disudut jalan kutatap ia
ditengah dinginnya malam, sendiri
berlindung payung dengan udara
menutup diri dengan lestari
hujan mengguyur dirimu
lapar menggerogoti dirimu
tangis berderai dari matamu
yang kian memerihkan hatimu
kemudian, engkau berlari kearahku
bersandar sembari masih memeluk payung
kutatap engkau dengan iba
berteduh dibalik tubuhku
kucoba beri hangat padamu
"terimakasih, karena dirimu penyelamatku
meski lapar ini tetap menyiksa
tapi aku dapat tidur dengan tenang
setidaknya hingga fajar menjelang."
mendengarnya berbicara
aku ingin memeluknya
namun aku tak bisa
karena aku hanya tembok dingin nan kokoh
tidak, jangan menangis
kuatlah engkau hingga esok
kuatlah engkau menahan laparmu
kumohon, tetaplah ... bernapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Senja
PoetryFresh Poetry Dimimpi senja Aku terbaring Mengukir pena Dalam keindahan Sejuta keelokan