Playlist: Charlie Puth - Dangerous.
..
Bryan Prov
New York City, Amerika Serikat
12.26 am"Aku mencintaimu, Karen.'' kataku membuat Karen tak percaya.
''Aku merasa nyaman, setiap berada di dekatmu. Will you be mine, Karen Jeniffer Avery?'' lanjutku penuh yakin.
Karen masih bungkam untuk membalas perasaanku. Dia tak mengatakan apapun dan hanya menuduk kan wajahnya ke bawah. Sialan, entah mengapa, aku mengungkapkan perasaanku secepat ini. Aku hanya ingin Karen milik ku saja, tidak yang lain. Ku akui aku memanglah egois. "Bagaimana dengan jawabannya, Karen? Sekarang aku ingin mendengar jawaban-mu, apapun hasilnya, aku terima." kataku gelisah.
Karen sempat terdiam lalu mengatakan. "Oh—mm.. tentu. Aku juga menyukaimu, tapi tidak lebih, hanya sebagai teman."
Sialan, Karen baru saja menolak perasaanku membuat hatiku kecewa. Apakah dia menganggapku sebagai candaan? Persetan, aku tidak akan menyerah begitu saja. "Kau tidak merasakan apa - apa Karen, saat aku melalukan itu?''
''Ti—tidak denganku." balas Karen yang membuatku kecewa lagi.
"Baiklah, kita masih menjadi teman," terang ku seolah terlihat biasa saja.
''Terima kasih, Bryan.'' Aku merasa kecewa dengan jawabannya. Tapi, aku sudah mengatakan bila aku tidak akan mudah menyerah. Akan ku lakukan semampuku untuk membuktikan ke sungguhan hatiku padanya.
"Kita jadi berangkat, tidak?'' tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Maaf sekali, Bryan. Sepertinya aku tiba - tiba merasa tak enak badan. Aku ingin istirahat saja di rumah." balas Karen yang terlihat pucat.
"Kau sakit? Kalau begitu aku akan mengantarkanmu menuju kamarmu, boleh?" tanyaku panik.
"Tidak, Bryan. Aku masih bisa sendiri.'' tolak Karen halus.
"Sebentar, Karen. Aku akan menghubungi Dokter pribadiku terlebih dahulu untuk ke—" kataku terpotong.
"Tidak perlu, Bryan. Lagi pula ada Bibi Ann yang akan merawatku,'' sambung Karen.
Sialan, Karen memanglah gadis yang keras kepala. Aku pun menggendong tubuh gadis keras kepala itu ala Bride style untuk menuju ke kamarnya. ''Bryan, sudah ku katakan tidak perlu.''
Aku pura - pura menghiraukan ucapannya. ''Apa kau mendengarkan ucapanku, tuan besar?''
Saat sudah hampir dekat dengan kamarnya Karen mengatakan. "Turunkan aku, Bryan. Aku masih bisa sendiri." Aku kembali pura - pura tak mendengar ucapan Karen lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Supermodel!
RomanceKaren Kertanegara. Kehidupan gadis cantik yang berparas cantik bak model papan itu nyaris sempurna. Bagaimana tidak? Terlahir dari keluarga kaya raya serta memiliki orangtua yang sangat menyayanginya, dan memanjakannya. Namun, semua mendadak lenyap...