{ Menjalankan Rencana }

53 1 0
                                    

Kanaya menarik paksa nata agar mengikutinya kelobby tempat mahesa menunggunya.

Mahesa melihat nata yang ditarik paksa oleh kanaya. Lalu mendekat kearahnya. "Hes,tolong banget ya,tolong anter nata ke apartemen gue,dia lagi sakit,ga mungkin kan nyetir mobilnya sendiri" ucap kanaya.

Mahesa menatap nata yang tengah menunduk "yaudah,lo gimana?" tanya mahesa. Kanaya tersenyum "gue gapapa,gue lembur hari ini,gue gak mau nata kenapa napa dijalan".

Mahesa mengangguk lalu memegang tangan nata. "Ayo ta,pulang gue anter" ajak mahesa.





Nata menaiki motor mahesa. Dengan perasaan yang gak karuan karna ia berboncengan dengan mahesa.

Mahesa menarik tangan nata agar memeluk pingganya. Membuat nata sesak nafas karna perlakuan mahesa yang membuat jantungnya copot. "Gue takut lo kenapa napa,peluk gue yang erat ya" ucap mahesa lalu menutup kaca helm full facenya itu.

Nata terdiam mengangguk. Hatinya kini sedang berbunga bunga.


Mahesa tidak mengarahkan motornya ke apartemen kanaya. Justru ketempat bubur ayam dipinggir jalan. Mahesa menghentikan motornya diparkiran. "Turun" perintah mahesa. Membuat nata melepas pelukannya dan turun dari motor mahesa.

"Kita makan dulu ya" ajak mahesa sembari memegang tangan nata lembut.

Jujur

Mahesa rindu dengan kebersamaannya dengan nata. Entah mengapa kini perasaannya teralihkan begitu saja ketika bertemu dengan nata. Mungkin kanaya hanya pelariannya saja. Karna hatinya masih menyimpan nama nata.


Lalu mereka duduk berhadapan dan mahesa memesan makanan untuk mereka.

"Ka,hmmm lo udah punya pacar?" entah kenapa nata tiba tiba tergerak ingin bertanya. Mahesa tersenyum "masih single nih".

Nata tersenyum "masa si ka? Cowok seganteng ka mahesa belom punya pacar sampe sekarang?". Mahesa tertawa mendengar ledekan nata "susah nyari yang kaya lo".

Seketika ucapan mahesa membuat tubuh nata mematung. "Kaya gue ka?" ulang nata. Mahesa mengekuarkan rokoknya "lupain aja omongan gue" lalu membakar rokoknya serta menghisapnya

Nata diam menatap mahesa yang tengah menikmati rokoknya itu. Mahesa tampak seksi dengan asap yang keluar dari mulutnya. "Ka" panggil nata

Mahesa menatap nata "kenapa?"

"Gue suka sama lo sejak kita satu kampus,dari awal gue ketemu lo,gue udah jatuh cinta sama lo bahkan sampe sekarang" ungkap nata dengan suara yang agak bergetar.

Mahesa terkisap dengan ungkapan yang baru saja didengarnya.



Namun pelayan datang dengan dua mangkok bubur serta dua botol aqua. Membuat mereka kini makan dalam keadaan canggung setelah ucapan nata.

Mahesa menatap nata yang tengah menikmati buburnya. Ungkapan nata membuatnya bingung.

Sebenarnya siapa yang dicintai mahesa. Kanaya atau nata?. Kanaya orang baru yang masuk kedalam hidupnya. Cara kanaya tertawa,tersenyum membuat mahesa jatuh dalam pesonanya. Namun kehadiran nata kembali dalam hidupnya,membuat perasaannya sedikit teralihkan.

Nata cinta pertamanya.

Nata masa lalu nya yang kembali coba memasuki hidupnya.

Ada sedikit perasaan bahagia ketika bertemu kembali dengan nata. Jujur mahesa masih menyimpan rapi perasaan pada nata.






Mahesa bingung dengan perasaannya sendiri. Apa yang harus diperbuatnya?? Mungkin menyidiri lebih baik. Agar ia tau kemana hatinya akan berlabuh. Entah pada kanaya atau nata,cinta pertamanya.









Mahesa mengantarkan nata hingga ke depan pintu apartemen milik kanaya.
Nata membalik badannya agar berhadapan dengan mahesa.

"Ka,lupain omongan gue tadi ya? Gue cuman mau ungkap aja perasaan yang udah gue simpen bertahun tahun,gue gak sanggup buat sembunyiin semuanya lagi,jadi kita tetep kaya biasa ya? Anggep aja omongan itu gak pernah ada" ucap nata.

Mahesa menatap nata dalam. Bagaimana ia bisa melupakan begitu saja perkataan nata. Mahesa juga sempat mencintai perempuan ini,dan mungkin sampai sekarang. Tapi kehadiran kanaya membuatnya bimbang. Kepada siapa hatinya tertuju.



Mahesa mengecup puncak kepala nata. "Gue gak bakal lupain perkataan lo,jujur,dulu gue suka sama lo tapi...." ucapan mahesa terhenti

Nata memegang lengan laki laki yang berdiri dengan tegap didepannya ini. "Tapi apa ka?"

Mahesa menelas salivanya "tapi gue bingung,gak tau gimana perasaan gue ke lo,karna kehadiran orang baru dalam hidup gue,gue gak tau apa gue masih cinta sama lo, gue gak tau kemana hatinya berlabuh,jujur gue seneng ketemu lo lagi,tapi kalo soal perasaan,gue gak tau" lanjut mahesa panjang lebar


Mahesa akan mengira reaksi nata akan seperti perempuan lainnya. Marah marah atau membentak dan memaki maki mahesa setelah mendengar ucapannya.

Tapi nata berbeda. Justru perempuan itu tersenyum tenang. "Ka,gue tau pasti lo bakal ketemu orang baru yang buat lo ngerasain jatuh cinta lagi,kita cuman masa lalu ka, yang sama sama nyimpan perasaan sampe perasaan itu terkubur sampe ka mahesa ketemu orang baru yang buat ka mahesa punya cinta baru,gue gak ada maksud pengen jadi pacar lo disaat gue ungkap perasaan gue,tapi gue cuman mau ngerasa lepas aja dari perasaan ini ka,gue cuman pengen ungkap yang dulu,ka mahesa bebas tentuin pilihan kaka buat berlabuh,gue bakal tunggu apa keputusan lo,kalo kita jodoh,kita pasti bersama ko kalo engga ya mungkin kita cuman ditemuin buat pelajaran hidup"


Nata menghembuskan nafasnya "kalo kita ditakdirin buat bersama pasti kita disatuin dengan cara yang lebih indah" lanjut nata

Lalu perempuan itu memeluk mahesa. "Tetep jadi ka mahesa yang jadi abang gue ya,kita lupain perasaan masing masing,kita mulai hubungan sebagai abang adik,kalo jodoh pasti disatuin ko sama tuhan"


Mahesa membalas pelukan nata "makasih ya ta,gak ngebebanin gue sama perasaan lo"

Nata mengusap punggung laki laki itu. "Makasih juga ya ka,mau bersikap biasa aja setelah gue ungkap perasaan gue,i love you my big brother"

Mahesa tersenyum " i love you too my litle sister"

It Ain't MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang