#1

812 103 8
                                    

Kau berdiri di depan pintu apartemen kalian--ya, kalian. Yongguk dan dirimu tinggal dibawah atap yang sama.

Tanganmu sedikit ragu untuk memegang knop pintu, sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka pintu tersebut, dan berjalan masuk.

"A-aku pulang..."ujarmu dengan suara sedikit bergetar, dan yang kau dapati hanya kesunyian.

Tak ada sosok terkasihmu disana.

Kau menggigit bibir bawahmu, melepas sepatu, kemudian segera membersihkan diri.

Entah berapa lama lagi Yongguk ingin seperti ini terus.

Sebenarnya dirimu juga tak mengerti apa yang dipikirkan lelaki itu hingga ia enggan untuk pulang.

Apa karena kejadian waktu itu?

Menurutmu hal semacam itu bukanlah hal yang pantas untuk diperdebatkan. Setidaknya, kau sudah tidak terlalu memikirkannya lagi.

Lantas, bagaimana dengan lelaki asal Tiongkok itu?

.
.
.
Di suatu tempat
Rumah Kenta
.
.
.

"Berapa lama kau akan membiarkannya seperti itu?" untuk kesekian kalinya Kenta bertanya pada sahabatnya.

Sedangkan yang bersangkutan tidak merespon, perhatiannya masih tertuju pada game yang sedang ia mainkan.

"Yongguk. Kim Yongguk."

"Apa lagi, Kenta?" akhirnya pemuda terkait menyahut.

"Apa kau sudah lupa dengan (y/n)? Sudah hampir satu bulan kau menginap disini, dan melupakan dirinya."

Yongguk hanya terdiam mendengar perkataan Kenta.

Kenta salah.

Ia sama sekali tidak melupakan dirimu. Jika ia boleh jujur, di malam tertentu ia akan kesulitan tidur karena pikirannya terganggu oleh kau.

Kau yang tersenyum.

Kau yang tertawa.

Kau yang menangis.

Kau yang selalu ada di sampingnya ketika ia bangun tidur.

Dan kau yang selalu ada kapanpun ia membutuhkanmu.

Pikirannya selalu terusik oleh itu semua.

Dan, satu-satunya jalan menyelesaikan itu semua adalah dengan menonton rekaman video kalian yang tengah bermain dengan kucing.

Terkadang, ia akan tertawa sendiri melihat dirimu yang kaget karena kucingnya tiba-tiba melompat ke pangkuanmu.

Bohong jika Yongguk tidak pernah memikirkanmu.

"Aku masih tidak mengerti, Kenta." Yongguk mematikan gamenya, kemudian mulai fokus pada lelaki asal negeri matahari terbit itu.

"Sebenarnya aku takut. Aku tak ingin melihatnya menangis. Aku tak ingin ia sedih. Aku terlalu lemah." lanjut Yongguk.

"Kau sudah menyakitinya, Yongguk. Sekarang, temui dia dan minta maaflah. Aku yakin (y/n) tidak mungkin benci padamu." Kenta meyakinkan sahabatnya itu.

Tanpa pikir panjang lagi, Yongguk segera bergegas menuju apartemen kalian.

.
.
.

Dirimu tengah menyantap makan malam yang kau masak sendiri.

Suara televisi menemani dirimu. Kau hanya fokus pada makananmu, dan mengabaikan benda elektronik tersebut.

Kedua matamu tiba-tiba tertuju pada kursi kosong di hadapanmu.

Biasanya Yongguk duduk disana dengan senyuman sejuk yang selalu terukir di bibirnya.

Biasanya Yongguk akan menyuruhmu menghabiskan makananmu.

Biasanya Yongguk akan menunggumu selesai makan, dan ia yang mencuci semua piring dan gelas kotor.

Kau harus terbiasa menjalani hari-hari tanpa Kim Yongguk.

Helaan napas keluar dari bibirmu untuk yang kesekian kalinya.

'Kau dimana, Yongguk..?'

JDAARRR

Suaa petir menggelegar diikuti suara hujan deras mengguyur. Mungkin langit juga ikut bersedih karena dirimu tidak kunjung bertemu dengan Yongguk.

Drrt

Ponselmu yang tergeletak di atas meja bergetar singkat.

Kau membuka notifikasi tersebut, berharap Yongguk menghubungimu.

Alangkah senangnya dirimu saat ini saat melihat pesan darinya.

mine❤

Kau dimana? Apa kau sudah makan?
18:07

Aku akan kesana kurang dari 10 menit, jika tidak, kau boleh marah padaku.
18:07

Senyummu terus mengembang, kau juga bisa merasakan jantungmu akan meledak (?).

Kau hanya merapikan sedikit rambutmu dengan jari, lalu mengaplikasikan sedikit lip balm, tatkala melihat pantulan dirimu di cermin. Karena kau tahu Yongguk tidak suka jika kau berdandan.

Sekarang pukul 6 lebih 10 menit.

3 menit sudah berlalu. Dengan perasaan gugup, kau menunggu tunanganmu--Kim Yongguk.

Kau berbaring di sofa sembari memeluk bantal dengan erat--tak kuasa menahan rasa bahagia di hatimu. Namun, perlahan rasa khawatir mulai menghantuimu.

Apakah Yongguk baik-baik saja?

Matamu tertuju pada pintu kaca geser menuju balkon. Bisa terlihat jelas hujan deras mengguyuri kota Seoul saat ini.

Pukul 6 lebih 12 menit.

Dengan perasaan khawatir kau menunggu kedatangan Yongguk.

.

.
.

Hai hai hai! Saya kembali bawa koko JBJ nih -w-)/
Kebetulan dia bias saya :')
Btw ini karya kedua saya setelah Regret;  [Wanna One ft. NU'EST W] bisa dicek di profil :3

Gimana? Apakah bagus? Ato jelek :')
Maaf kalo kalian kurang suka dengan gaya bahasa saya yang ribet karena saya mah emang gitu :')
Saya bukan gue-lo style maapkeun :')

Semoga kalian suka ya! Jangan lupa vomment dan add ke library kalo suka! ^^

Kira-kira kenapa ya koko kayak gitu?;)

keiheicho

Sorry; Kim Yongguk x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang