Lvn.07♤

3.9K 331 3
                                    

Sesuai perjanjian tadi saat dikantin, V mengantar Rose pulang saat ia melihat Rose baru saja selesai dengan kelas akhirnya.

"Maaf oppa,pasti lama." Berlari kecil ke arah V

Membuka pintu untuk Rose,lalu menjawab "Tidak juga. Aku juga baru beberapa menit lalu keluar."

Memilih hanya bergumam dan masuk ke dalam mobil. Setelah memastikan Rose duduk dengan nyaman,V menutup pintu,lalu mengitari mobil untuk menuju kursi kemudi. Melaju dengan kecepatan sedang membelah kepadatan Seoul.

"Rose,apa kau ingin berkunjung ke suatu tempat atau langsung pulang ?"

"Hmm,sepertinya ke supermarket dulu Oppa. Bahan persediaan di rumah ku sudah habis. Tidak apakan ?"

Tanpa menjawab pertanyaan Rose, V pun mencari supermarket yang terdekat ditempat mereka sekarang. Rose hanya diam saja,karena ia tahu sekarang bahwa V sedang mencari supermarket untuk membawanya kesana.
Setelah sampai,mereka pun bergegas masuk.
Sudah beberapa menit didalam sana, Rose terlihat menoleh ke kanan ke kiri,kesana kemari untuk mencari bahan. makanannya. Sedangkan V,dia hanya mengikuti yeoja itu tanpa niatan sedikit pun untuk membantu.
V merasa ia sedikit haus,dengan begitu ia berjalan meninggalkan Rose untuk menuju pantry minuman. Mengambil sebotol green tea milk instan,dan ingin menghampiri Rose lagi. Tapi kegiatannya terhenti saat mengingat sesuatu

Apa aku mengambilkan juga untuknya ? Mungkin dia merasa haus sepertiku. Hmmm,ya sudah aku ambilkan saja.
Batin V

Lalu segera menuju tempat Rose lagi. Membuka minumannya,lalu meminum sampai setengah botol. Ia termasuk seseorang yang mudah haus ngomong-ngomong. Saat menutup botolnya kembali,ia melihat Rose sedang kesulitan meraih sesuatu di pantry teratas. Ia menghampiri Rose,sambil memindahkan minuman ditangan kanannya,menjadi ditangan kiri. Meraih sesuatu itu dari belakang tubuh Rose. Rose yang merasa terkejut ada yang membantunya,menoleh ke belakang dan melihat V mengarahkan benda berupa olive oil yang berusaha ia gapai tadi sudah di depannya. Mengambil lalu meletakkan di troli dorong.

"E-eum,thanks oppa"

V hanya membalas dengan gumaman. Dan teringat jika ia mengambilkan air tadi segera memberikannya pada Rose

"Oh for you. Maybe you feel thirsty."

Rose mengangguk kepalanya,lalu mengambil minuman tersebut.

"Apa sudah selesai ? Atau ada yang masih kau butuhkan lagi ?"

"Hm sepertinya sudah semua oppa"

"Baiklah,sebaiknya kita membayarnya"

Mereka pun berjalan beriringan menuju tempat pembayaran yaitu kasir. Selagi melihat Rose membayar, V memilih menunggu di pintu keluar. Jika ia berada disitu,mungkin akan menghalang para pembeli yang ingin membayar,pikirnya.
Setelah selesai membayar,Rose pun segera menghampiri V.

"Let's go home oppa"

V hanya menganggukkan kepala. Tapi sebelum ia beranjak dari sana,ia mengambil beberapa bungkusan dari tangan Rose. Rose yang melihat segera melarang,merasa tidak enak.

"Biar aku saj-"

"Let me help you, Rose. Don't be so uncomfortable."

"Eumm,okay"

Rose pun membiarkan V membawa beberapa bungkusannya.

.
.
.
.
.
.
.

Disuatu tempat lain,ada seorang namja sedang melihat namja lain yang terbaring lemah dengan beberapa alat medis ditubuhnya. Dan jangan lupa alat penunjuk detak jantung,yang menandakan bahwa namja ini masih hidup.

"Datang lagi ?"

Namja itu dikejutkan dengan kedatang seorang namja yang bisa dibilang tidak jauh dari umurnya dengan memakai jas khas dokter.

