Chanyeol menatap Wendy dalam. Untuk pertama kalinya, Chanyeol tidak menginginkan langit berpihak padanya. Dia tidak ingin berbagi kesedihan dengan perempuan dihadapannya.
"Jangan katakan bahwa dirimu mengecewakan. Seseorang terlahir untuk membahagiakan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Bukankah berhasil tumbuh di dunia yang kejam ini adalah sebuah kebanggan? Jadi untuk apa kau merasa kecewa, padahal alam saja menikmatinya." Ujar Wendy.
"Bisakah kau berhenti bersikap baik kepadaku?" Tanya Chanyeol yang dibalas dengan tatapan penuh tanya.
"Agar aku sadar, berada didekatmu hanya membuat kesalahan baru. Sekarang kau dalam bahaya dan aku tidak bisa berjanji untuk selalu melindungimu."
Wendy menyunggingkan senyum tipis. "Aku percaya kau dapat melindungiku. Apapun yang terjadi, aku akan selalu percaya kepadamu." Ucapnya dan mulai menampakan senyum manisnya.
Chanyeol menghirup oksigen sebanyak mungkin. Ditatapkan mata Wendy lebih dalam, lebih lama. Seolah dia akan kehilangan pandangan hangat itu dalam waktu dekat.
"Maaf aku egois, tapi aku tidak ingin melepaskanmu."
ㅡ ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION
Fanfiction(Masih berlanjut dan harus direvisi) Wendy membenci segala hal yang berhubungan dengan kriminal dan ketidakadilan. Dirinya terpaksa menolong Chanyeol, laki-laki dengan pekerjaan kriminalnya, dan segala macam peluru yang tersimpan di dalam sakunya. "...