•Prolog•

6.5K 799 777
                                    

HAPPY READING 💕
***

"Kenapa di saat gue mulai suka sama lo, lo malah menjauh dari gue?"

"Gue nggak mau lo menjauh karena perasaan gue, lebih baik gue duluan menjauh dengan memendamnya dan sakit sendiri."

*****

Flashback on

"Ca, gue mau lo jadi pacar gue."

Cewek itu terbelalak menatap cowok yang duduk bersebelahan dengannya di bangku taman belakang sekolah.

"Lo pasti kaget, tapi gue mau lo jadi pacar gue Ca. Gue nggak bisa begini terus, gue nggak akan sanggup jadi teman akrab lo doang. Gue juga punya hati Ca, gue beneran nggak akan sanggup kalau terus-terusan nyembunyiin perasaan gue ke lo," jelas Erick dengan penuh keegoisan.

Seketika raut wajah Caca berubah, mata polosnya menatap lurus ke arah depan tanpa menatap Erick yang ada di sampingnya itu.

Tangan Erick menyentuh lembut tangannya, dengan cepat dia menarik tangannya lalu bangkit. Sorot matanya kini menatap tajam Erick. Cowok itu bangkit sambil menatap bingung Caca yang baru saja dia tembak.

"Gue nggak bisa!" tolak Caca final.

Erick kembali menyentuh tangannya, dan lagi Caca menariknya dengan sedikit kasar. Sorot matanya pun semakin tajam menatap Erick.

"Perasaan lo ke gue hanya sekadar terobsesi, perasaan tulus lo itu nggak ada!"

Erick menggeleng tidak menyetujui perkataan Caca barusan.

"Gue bakal buktiin ke lo, kalau perasaan gue ke lo bukan sekadar terobsesi. Gue juga bakal buktiin kalau perasaan tulus gue itu ada buat lo," papar Erick.

Caca memalingkan wajahnya, lalu berjalan maju membelakangi Erick.

"Gak perlu!" sergah Caca kilat.

"Lo suka juga 'kan sama gue?" tanya Erick dengan nada lembutnya ke Caca.

Siapa yang akan nggak suka dengan Erick, Erick cowok yang sangat baik, ramah lingkungan, bahkan ketampanannya tak bisa dibohongi lagi. Dirinya juga banyak disukai oleh kaum-kaum hawa yang ada di SMA Bintang Harapan.

Caca mengangguk pelan, "Iya, tapi gue suka lo sebagai teman gue doang nggak lebih Rick."

Erick tersenyum paksa mendengarnya sambil menahan rasa perih yang menggebu di dalam hatinya itu.

"Meski lo tolak perasaan gue, gue bakalan terus berusaha buat ngedapetin lo," jawab Erick sambil menatap Caca yang membelakanginya, tatapan itu benar-benar tulus. Jika ada orang yang melihat tatapan itu, pasti orang itu benar-benar yakin sama perasaan Erick.

"Gue mohon sama lo, jangan pergi menjauh. Gue nggak mau karena perasaan gue, pertemanan kita hancur," mohon Erick.

"Lo yang bikin hancur!"

"Ca," lirih Erick sambil memegang dadanya yang begitu sesak.

"Lo bakalan sakit hati lagi kalau gue terima lo tanpa ada rasa," jawab Caca  tegas sambil membalik badan menatap Erick yang menunduk menahan kesakitan.

Gak lama bel masuk kelas berbunyi, Caca mengembalikan gelang tangan yang diberikan oleh Erick sewaktu Erick pulang dari Yogja .

"Gue duluan, bel masuk kelas berbunyi," kata Caca lalu pergi meninggalkan Erick yang kini terduduk di bangku mematung sambil menatap sedih gelang pemberiannya.

***

"Lo tolak cowok lagi?" tanya Kelvin yang sudah berada di belakang Caca. Cowok itu baru saja keluar dari persembunyiannya.

Caca sedikit terperangah, namun dia mengontrol ekspresinya agar kelihatan lebih santai di hadapan Kelvin. Caca pun membalikkan badannya menatap dingin cowok yang ada di hadapannya itu.

"Iya, masalah buat lo?" tanyanya balik dengan ekspresi santainya.

"Sampai kapan lo begini? Nggak semua perasaan cowok itu sama Ca," kata Kelvin sedikit menasehati.

Caca tertawa pelan, "Gue mau terima ataupun nggak, itu bukan urusan lo," jawab Caca dengan penekanan di hadapan Kelvin.

Kelvin menunduk kepala mengatur napas, lalu kembali menatap cewek keras kepala yang ada di hadapannya itu.

"Lo benar, lo mau ngapain juga bukan urusan gue. Sekarang lo bisa nyakitin perasaan cowok sesuka hati lo, tapi lo lihat aja nanti. Suatu saat lo bakal sakit hati banget hanya karena satu cowok. Karma berlaku Ca," papar Kelvin berhasil membuat Caca bungkam.

Caca terdiam mematung sambil melihat Kelvin yang sudah jauh berjalan meninggalkannya.

Caca mendengus kasar, lalu melanjutkan langkahnya. Jantung menjadi seketika berdegub kencang. Sorot mata tajamnya menatap ke arah depan.

***

TBC
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACANYA SAMPAI AKHIR :)
VOTMENT YA :)
TINGGALIN JEJAK JUGA YA ^^
TUNGGU KELANJUTANNYA YA :)

Haii all, ini karya pertama aku loh. Aku butuh banget sama kritik dan saran kalian, karena aku masih pemula banget.

Saran dan kritik kalian itu berguna banget buat aku, btw thanks buat kalian yang udah mau baca cerita aku.

Si Jutek Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang