Lvn.02♤

7.5K 575 14
                                    

Menikmati malam hari di luar rumah,pilihan tepat untuk menenangkan pikiran. Setidaknya itu pemikiran untuk seorang pria bernama V ini. Dari beberapa jam yang lalu ia hanya mengelilingi kota Seoul tanpa tujuan. Dan sekarang disinilah dia. Disebuah kedai makanan sederhana untuk mengenyangkan perutnya yang sedari tadi meronta untuk diisi. Ia memilih kursi yang sedikit berada jauh dari pengunjung lainnya dan tempat yang cocok untuknya karena bisa melihat sudut kota seoul yang menampilkan beberapa tarian sinar lampu dengan bergantinya warna-warna lampu tersebut.

"Permisi,anda mau pesan apa ?"

"Ah,jajangmyeon"

"Baiklah,jajangmyeon satu. Permisi"

"Ah ne."

Sambil menunggu datangnya makanan,ia memilih menidurkan kepalanya diatas meja. Menyamankan posisi senyaman-nyamannya. Lalu berpikir apa yang harus ia lakukan setelah ini. Jujur ia merindukan sahabat-sahabatnya. Tapi ia tidak tahu bagaimana menghubungi mereka. Ia kehilangan kontak dengan mereka,karena di Belanda ia pernah kehilangan ponselnya. Dan bisa kembali memiliki ponsel setahun setelahnya. Ia sengaja tidak memberitahukan ibunya soal itu dan mengatakan selama setahun tersebut ia sangat sibuk. Tapi ia kehilangan kontak sahabatnya.
Dan sekarang ia hanya tahu rumah satu sahabatnya. Karena dari berita yang ia dapatkan sahabatnya yang lain sudah memilih hidup sendiri dan tidak tinggal bersama orang tuanya. Ia berharap satu sahabatnya ini masih tinggal dengan orang tuanya.

Baiklah,aku akan ke rumah Suga hyung nanti. Semoga saja dia tidak pindah seperti yang lain. Kalaupun pindah aku akan meminta kontaknya dengan eommonim.

"Permisi,ini makanan anda."

"Ne,kamsahamnida."

□□□

Taman belakang rumah perempuan ini sekarang dipenuhi oleh beberapa orang pria. Satu diantaranya adalah kakak sepupunya,dan yang lain adalah teman dari kakaknya itu. Mereka mengadakan pesta barbeque sederhana untuk menikmati malam hari yang dipenuhi dengan bintang ini. Ia sedang menyiapkan bahan-bahan untuk barbeque,salah satu teman kakaknya membantu menyiapkan tempat pemanggangnya,yang lain membantu menyiapkan tempat untuk mereka duduk nanti. Sesudah ia mengambil bahan tersebut,ia pun keluar untuk berkumpul dengan yang lain. Ia tersenyum melihat bagaimana perilaku-perilaku gila teman kakaknya itu. Tapi saat ia melihat ke arah lain,ia melihat kakak sepupunya sedang memperhatikan ponselnya dengan tidak semangat. Dan ia pun memilih menghampirinya.

"Waeyo,oppa ? Kenapa oppa tidak bergabung dengan yang lain"

"Aniyo,oppa hanya menunggu sahabat oppa yang lain. Sudah beberapa tahun ini ia tidak ada menghubungi oppa,bahkan yang lainnya."

"Ah,V oppa. Mungkin ia sedang sibuk oppa. Oppa pernah bilangkan bahwa berkuliah diluar negeri itu sangat sulit."

"Tapi seharusnya sekarang ia sudah lulus,Rose. Ia seumuran dengan oppa. Dan bahkan mungkin ia lulus lebih cepat dari oppa karena ia lebih pintar."

Perempuan yang dipanggil Rose ini pun terdiam. Benar kata Oppanya, mereka seumuran,tidak mungkin orang tersebut belum lulus sedangkan kakak sepupunya sudah lulus. Ia melihat kakak sepupunya pergi dan bergabung dengan temannya yang lain.
Ia menghela napas,oppanya selalu saja seperti itu jika bersangkutan dengan orang yang sangat ia sayangi. Bahkan melebihinya. Lalu ia teringat jika oppanya pernah mengatakan kalau temannya itu tinggal di mansion yang ada di depan rumah barunya sehari setelah ia pindah kesini.

"Jimin oppa, oppa pernah bilang kan kalau teman oppa yang bernama V itu tinggal di mansion depan rumahku ?"

"Emm wae ? Mansionnya selalu sepi,yang ada hanya penjaganya saja. Bahkan ahjumma dan ahjushi Kim pun sulit sekali ditemui sekarang karena kesibukannya."

Leven (TaeRose) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang