"Karena aku khawatir kamu bakal sakit, apa salah aku khawatir?"
(Rangga agam alexi)Baru beberapa langkah tangan sasha kembali ada yang menahan, tangan besar dan lembut yang selalu mengenggam tangannya dimana pun. Sasha pun berhenti tanpa berniat membalikkan tubuhnya karena masih sedikit kesal atas sikap rangga.
"Sha, lo pulang sama gue kan?" tanya rangga
Sasha hanya menganggukan kepalanya, dan menepis tangan rangga pelan. Rangga melepas tangan sasha melihat sasha menjauh darinya membuat rangga kembali terserang rasa bersalahnya karena sudah sedikit membentak sasha tadi sewaktu mereka makan siang dikantin.
Sasha berusaha untuk tenang dan terus berwajah datar saat sudah sampai diparkiran motor, menunggu rangga yang terlihat jalan dengan santai. Setelah rangga menaiki motornya dan menghidupkan mesin, sasha naik tanpa bantuan rangga lagi karena masih marah.
"Pegangan" ucap rangga
Sasha pun hanya memegang tas rangga dengan kencang tak berniat untuk memeluk rangga seperti pagi tadi, rangga yang mengerti pun hanya tersenyum tipis. Rangga pun melajukan motornya dengan kecepatan yang sedikit dipelankan karena sasha tak memeluknya khawatir sasha akan jatuh. Setelah sampai sasha pun turun dari motor rangga dan langsung melangkah masuk tapi dengan cepat rangga menahan tangan sasha lagi sama seperti tadi saat mereka pulang sekolah.
"Lepas" ucap sasha dingin
"Gak, lo marah sama gue?" tanya rangga
"Lepasin" ucap sasha sambil berusaha menepis tangan rangga tapi tidak bisa krena rangga terlalu erat mengenggam tangannya
"Gak akan" ucap rangga
"Lepasin. Sakit" ucap sasha dengan mata yang sudah berkaca kaca menahan air mata
"Sorry" ucap rangga sambil melepas tangan sasha dan memutarkan tubuh sasha supaya menghadap rangga
"Sha" ucap rangga
Sasha hanya diam sambil menundukan kepala menahan air mata yang siap kapan saja jatuh.
"Sha" ucap rangga lagi
Sasha masih terdiam sambil menundukkan kepala.
"Kalo ada orang yang ngomong tuh tatap orangnya jangan nunduk, gak sopan tau gak!!" ucap rangga naik dua oktav
Sasha yang mendengar itu langsung terkaget dan tanpa sasha sadari sedari tadi air matanya tak berhenti mengalir di pipi putihnya. Rangga yang melihat badan sasha bergetar jadi semakin kalang kabut. Lagi lagi rangga tak bisa menahan emosinya.
"Sha" ucap rangga kembali melembut sambil menyentuh dagu sasha dan mendongkakannya
Rangga yang terkaget melihat sasha yang ternyata menangis karena ulahnya, rangga yang tak pernah sekalipun melihat Sasha menangis apalagi kini sasha menangis gara gara ulahnya, melihat itu membuat rangga semakin terlihat jahat telah membentak sasha, sasha hanya diam tanpa mau menatap rangga walau sasha tau rangga telah mendongkakkan wajahnya. Rangga pun segera memeluk sasha melihat sasha menangis membuat hati rangga tersayat sayat apalagi penyebab sasha menangis rangga, hatinya seperti tertusuk pisau.
"Sha maaf.. Maaf gue gak bermaksud buat bentak lo lagi" ucap rangga meminta maaf lagi
"Lo jahat ga jahat" ucap sasha sambil mencoba melepas pelukan rangga
"Maaf sha maaf, gue gak maksud" ucap rangga sambil mengeratkan pelukannya
"Lo jahat ga" ucap sasha sambil memukul dada bidang milik rangga dan terus mencoba melepas pelukan rangga
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gray Life (SLOW UPDATE)
Fiksi RemajaAku percaya akan ada saatnya aku bahagia. Aku percaya pasti ada pelangi setelah hujan, sama seperti kisah kita pasti akan ada yang bahagia walau tidak semua orang akan menemukan kebahagiaannya. Aku akui aku jatuh hati padamu tapi aku bisa apa?? A...