#2

538 93 3
                                    

Drap

Drap

Drap

Langkah demi langkah dilalui Yongguk.

Saat ini ia sudah tiba di lobi apartemen, dengan nekat ia menerobos kerumunan orang-orang dan terus berlari menuju lift terdekat.

Oh betapa bersyukurnya ia lift terbuka tepat di depannya. Tanpa membuang-buang waktu, ia segera masuk ke dalam lift tersebut dan menekan tombol 8.

Kaki Yongguk tak henti-hentinya mengetuk-ngetuk lantai lift. Tangan kirinya yang memegang sebuket bunga kesukaanmu--yang sebenarnya sudah rusak karena kehujanan--.

Matanya kembali memperhatikan arloji yang terletak di tangan yang sama.

Orang-orang yang berada di dalam lift menatap Yongguk dengan tatapan heran, tak sedikit dari mereka yang bertanya-tanya dalam hati.

Tatkala lift tiba di lantai 8, Yongguk segera berlari menuju apartemen kalian.

Setibanya Yongguk di depan pintu apartemen kalian, ia terdiam sejenak sembari menundukkan kepalanya sedikit.

Tak mempedulikan dirinya yang sekarang basah kuyup karena ia menerobos hujan selama perjalanan dari rumah Kenta ke sini.

Tangannya hendak mengetuk, namun terhenti sesaat. Ia menghela napas, kemudian mengangkat kepalanya.

Tok

Tok

Tok

Yongguk sedikit merapikan rambut dan pakaiannya yang berupa kaus oblong berwarna putih, celana jeans dan jaket hitam. Bukankah dia lebih tampan dengan rambut sedikit acak-acakan? //plak

.
.
.

Kau yang sedang menyiapkan 2 cangkir teh hangat mendengar suara pintu diketuk, langsung menghentikan kegiatanmu, dan segera bergegas membukakan pintu untuk sang tamu.

Pintu terbuka, dan menampakkan sosok Kim Yongguk dengan penampilannya yang kacau.

Namun tetap terlihat tampan di matamu.

"Hai." sapa Yongguk.

Kau yang tidak tahan lagi, langsung memeluk sosok lelaki di hadapanmu dengan erat, seraya membenamkan wajahmu ke dadanya--tak mempedulikan jika nanti kau juga akan kebasahan.

Sempat dikejutkan oleh aksimu, perlahan tapi pasti ekspresi Yogguk melembut. Ia membalas pelukanmu, kemudian mengecup puncak kepalamu penuh arti.

"Kau bodoh... Yongguk bodoh.. Aku membencimu.." ujarmu sembari memukul pundaknya pelan.

Yongguk yang mendengar kalimatmu hanya terkekeh. "Aku juga menyayangimu. Lihat aku." ia melepas pelukannya, membuat mata kalian bertemu.

Kedua tangannya ia taruh di pundakmu sembari menatap kedua manik indahmu dalam.

"Aku minta maaf."

"..."

"Maafkan aku karena aku terlalu bodoh. Maafkan aku karena aku meninggalkanmu begitu saja. Maafkan aku karena aku membuatmu sakit. Maafkan aku karena aku terlalu lemah. Maafkan aku karena aku belum bisa menjagamu dengan baik. Maafkan aku karena membuatmu menangis." Yongguk mengatakan semua yang ada di benaknya.

Kau terdiam tatkala ia menyelesaikan perkataannya. Tanpa kau sadari, air matamu sudah membasahi pipimu.

Yongguk segera menghapus air matamu dengan ibu jarinya, dan sukses membuatmu menatap matanya untuk yang kedua kalinya.

"Jangan menangis, (y/n).. Maafkan aku, ya? Kau mau memaafkanku, kan?" tanyanya.

Tentu saja kau menganggukkan kepalamu.

"Ah iya, ini untukmu. Tapi, kurasa ini sudah tidak layak untuk kau terima.." Yongguk memberimu buket bunga yang ia beli tadi, yah meskipun sudah hancur.

Kau hanya tertawa kecil melihatnya.

"Tak mungkin aku menolaknya." kau mengambil alih buket tersebut dari genggaman lelaki itu.

"Kurasa kau tidak perlu--hacim!" kalimat Yongguk terpotong karena ia baru saja bersin.

Teringat akan kondisi lelaki itu saat ini, kau langsung menyuruhnya masuk ke dalam.

Beruntung kau baru saja menyiapkan teh hangat.

Yongguk duduk di kursi meja makan sembari meniupi kedua telapak tangannya. Kau pergi meninggalkan Yongguk sebentar untuk mencari handuk dan baju ganti.

Mata lelaki itu tertuju pada coklat panas yang terletak di meja makan.

Terlihat enak, pikirnya.

Tak lama kemudian, kau datang dengan handuk kering dan sepasang piyama.

"Ah, (y/n).. Tak usah repot-repot. Aku akan mandi saja setelah ini. Terimakasih, ya." Tangan Yongguk mengambil handuk dan piyama tersebut, lalu mengacak-acak rambutmu dengan tangan satunya.

"Nanti kau masuk angin." ujarmu sedikit memanyunkan bibir. Jujur saja, kau sangat khawatir dengan kondisi Yongguk saat ini. Bibirnya sedikit membiru, kulitnya pucat.

"Iya iya, deh. Aku mandi sekarang."

Sementara Yongguk sibuk membersihkan dirinya, kau menjemur jaket Yongguk di balkon.

Selesai menjemur jaket lelaki itu, kau berdiri disana sembari menikmati pemandangan malam kota Seoul dari atas balkon apartemen kalian.

Langit malam dihiasi bintang bertaburan yang akan membuat siapapun betah melihatnya.

Beberapa menit berlalu dan kau masih berdiri disana. Entah apa yang kau pikirkan, kau tetap memandangi langit bertaburi bintang malam itu.

....

Yongguk berjalan keluar kamar mandi dengan handuk di lehernya. Ia sudah mengenakan piyama putih berpola garis-garis berwarna abu-abu.

Tak sengaja pandangannya menangkap dirimu yang sedang berdiri di balkon.

Yongguk seketika terpana melihat sosokmu dari belakang. Kau nampak Indah dalam balutan piyama berwarna [f/c], dan rambutmu bergerak mengikuti arah angin yang bertiup.

Bagaimana bisa ia meninggalkan gadis secantikmu?

Bagaimana bisa ia meninggalkan gadis yang ia cintai?

Hanya ia yang bisa menjawab.

.
.
.

Ciee yang apdet kilat :v
Koko bisa-bisanya jahat gitu ya :') untung udah balik lagi^^

Jangan lupa vote dan comment! Add ke library klo suka^^

keiheicho

Sorry; Kim Yongguk x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang