20. anak berlindung payung

19 0 0
                                    

disudut jalan kutatap ia

ditengah dinginnya malam, sendiri

berlindung payung dengan udara

menutup diri dengan lestari


hujan mengguyur dirimu

lapar menggerogoti dirimu

tangis berderai dari matamu

yang kian memerihkan hatimu


kemudian, engkau berlari kearahku

bersandar sembari masih memeluk payung

kutatap engkau dengan iba

berteduh dibalik tubuhku

kucoba beri hangat padamu


"terimakasih, karena dirimu penyelamatku

meski lapar ini tetap menyiksa

tapi aku dapat tidur dengan tenang

setidaknya hingga fajar menjelang."


mendengarnya berbicara

aku ingin memeluknya

namun aku tak bisa

karena aku hanya tembok dingin nan kokoh


tidak, jangan menangis

kuatlah engkau hingga esok

kuatlah engkau menahan laparmu

kumohon, tetaplah ... bernapas.


Mimpi SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang