Baca notes di akhir chapter ini ya!
Kwon Hyunbin, seorang anak manis dengan bibir penuh yang menggemaskan, sudah lebih dari lima belas tahun semenjak ia melangkahkan kakinya pertama kali ke sekolah dasar di daerah Gangnam.
Kwon Hyunbin, anak manis itu, yang saat itu terbata-bata mengucapkan bahasa Korea, dengan takut-takut manjawab pertanyaan teman-teman sekelasnya. Menghabiskan masa kecilnya di Amerika Serikat membuat aksen bahasa Koreanya menjadi cukup aneh, tidak biasa didengar oleh teman sekelasnya.
Kwon Hyunbin, yang awalnya ragu untuk menerima tawaran paman dan bibinya untuk bersekolah di sana, lama kelamaan menyamankan dirinya. Sebelumnya, ia benar-benar takut jika teman-teman sekolahnya akan mengucilkannya karena perbedaan yang dimilikinya. Nyatanya, mereka dengan antusias menyambut Hyunbin, dengan seruan 'Keren! Pasti enak tinggal di US, aku sangat iri padamu!'.
Kwon Hyunbin, empat bulan kemudian, menyadari orang-orang yang dikucilkan di sekolahnya berdasar pada tingkat ekonomi. Sekolah bergengsi di mana anak-anak konglomerat dan kasta teratas mendominasi, pantas saja mereka mengidolakan anak seperti Hyunbin. Namun baginya, semua orang berhak diperlakukan sama. Maka ketika ia melihat kakak kelasnya yang bernama Hwang Minhyun diperlakukan secara tidak sopan oleh murid lainnya, ia dengan berani melerai mereka, berdalih bahwa hal seperti itu tidak keren di Amerika Serikat. 'Kalau kalian berlaku seperti itu di sana, kalian jelas bukan anak orang kaya!' begitu katanya, sukses membuat nyali penindas ciut.
Sayangnya, tiga tahun kemudian, Kwon Hyunbin meninggalkan dunia ini. Pada pemakamannya, hampir seluruh murid di sekolahnya mendatangi kediamannya. Memberikan salam terakhir bagi anak manis, yang menurut orangtuanya menderita penyakit sejak lama. Tidak dapat disembuhkan, begitu tutur mereka, sembari berterima kasih pada teman-teman yang telah melayat Kwon Hyunbin.
Sayangnya lagi, hanya kedua orangtua Hyunbin, beserta beberapa pelayan dan supirnya yang saat itu tahu, bahwa Kwon Hyunbin tidak pernah menginjakkan kakinya di sekolah bergengsi itu.
Kwon Hyunbin terbaring lemah semenjak penyakitnya menyerang, tidak dapat meninggalkan rumahnya. Keinginan terakhir keluarga kecilnya hanyalah agar Hyunbin dapat mendapatkan banyak teman dan tidak kesepian di hari ia meninggalkan dunia ini.
Kebetulan bagi keluarga Hyunbin, sepupunya yang hanya berselang umur beberapa bulan darinya, Patrick, baru saja kembali dari USA. Orangtua Patrick yang saat itu harus berdinas ke negeri lain, memutuskan untuk menitipkan Patrick ke keluarga Hyunbin, dan juga menyetujui permintaan yang mereka utarakan.
Bahwa Patrick akan menggantikan Hyunbin, hidup sebagai sepupunya hingga ajal Hyunbin menjemput.
Patrick tidak keberatan. Toh, maksud keluarga Hyunbin sangat baik, meskipun agak aneh baginya. Memang keluarga Kwon berhati baik, Patrick pun seperti itu. Tiap pulang sekolah, ia akan menceritakan pada Hyunbin mengenai teman-temannya, berharap Hyunbin dapat menemui mereka sebelum waktunya tiba. Namun Hyunbin berkata itu tidak perlu, melihat foto teman-teman Patrick dan mendengarkan kisahnya saja sudah cukup. Rasanya seakan ia juga bersekolah. Hyunbin bersyukur Patrick mau bersusah payah menggantikannya, entah karena memang hatinya sangat tulus, atau Patrick masih sangat naif saat itu.
"Begitu ceritanya. Patrick sama gue ketemu di Kanada, pas gue lagi exhcange pas SMP. Patrick sekolah di sana habis Hyunbin meninggal," Daniel mengakhiri ceritanya setelah panjang lebar mengisahkan kehidupan teman dekatnya, Kwon Patrick. Di hadapannya, sudah terdapat beberapa orang (baca: 17 orang) anggota orkestra yang (tanpa) sengaja mendengar gosip Minhyun, karena Jaehwan (juga tanpa) sengaja berghibah dengan suara cukup keras bersama Jonghyun. Alhasil, Daniel dan Seongwu yang sedang berusaha memperbaiki hubungan, beserta anggota lain yang belum pulang setelah latihan pun dengan serius menyimak pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simfonia Chaotica - Ongniel
FanfictionMenceritakan kehidupan orkestra 101, yang dipimpin oleh Kim Jaehwan, seorang conductor yang jadi bulan-bulanan anggota orkestranya. Contains Ongniel as main pairing. Insecurities, denial, dan segala kekacauan pemain orkestra yang justru menambah war...