Interlude - Last Carnival

821 190 106
                                    

Halo, karena work ini plot setelahnya ingin aku rombak dari draft awal, maka chapter selanjutnya akan aku up agak lama(dan karena tugas akhir yang entah mengapa tenggat waktunya dipercepat). Maka dari itu, aku sogok dulu pakai chapter interlude!

***

I

How They Met

Maret dua tahun lalu, seorang remaja SMA berlari dengan antusias memasuki sebuah kafe.

"Daniel! Hey, look! Sebulan lagi aku bakal ikut konser. You're coming, rite, hyung?"

Daniel baru saja selesai shiftnya dan mengambil flyer yang dipegang remaja itu.

"Whoa, Guanlin. Pasti dong, aku bakal datang," ucapnya sambil mengusak kepala Guanlin yang lebih tinggi darinya itu.

"Hyung jadi daftar kan? Come on hyung, kami kekurangan pemain cello. Jaehwan-hyung pasti senang," Guanlin memohon Daniel sambil bergelayut di lengannya.

"Pfft, oke oke, nanti kupertimbangkan. Now come on, let's get you home, yeah?"

Sebulan kemudian, Daniel terduduk di sebuah auditorium, memandangi orkestra yang umurnya baru beberapa bulan ini. Meskipun pemain mereka masih sedikit, entah kenapa Daniel merasa musik yang mereka bawakan sangat unik.

They have their own colours.

Dan jangan lupakan kolaborasi mereka dengan choir yang diketuai Ha Sungwoon, sungguh indah.

Namun pandangan Daniel lekat pada seorang flautist yang meski dari kejauhan, Daniel tahu ia sangat...

Indah.

.

.

"Hey, bro, congrats on your orchestra debut!"

Daniel menyelamati Guanlin di backstage setelah acara selesai. Sambil berkenalan dengan teman-teman seusia Guanlin lainnya, matanya menangkap sosok yang sedari tadi ia kagumi.

"Yah, hyung, kau tertarik padanya, hm? Namanya Ong Seongwu, you're welcome," kata Guanlin tiba-tiba. Untung saja Guanlin hanya berbisik, kalau tidak, hancur sudah image Daniel seketika.

Tetapi Daniel adalah Daniel, maka meskipun ia tahu gelagatnya sangat mudah terbaca, masih saja pandangannya tidak teralihkan. Hingga tatapan keduanya bertemu, barulah rona merah menghiasi wajah Daniel. Cepat-cepat ia mengalihkan pandangannya, namun terlambat, sepasang kaki telah menghampirinya.

"Hey, cutie. Kalau kutebak tadi Guanlin pasti sudah memberitahumu namaku, begitu?" pria manis itu terkekeh, dari kilatan matanya dan ekspresinya, Daniel tahu betul pria ini memiliki selera humor yang baik, and he's witty. Ia menjulurkan tangannya. Daniel mengambilnya.

"Yep, Kang Daniel, not a cutie but I'll be one for you. Aku rasa kita akan bertemu lebih sering? Aku calon cellist di sini," balas Daniel.

Saat itu, Daniel tahu masa depannya akan baik-baik saja.

II

The Orchestra

Setelah beberapa minggu bergabung, Daniel menarik kembali impresi pertamanya mengenai Orkestra 101. Lain dari pandangan awalnya mengenai orkestra profesional dengan musikalitas luar biasa(untuk aspek ini Daniel tidak dapat memungkirinya) yang dipimpin oleh conductor yang sangat ia kagumi, untuk poin terakhir itu, sungguh, Daniel sangat menyesal.

Simfonia Chaotica - OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang