Gadis itu merintih kesakitan, ia menatap ayah, ibunya serta Sungja yang menatapnya cemas. Awalnya ia tak mengerti dengan apa yang menimpa-nya, namun akhirnya ia sadar bila prajurit istana telah melumpuhkannya dengan sebuah anak panah.
"Pergilah...." Lirihnya seraya menatap keluarganya, kedua matanya tampak berkaca-kaca.
"Tidak akan." Ibunya bersikeras untuk tetap disana, namun Yoona tak ingin keluarganya juga mendapatkan luka yang sama sepertinya. Cukup dirinya dan ia pasrah dengan apa yang akan terjadi. Seperti ini lebih baik, keluarganya bebas walaupun ia harus membayar semuanya.
"Kumohon....pergilah....."
Menatap kesungguhan dikedua mata Yoona, seakan-akan putri mereka satu-satunya akan baik-baik saja. Membuat mereka mau tak mau segera pergi dari tempat itu, membawa luka serta rasa penyesalan karena tak berhasil melindungi Yoona.
Dan setelahnya airmata mengalir turun dari kedua pelupuk matanya, ia mencoba bangkit dari posisi-nya. Wajah gadis itu terlihat sangat ketakutan melihat beberapa prajurit yang mengepungnya, ditambah ketika melihat kedatangan Kyuhyun.
Sejujurnya Yoona sudah dipenuhi rasa takut akan dibunuh oleh Kyuhyun, pasalnya pria itu tengah menghampirinya sekarang, dan yang Yoona dapat lakukan adalah merapat ke tembok, berusaha melindungi dirinya sendiri walaupun hal itu sangat percuma.
Kedua mata Yoona terpejam erat ketika langkah Kyuhyun terasa semakin dekat, ia benar-benar merasa pasrah sekarang bila mungkin Kyuhyun akan menghunuskan sesuatu padanya hingga membuatnya tewas saat itu.
Namun yang ia rasakan sama sekali berbeda dengan apa yang ia bayangkan. Kedua mata itu sontak terbuka ketika tanpa diduga, pria itu justru menariknya kedalam pelukannya yang begitu erat.
"Syukurlah..." Bisik Kyuhyun lirih.
Yoona benar-benar terkejut melihat sikap Kyuhyun, ditambah ketika pria itu berucap syukur. Berucap syukur untuk siapa? Dan untuk apa?
"Jeonha tidak membunuhku?" Yoona benar-benar menyesali perkataan yang keluar dari bibirnya, membuat Kyuhyun merenggangkan pelukannya. Pria itu tampak menatap intens Yoona sebelum akhirnya tertawa kecil, hal yang benar-benar tak pernah terjadi pada Kyuhyun.
Dan hal itu juga membuat seluruh prajurit istana termasuk panglima prajurit terkejut bukan main, apakah untuk saat ini mereka boleh berharap agar sikap Kyuhyun berubah?
"Aku tidak akan membunuhmu, tidak akan pernah." Jawab Kyuhyun akhirnya. Ia tampak menggendong Yoona namun terhenti ketika melihat sebuah anak panah menancap di paha Yoona. Raut wajahnya berubah, ia tampak marah.
"Siapa yang melakukannya?" Tanya Kyuhyun, kedua tangannya membelai lembut wajah Yoona.
Yoona menggeleng lemah, "Hamba tak tahu."
Kyuhyun menggeram kesal kemudian mengangkat Yoona dalam gendongannya dengan penuh kehati-hatian. Ia akan membawa gadis ini ke kamarnya untuk diobati oleh tabib.
"Aku akan melepaskan anak panahnya," Bisik Kyuhyun lembut, Yoona hanya mengangguk pelan.
"Ini akan terasa sakit, maka dari itu peluk leherku sesukamu." Lanjutnya, lagi-lagi gadis itu hanya mengangguk dan segera menuruti perkataan Kyuhyun.
Pria itu tak dapat menyembunyikan senyum segarisnya ketika merasakan kedua tangan itu memeluk lehernya kuat, dan semakin kuat ketika ia menarik secara perlahan anak panah itu dari paha Yoona. Namun selama itu sama sekali tak terdengar teriakan kesakitan yang muncul dari bibir Yoona, gadis itu hanya merintih pelan seraya menyembunyikan wajahnya di dada Kyuhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Wind
Romance"Terasa seperti musim semi tak akan pernah datang" "Bahkan setelah itu datang, waktu-waktu dinginku sudah membeku" "Kau seperti itu, kau seperti angin" "Semakin aku mencoba menangkapmu, semakin kau tersebar jauh" "Aku terus memikirkan alasan aku tak...