#7 - (y/n)

323 71 18
                                    

Your POV

Aku berjalan menuju meja kantorku dengan langkah gontai. Penampilanku hari ini sangat kacau. Mataku memerah dan sembab, kantung mataku terlihat jelas, wajahku pucat, aku juga tidak merapikan rambutku dengan benar.

Banyak pegawai menatapku dengan tatapan heran atau mungkin.. Aneh? Karena selama aku bekerja disini, aku terkenal dengan dandanan yang rapi.

Lihatlah aku sekarang.

Menjijikan.

"(y/n)-noona~"

Suara itu-_-

"Kau mau apa--" aku menolehkan kepalaku kearah lelaki yang meja kerjanya bersebelahan denganku. "Dae. Hwi. Ya." aku menekan setiap suku kata.

Dia terkejut tatkala melihat wajahku sekarang.

"Ya Tuhan apa yang terjadi padamu?!" serunya.

Aku memasang wajah datar.

"Selamat, karenamu semuanya berantakan." ucapku singkat sebelum memalingkan wajah kemudian mengusap wajahku frustasi.

Daehwi-ya tidak menjawab, namun aku bisa merasakan tatapannya padaku.

"(y/n)-ah, bisakah kau--YA AMPUN!" semua orang bereaksi sama tiap kali melihat wajahku. Tak terkecuali sahabatku, Yoon Jisung--penggosip nomor satu di kantorku.

"Halo.." sapaku.

"Apa kau perlu bantuan?"

End of Your POV
.

.

.

Saat ini kau dan Jisung berada di kantin. Ia mentraktirmu makan. Ia juga merapikan penampilanmu.

"Ada apa?" tanya Jisung to the point.

Kau terdiam.

Tak lama kemudian, kau malah menangis kencang membuat seisi kantin terkejut tak terkecuali Yoonjumma yang satu ini.

"Huaaaa!!" tangismu sukses membuat Jisung gelagapan--bingung harus melakukan apa.

Lelaki berusia 27 tahun itu menepuk-nepuk pundakmu guna menenangkan diri dan pikiranmu.

"Jadi.. Apa kau ingin cerita sekarang? Siapa tahu aku bisa bantu." ucap Jisung seraya merapikan rambutmu setelah ia 'memperbaiki' wajahmu.

"Y-yongguk.." ujarmu.

"Tunanganmu? Apa yang terjadi?"

Kau menjelaskan semua yang terjadi kemarin. Jisung menyimak dengan seksama setiap kata yang keluar dari mulutmu.

Sesekali kau menyeka air matamu karena tiap kali kau menyebut nama Yongguk kau selalu ingin menangis.

"Aku punya saran, kuharap ini membantu."

.
.
.

Sepulang kantor, kau menaiki bis yang membawamu ke tempat tujuanmu. Kau tahu betul jika sudah seperti ini Yogguk pergi kemana.

Tak lama kemudian, kau sampai.

Ini dia.

Rumah Takada Kenta--teman dekat Yongguk sejak SMA.

Kau membunyikan bel dengan ragu-ragu.

"Permisi." ucapmu sembari mengintip ke jendela, dan kebetulan seseorang berjalan menghampiri pintu.

Itu Yongguk.

Lelaki 24 tahun itu menangkap sosokmu yang berdiri di depan pintu melalui jendela.

Sungguh, ini bukanlah waktu yang tepat.

"Pulanglah."

Terdengar jelas di telingamu.

"Yongguk, kumohon dengarkan aku sekali ini saja." kau menaruh tanganmu di pintu rumah Kenta.

"Aku lihat semuanya, (y/n)." kalimat itu terdengar kasar di telingamu, namun kenyataannya Yongguk tengah menahan air matanya agar tidak jatuh.

Ingin sekali ia membuka pintu itu untukmu, kemudian memelukmu.

"Satu kali saja.. Aku ingin kau dengarkan aku.." kau tak kuasa menahan air mata. Kau menempelkan dahimu di pintu, dengan tangan mengepal.

Yongguk merasa hatinya hancur berkeping-keping tatkala mendengar isakan tangismu. Tanpa ia sadari, air mata jatuh membasahi pipinya.

'Aku ingin membuka pintu ini.. Maafkan aku (y/n). Maafkan aku yang lemah ini..'

"Kumohon, aku merindukanmu.."

'Aku juga.'

"Aku ingin kau kembali.."

'Jauh darimu membuatku sakit.'

"Yongguk jawab aku.." perlahan--kau jatuh terduduk di depan pintu rumah lelaki asal Jepang itu.

Tanpa kau ketahui, Yongguk berada di belakang pintu tersebut, duduk--dan menangis dalam kesunyian sembari memeluk kedua lututnya.

Apakah ini akhirnya?

Dalam hidup pasti ada yang namanya perpisahan.

Tak terkecuali di kehidupanmu dan Yongguk.

"Pulanglah, (y/n)." ucap Yongguk sekali lagi. Ia berusaha agar suaranya tidak terdengar bergetar di telingamu. "Kumohon." bisiknya yang tidak sampai padamu.

"Aku ingin kau ingat ini. Saat kau butuh tempat untuk kembali, kembalilah padaku." dengan begitu, kau meninggalkan rumah Kenta.

Kau melupakan saran Jisung dan hanya meluapkan semua yang ada di otakmu.

Yongguk masih duduk disana dengan posisi yang sama.

'Kim Yongguk.. Kau adalah orang paling bodoh yang pernah hidup di muka bumi ini.'

-Yongguk

.
.
.

Kau melalui hari-harimu tanpa Yongguk. Memang sulit pada awalnya, namun kau berusuaha agar terbiasa untuk tidak terus mengejarnya.

Hampir 2 minggu berlalu, dan kau masih menyesali tindakan bodohmu itu.

Kau terus berharap agar bisa memutar kembali waktu ke hari anniversary kalian yang ketiga. Kau berharap kau tidak pernah menemui Donghan.

Jika saja kau langsung pulang dan tidak bertemu Donghan, mungkin sampai sekarang kalian berdua akan baik-baik saja.

Tapi, apa yang bisa kau lakukan jika semuanya sudah terjadi?

Setiap kali kau membuka pintu saat pulang dari kantor, kau selalu mengharapkan kehadiran Yongguk disana.

Namun sepertinya Tuhan belum mengabulkan doamu untuk saat ini.
.

.

.

Ayem bek yorobun
Maapkan saya baru bisa apdet karena sejak hari kamis saya pergi ke luar kota karena urusan keluarga ga sempet buka wattpad:')

Jangan lupa vote dan comment dan add ke library kalo suka^^

keiheicho

Sorry; Kim Yongguk x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang