Chapter 3

161 14 0
                                    

"Baek, gigimu..."

"Kenapa, Chan? Ada apa dengan gigiku? Apa ada yang terselip disana?" tanya Baek sambil memegang giginya pelan.

"Ani, Baek... Gigimu tajam. Sangat tajam. Bahkan kau terlihat menakutkan dari kejauhan. Kukira memang ada yang menempel. Namun, setelah kulihat lebih jelas... Gigimu tajam, Baek. Seperti singa."

"Chincha? Apakah benar? Chan, ayo pulang... Aku mau bercemin apa yang terjadi dengan gigiku... Palli, Chan..."

Di rumah Chanyeol...

"Ah, kau benar, Chan... Gigi taringku benar-benar lancip dan tajam. Kenapa bisa seperti ini? Padahal sebelumnya tak ada gigi taringku yang seperti ini. Tajam... Ah..." teriak Baek saat tangannya terluka, tertusuk giginya yang tajam itu. Chan membawa obat merah dan perban. "Gomawo, Chan... Ah, mungkin Suho hyung tahu apa penyebab kejadian ini. Gajja, Chan..."

"Eomma, aku kembali bermain bersama Baek... Aku pergi..." teriak Chan pamit pada ibunya.

"Ne, Chan... Hati-hati di jalan."

Di rumah Suho bersama Xiumin dan Chen...

"Kenapa dengan gigi taring ini, hyung? Kenapa dia muncul tiba-tiba dan selancip ini?" tanya Baek pada Suho. Namun, orang yang ditanya hanya tersenyum. Seakan-akan ia sangat bahagia dengan kemunculan gigi taring yang tajam ini. Chan dan Baek heran dibuatnya.

"Baek, Chan... Gigi ini tumbuh disebabkan oleh pengaruh perubahan wujud manusia menjadi vampir. Ah, Chottha, Baek... Kau bisa menjadi kawan kami saat berburu. Xiu, Chen, kita punya teman berburu yang baru."

"Mwo? A.a.aku... V.vampir? Bagaimana mungkin, hyung? Aku manusia biasa... Gigi taring ini mungkin hanya tumbuh terlalu cepat. Kau tak bisa menyimpulkan secepat itu, hyung"

"Ah, Baek... Aku sudah 5 tahun menjadi seorang vampir. Bagaimana aku bisa salah mengira jika itu bukan gigi taring vampir... Sudahlah, kalau kau masih tak percaya, silahkan kau tunggu beberapa hari. Kau akan menginginkan darah, untuk makananmu."

"Siapa kawan berburu itu, Suho? Baek, Chan? Kenapa kalian ada disini? Apa salah satu dari kalian adalah vampir juga? Atau kalian berdua?" tanya Xiumin datang bersama Chen.

"Baek, hyung. Dia teman berburu kita... Ah, daebak..."

"Baek? Kau? Vampir juga? Ah, suatu kebahagiaan bagi kami..."

"B.ba.baek... Kau... Kau vampir? Kenapa aku tak tahu? Padahal beberapa bulan terakhir ini kita bersama. Tapi, kenapa aku tak tahu? A.a.aku..." ujar Chan ketakutan melihat gigi Baek yang lancip. Kalimatnya terputus saat Baek tiba-tiba berlari keluar dan terus menangis. Chan, Xiu, Chen, dan Suho berlari mengejarnya sambil berteriak meminta agar Baek berhenti.

Baekhyun POV

      Aku berlari dan terus berlari. Terakhir yang kudengar adalah suara teman-temanku yang memanggil-manggil, dan selanjutnya keheningan yang kudengar. Aku menuju ke arah rumahku dulu. Disana tak terawat. Bahkan rumput halamannya kotor dan berantakan. Aku masuk dan menuju ke kamarku. Disana aku menangis sambil memeluk foto eomma dan appa.

"Eomma, appa... Kenapa kalian tak memberitahuku kalau hyungku adalah vampir. Dialah yang menyebabkan aku seperti ini. Dialah yang menggigitku hingga aku tak sadar aku telah menjadi vampir... Chan... Chan... Aku takut kau menjauhiku gara-gara kau tahu aku adalah vampir. Aku tak mau kehilangan kau, Chan... Aku sayang kamu... Selamanya..."

       Kudengar ada seseorang masuk. Mereka ada banyak. Mereka mulai memasuki ruang tamu dengan pelan, dan tak lama kemudian mereka berhasil menemukanku di kamar ini.

"Baek? Kenapa kau disini? Aku sangat khawatir, Baek... Jigeum nan yeogiseo, ulljima, Baek... Jebal..." kata seseorang menenangkanku. Suara itu sangat aku kenali. Namun, aku tetap pada posisiku. Meringkuk dengan kedua lututku yang kupeluk erat.

"Chan... Aku tak mau kau menjauhiku gara-gara aku.aku.a.aku..."

"Ani, Baek... Kita sudah berjanji, kan? Kita akan bersahabat selamanya. Iya, kan teman-teman?"

"Ne, Baek... Tentu saja... Bahkan saat kau telah berubah menjadi vampir atau makhluk apapun. Kita akan tetap temanmu. Bahkan kita tak membenci Suho hyung, Xiumin hyung, dan Chen hyung yang ternyata dari dulu mereka vampir. Ulljima, Baek..." ujar Kai atau Jong In padaku. Aku mengangkat kepala. Disitu aku melihat Suho, Xiumin, Chen, Sehun, Kyungsoo, Kai, dan tentu saja Chan, tersenyum padaku. Aku merasa merekalah yang terbaik dalam hidupku. Mana mungkin aku bisa hidup tanpa mereka ini.

"Aah... Gomawo... Mianhae... Aku sudah membuat kalian khawatir. Mianhae..." ujarku, dan semua temanku mengangguk sambil tersenyum. Mereka bersamaan memelukku dan itu membuatku sangat tenang.

"Baiklah, ayo pulang, Baek..." ujar Chan. Tapi aku masih mau bermain.

"Ani, Chan... Kita main lagi, yukk... Kali ini kita ke rumah Kyungsoo. Boleh, kan?"

"Tentu saja, Baek... Gajja..." ujar Kyungsoo, dan kami pergi ke rumah Kyungsoo bersama.

     Aku senang sekali saat bersama mereka. Entah kenapa, masalah yang dulu selalu datang tiba-tiba dan menyedihkan, sekarang tak ada lagi.

Chanyeol POV

       Aku menggenggam tangan Baek dengan erat. Sungguh menakutkan jika aku tak lagi bisa bersahabat dengannya.  Semua terasa menyenangkan saat bersamanya. Bahkan, ketakutanku terhadap kenyataan bahwa dia adalah vampir, menjadi hilang seketika.

"Chan, ayo kita pulang" ujar Baek. Aku mengangguk dan berpamitan dengan Kyungsoo setelah permainan halma kami sudah selesai.

       Saat kami sudah sampai di rumah, ada tamu. Terdengar eomma sedang bercakap-cakap dengannya.

"Ah, Baek... Kau masih ingat paman, kan? Aku disini mau menjemputmu. Sekarang, akulah yang akan menjagamu dan merawatmu..." ujar seorang pria setengah baya pada Baek. Namun, Baek hanya diam kemudian menoleh ke arahku. Dia seakan-akan berkata tak mau untuk ikut pamannya itu. Aku yang sadar akan hal itu pun mendekati eomma dan membisikinya jika Baek tak mau ikut pergi dengan pamannya itu.

"Ahh... Ahjusshi... B.ba.baek... Tak mau ikut anda... Ah.. Dia memang sedang dekat sekali dengan anak saya, Chan ini... Jadi, sepertinya Baek tak ingin berpisah dengannya. Mohon maklumilah..." kata eomma pada ahjusshi Baek dengan sopan. Dan ahjusshi mengangguk memahami, sambil tersenyum.

"Ne, arraseo... Baek, kau adalah keponakanku. Jadi, bagaimanapun aku harus bertanggung jawab atasmu. Aku akan membayarkan sekolahmu, dan membayar nyonya Park untuk jasanya merawatmu..."

"A.ani, ahjusshi... Tak perlu. Saya tak ingin dibayar. Saya malah senang Baek tinggal disini... Sebab, suami saya sekarang sedang kerja di luar kota... Jadi, saya malah senang jika Baek ada disini. Agar rumah saya tak sepi..."

"Ah, kamsahamnida, nyonya Park... Tapi, biarkan aku saja yang membayar semua biaya sekolah Baek, uang saku dan semua kepeluannya..."

"Ne, ahjusshi... Saya setuju saja dengan anda."

"Ahh... Saya mohon pamit dulu... Mari, nyonya Park..."

"Ne... Mari saya antarkan sampai kedepan." dan disitulah ahjusshi Baek pergi tanpa membawa Baek ikut dengannya. Aku lega sekali. Sebab, aku juga takut ditinggal Baek. Seperti ia takut ditinggal olehku.

"Chan, aku akhirnya masih bisa denganmu... Yeay... Nae haengbokhaeyooo..." ujar Baek. Dia kemudian menarikku ke dalam kamar. Dia mengajakku mengerjakan PR bersama. Karena dia pintar, aku hanya ikut apa katanya. Besok adalah hari pertama sekolah Baek, tanpa orang tuanya.

      Dia terlihat bahagia. Bagai tak pernah ada kejadian yang membuatnya sedih. Seperti orang tuanya yang meninggal bersamaan, dan ia mengetahui bahwa dia adalah seorang vampir gara-gara hyungnya yang kini menghilang.

     Aku sekarang melihat Baek sedang mengendus-endus. Entah apa yang dibaunya. Gigi taringnya muncul lagi, setelah sebelumnya gigi itu bersembunyi.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bagaimana ceritanya? Klo ada yang salah, comment aja, ya... Dan terima kasih udah baca...
.
.
.
.
.
.
.
Annyeong...😘😘😘

Tolong vote EXO, ya...
https://www.dabemetv.com.br/musicawards/

You are Best Friend - EXO VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang