•Kelvin, Caca dan Rhena•

1.7K 344 253
                                    

HAPPY READING 💕
***

Keesokkan paginya, tiba di parkiran sekolah. Caca langsung keluar dari mobil Kelvin dan meninggalkan Kelvin di sana.

Caca sama sekali tidak peduli dengan teriakan Kelvin yang minta ditunggu. Bisa-bisanya Caca langsung meninggalkan Kelvin begitu saja bahkan tak memperdulikan teriakan dari kelvin.

Caca kini berjalan menyusuri koridor sekolahnya yang tampak riuh setelah melihat dirinya yang baru saja turun ke sekolah bersama Kelvin. Belum lagi dengan ricuhan tentang kemarin dirinya memeluk Kelvin di atas motor.

Namun Caca menggeleng kepala tampak masa bodoh. Masih keadaan berjalan dengan kecepatan stabil, kini dia terpaksa menghentikan jalannya saat seorang cowok yang melebihi tingginya itu datang menghampirinya.

Caca tampak tak suka, dia pun melanjutkan langkahnya. Namun, cowok itu menghalangi jalannya. Caca benar-benar muak, kini dia menghentikan langkahnya lalu menatap tajam cowok yang ada di hadapannya itu.

"Hai?" sapa cowok itu sedikit menggoda membuat Caca memalingkan wajahnya dari hadapan cowok itu. mendelik tajam ke arahnya.

"Masih ingat sama gue?" tanya cowok itu lagi, Caca langsung mendelik tajam menatap cowok yang ada di hadapannya.

"Gue mantan lo, Gino Geovani Bastian. Nggak ingat ya atau pura-pura lupa?"

Caca masih setia menatap tajam Gino, dengan menampakkan wajahnya di hadapan Caca sungguh membuat Caca geram. Dasar cowok tak tahu malu.

Malas beribut di pagi hari Caca memutuskan untuk melanjutkan jalannya. Saat langkahan kedua, tangannya malah ditahan oleh Gino. Dengan cepat dia menarik tangannya menjauhkan tangannya dari tangan yang menjijikkan baginya.

"Jangan pernah sentuh gue," ujar Caca sambil menggigit rahangnya menahan amarah.

"Tangan lo masih sama yah kek dulu, lembut, halus," puji Gino seakan membuat Caca semakin naik darah.

"Mau lo apa sih!" geram Caca sudah tak tertahan.

"Bikin lo sensi," jawab cowok itu santai.

Gino benar-benar membuat Caca naik darah, cowok itu sungguh bermuka tebal, tak tahu malu. Rasa penyesalan Caca dulu yang termakan omongan manis Gino semakin besar. Hari demi hari rasa penyesalan itu membesar. Andai saja dia tak termakan omongannya Gino, andai saja dia tidak jatuh hati sama Gino, andai saja dia tak pernah suka sama Gino, mungkin hari yang dia jalaninya hari ini berjalan dengan baik, tanpa adanya pengacau, pengganggu dan perusak moodnya hari ini.

"Semerdeka loh deh, dasar playboy!" Maki Caca lalu meninggalkan Gino di sana dengan mata sudah memerah menahan amarah.

4 bulan yang lalu, berita putusnya hubungan Caca dengan Gino tersebar sehingga membuat beberapa isu bertebaran.

Bahkan satu sekolah pun tahu bahwa Gino hanya mempermainkan Caca saja. Bahkan selang satu minggu putus dari Caca, Gino malah berpacaran dengan Resta. Benar-benar memalukan, namun pada dasarnya Gino tidak merasa malu. Malah dirinya selalu mengumbar kemesraannya di hadapan semua orang termasuk Caca sendiri.

Caca kini mendudukkan dirinya kasar di atas bangku, bahkan dia membanting tasnya di atas meja.

Gino benar-benar membuatnya badmood lebih awal dari biasanya. Tiada hari tanpa mengusik kebahagiaan Caca. Caca terheran, salahnya dia dengan Gino apa.

Shiren dan Geby kebingungan melihat ekspresi Caca yang tiba-tiba masuk kelas dengan wajah kesal.

Mereka berdua tidak menghampiri Caca, karena mereka tahu Caca sedang badmood. Istirahat nanti, mungkin mereka bisa bertanya pada Caca apa penyebabnya.

Si Jutek Most WantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang