Bagian 1

2.3K 56 1
                                    

Aku adalah apa yang kamu lakukan terhadap ku. Jika itu baik untuk-ku? Akan ku balas 2 kali lipat dari yang kau perbuat.


******

Sedikit memijit keningku yang terasa sangat berat.

Kling..

> Dean Novanza
Nonton yuk ...

Dua kalimat yang sangat berhasil meluapkan kepenatanku terhadap tugas. Bolehkah aku piknik?

> Dean Novanza
Nonton yuk ...

> Me
Sabtu ini?

> Dean Novanza
Oke.. semangat tugasnya! Gue futsal dulu.

Entah mengapa pesan darinya membuat semangatku kembali terisi. Malam semakin larut tapi entah mengapa mataku tak kunjung terpejam. Sebenarnya apa yang terjadi dengan ku. Tanpa tersadar pesan-pesan singkat darinya menjadi kebutuhan yang wajib untukku.

Kling..

Dahiku berkerut melihat siapa yang mengirimi ku pesan.

>Keynan Pratama
Besok dirumah Na?

Tumben dia mengirimi ku pesan. Aneh, manusia hangat macam dia mengirim pesan untuk pertama kalinya.

>Me
Why?

>Keynan Pratama
Ada yang mau gue kasih, jangan kemana-mana.

**********

Mengintip jam mungil berwarna biru yang hinggap dipergelangan tanganku. Antara aku yang kepagian atau mereka yang kesiangan. Melihat sekeliling area kampus yang masih terbilang sepi.

"Dorr!!"

Bian tersenyum hangat untuku pagi ini. Ternyata dia manusia ke dua yang kepagian sama sepertiku. Aku hanya menatap wajahnya mencari tau apa yang sedang ia pikirkan dalam benaknya. "Kenapa?"tanyanya.

"Enggak, lo aneh." Ucapku

Bian kembali menampilkan giginya yang rapih dan bersih. "Kali ini apa yang lo pikirin?"tanyanya yang kembali membuatku mengerutkan dahi. Bian sedikit merunduk berusaha menyamaratakan posisi kami. Menatap mataku lama semakin membuatku bertanya-tanya apa yang sedang dia pikirkan dan berusaha tenang.

Sedetik kemudian, Bian kembali tersenyum menegakan tubuhnya kembali. "Hah, gak ngerti gue" ucapnya berbalik meninggalkan aku yang masih berdiri di koridor depan kelas.

"Dia kenapa si?"

"Gak tau,"ucap seseorang.

"Kaget!" Sedikit terlonjak melihat sumber suara yang berasal dari belakangku. Dian! Memicingkan ke dua matanya menatapku penuh curiga. "Bener kan, dia suka sama lo!" Bisiknya lagi dengan mendesis.

Memutar bola mata malas meninggalkannya sendiri. Hari sabtu yang sangat menjengkelkan untuk pagi hari. Tapi sepertinya, setiap hari semasa kuliah adalah hal menjengkelkan bagiku.

Waktu berjalan begitu cepat, tak sadar menelungkupkan kepalaku lagi pada meja. Sangat malas rasanya...

"Permisi, perhatian!" Teriak seseorang yang tak ku lihat wajahnya. Hanya fokus mengistirahatkan otakku yang terasa amat lelah.

RainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang