Rory's POV :
"Perkenalkan, nama saya Samuru Shigami."
Samuru, kau kembali.
"Hanya itu saja?" Tanya Buk Guru bingung.
"Iya." Jawab Samuru datar.
"Baiklah, anak-anak. Kuharap kalian mau berteman dengan Samuru. Dan bersikap baiklah kepada Samuru, mengerti?" Kata Guru.
"Ya!!!" Jawab seluruh murid terutama murid perempuan dengan semangat.
"Ng... Meja untuk Samuru..." Kata Bu guru sambil melihat sekeliling kelas.
"Oh! Disini saja, Bu!" Usul murid perempuan yang menunjukkan meja yang kosong tepat disampingnya.
"Tidak! Disini saja!" Kata murid perempuan yang lain yang tak mau kalah.
"Tidak! Disini!"
"Disini!"
"Tidak! Disi-"
"Sudah, sudah! Jangan bertengkar! Biar Ibu yang mencarikan meja untuk-" Perkataan bu guru terpotong karena Samuru mulai berjalan kearah sini, Kearahku. Ia lalu menarik kursi yang kosong di meja tepat disampingku. Lalu ia duduk disana.
"Bolehkan, Bu guru?" Tanya Samuru.
"I-Iya, boleh saja. Tapi, harus ada persetujuan dari Rory dulu." Kata Bu Guru bingung. Samuru langsung menoleh kearahku. Aku gugup.
"Boleh, kan?" Tanya Samuru datar.
"I-Iya." Jawabku yang ikutan bingung.
"Masalah selesai." Katanya sambil mengeluarkan buku-buku yang ia bawa di tasnya.
Seluruh kelas hening.
"Ayo, Ayo! Kita lanjutkan pelajarannya kali ini." Kata Bu Guru yang mulai memecahkan keheningan kelas. Lalu, kami pun memulai pelajaran hari ini.
-TIMESKIP, Jam istirahat-
Seperti biasa, aku pergi ke atap untuk makan bento yang kubawa dari rumah. Aku memang selalu sendirian dari kerumunan orang. Aku sangat suka tempat yang hening dan sunyi karena bisa membantu mendingnkan kepala yang mulai memanas.
"Disini kau rupanya."
Aku langsung menoleh ke sumber suara. Aku terdiam. Dia tahu aku disini?
"I-Iya." Kataku dengan gugup. Ia pun berjalan ke arahku. Lalu, ia duduk disampingku.
"Kalau kau tidak keberatan, aku boleh makan siang disini?" Tanyanya padaku.
"Bo-Boleh, Samuru." Jawabku kepada Samuru.
"Ngomong-ngomong, kalung yang kau pakai bagus. Kau beli dimana?" Tanyanya. Ini kalung yang kau berikan padaku, bodoh. Pikirku kesal separuh sedih, Ia tidak ingat soal kaung ini?
"Ah! Ini, kalung ini diberikan kepadaku oleh sahabatku untuk kenang-kenangan darinya." Jawabku jujur kepadanya.
"Begitu, Sahabatmu itu seperti apa?" Tanyanya. Apa kau tidak ingat? Ini aku.
"Sahabatku itu laki-laki, sangat pendiam, dan ia lebih suka menyendiri daripada bersama dengan orang lain. Tapi dia itu orang yang hangat dan sangat pintar dan tangguh. Ia selalu melindungiku ketika ada anak-anak nakal yang menjahiliku. Dia juga kreatif, kalung ini dia yang buat. Bahkan ia juga pernah membuatku menangis." Memang benar, Ia pernah membuatku menangis.
"Benarkah? Kupikir aku tidak pernah membuatmu menangis." Katanya tiba-tiba. Aku terdiam. "A-Apa maksudmu?" tanyaku bingung.
"Masih belum paham, ya? Ini aku" Katanya yang membuatku terkejut.
YOU ARE READING
Past (Sequel from Rory's Boyfriend)
RomantizmSequel from Rory's Boyfriend. Jika belum membacanya, PLEASEEE!!! Baca dulu!!! Kisah masa lalu Rory bertemu dengan Samuru. Sejak berumur 7 tahun, Rory sudah mempunyai seorang sahabat lelaki dan juga cinta pertamanya. Anak itu sangatlah berharga bagi...