Jemarinya yang amat dingin ketika menyentuh wajahku sangat kontras dengan nafasnya yang terasa hangat di depan hidungku. Mendadak bulu tengkukku mengejang bersamaan dengan kedua bibir kami yang bersentuhan. Jantungku berdegup kencang dan aliran darah terasa mengalir cepat menuju otakku. Begitu bergairah hingga aku tak sadar menutup mataku beberapa detik, menikmati ciuman ini.
Ciuman pertamaku.
Perlahan ia mundur masih sambil merengkuh wajahku dengan tangannya yang dingin. Tiba-tiba tatapannnya berubah sendu. Ia menunduk, "Tuan Putri, apakah aku akan di penjara karena telah melakukan ini?"
"Jika itu terjadi, aku akan rela bersamamu di penjara selamanya, Pangeran." Jawabku penuh ketulusan. Senyuman pun kembali merekah di bibirnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bloody Throne
Ficção HistóricaDi kastil itu, terbenamnya mentari telah menjadi saksi cinta Pangeran dan Tuan Putri. Mereka saling mencintai dan berjanji sehidup semati. Namun, tiba-tiba Pangeran memilih berkhianat, meninggalkan Tuan Putri dengan tahta yang berdarah. Welcome to y...