"Ne,uisa. Bagaimana perkembangannya ?"

"Lebih membaik. Walaupun belum ada tanda-tanda kapan ia akan bangun dari komanya."

"Untuk saat ini aku bersyukur ia tidur,uisa."

Dokter yang sedang memeriksa pasiennya itu terpaksa berhenti mendengar ucapan dari wali pasiennya tersebut.

"Kenapa begitu ?"

"Itu menyelamatkan dia dari kematian kedua yang menunggunya. Jika orang itu tahu,dia masih hidup. Aku tidak tahu  bagaimana cara menyelamatkannya lagi,setelah dengan sandiwara seakan-akan ia sudah mati selama ini"

"The business world is really horrible. Just because the company,killing each other to get the highest place."
Dokter bername tag Park Bogum itu mendengus.

"Beruntunglah anda saat ini memasuki dunia kedokteran,Park uisanim"

.
.
.
.
.
.
.

"Gomawo oppa,sudah mau mengantarku"

"Hm,tidak masalah. Masuk,dan istirahatlah. Akan sangat susah jika kau jam segini belum istirahat,dan aku akan mendapat ocehan dari Jimin."

"Memang apa ada masalah dengan ocehanku,tuan muda Kim ?"

Rose dan V pun menolehkan kepala ke belakang setelah mendengar suara Jimin. Bukannya ia mengatakan akan pulang larut ?

"Eo oppa,sudah pulang ? Tidak jadi larut ?"

"Suga hyung menyuruh oppa pulang dan menemani mu. Ia yang akan pulang larut. Oppa keberatan sebenarnya,tapi dia memaksa."

"Ooh,ya sudah aku masuk dulu oppadeul."

Setelah melihat Rose masuk. Jimin pun mengarahkan pandangan ke V

"Kalian berkunjung dulu tadi ke supermarket ?"

"Hm. Aku menawarkan apa dia mau berkunjung. Dan dia bilang supermarket,karena bahan persediaan makanannya sudah habis."

"Baiklah. Sebaiknya kau pulang,dan istirahatlah. Thanks sudah mau mengantar Rose. Oh,dan sampaikan salamku pada Kim abeoji."

V terkekeh pelan. Dan segera menuju mobilnya setelah memberi gestur "ok" pada Jimin.
Jimin hanya tersenyum tipis melihat V seperti itu. Dan segera memasuki rumah.

"V oppa sudah pulang ?"

"Yap. Apa kau nyaman bersama V ? Berhubung kau tidak pernah bertemu dengannya."

"Not really. V oppa tidak terlalu banyak bicara"

Jimin hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Rose. Sambil membantu menyusun barang belanjaan.

Sekarang memang. Dulu tidak
Batin Jimin

Seperti mengingat sesuatu,Rose pun bertanya pada Jimin.

"Oppa,apa V oppa anti skinskip ?"

"Hm ? Anti skinship ? Memangnya kenapa ?"

"Tidak. Kemarin aku hampir jatuh dan ia menolongku. Tapi karena V oppa kehilangan keseimbangannya membuat eum... Yah posisi kami eum uhh"

"What ? Kenapa dengan posisi kalian ?"

"Hug" kata Rose sambil menundukkan kepala

Jimin tertawa keras melihatnya. Apa-apaan dengan ekspresi sepupunya ini ?

"Thats not funny!"

"Ah baik-baiklah. Dia tidak anti skinship. Dia hanya...hm how i explain it ? Hmm.. Tidak terbiasa ? Mungkin. Apalagi terhadap yeoja. Terkecuali his mom tentu saja."

"Tidak terbiasa ? Kan V oppa tinggal diluar negeri,seharusnya terbiasa bukan ?"

Rose bertanya lagi,sambil memberikan teh hangat yang dibuatnya tadi ke Jimin. Lalu berjalan menuju ruang tamu.
Jimin menerima,dan mengikuti Rose. Lalu mendudukkan diri di depan sang adik.

"Tinggal disana,bukan berarti bisa terbiasa. Lagi pula dia ada alasan seperti itu."

"Alasan ? Alasan apa maksudnya oppa ?"

"Belum saatnya. Nanti bisa kau tanyakan ke dia sendiri,atau dia yang akan beritahu kepadamu."


~Tbc~

Leven (TaeRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang