{ Ungkapan tak terduga }

88 1 0
                                    

Kanaya menikmati kopi kesukaan di kafe yang tak jauh dari kantornya. Sejak tadi kanaya menunggu kehadiran seseorang.

Lalu seseorang datang dan duduk didepan kanaya. Kanaya tersenyum manis lalu kembali menyepas kopinya itu sebelum menyapa orang yang duduk dihadapannya "halo mahesa" sapa kanaya lembut.

Mahesa tersenyum "halo nay". Lalu kanaya menyesap kopinya. "Nih oleh oleh buat lo nay". Ucap mahesa sambil menyerah oleh oleh yang memang sudah dipersiapkan buat kanaya.

Kanaya menanggapi dengan senang hati. "Makasih loh pie nya ini kan kesukaan gue". Mahesa mengangguk sambil tersenyum "nay,ada yang mau gue omongin sama lo"

Kanaya menghentikan aktivitasnya yang sibuk membuka bungkusan pienya. "Ngomong soal?" tanya kanaya.

Mahesa menghembuskan napasnya sebelum mengungkapkan perasaannya kepada kanaya. Selama dibali mahesa terus merenung apa yang harus dia pilih.
"Nay,gue sayang sama lo"

Kanaya terdiam mendengar ucapan mahesa. Ia diam menunggu lanjutan apa dari mahesa. "Gue sayang sama lo nay,bukan disaat kita jadi sahabat,tapi diawal pertemuan kita dikantor nay,waktu itu gue pengen ungkap perasaan gue ke lo,tapi lo udah jadian sama angga,jadi gue milih mundur dan jadi sahabat lo nay,lo mau terima perasaan gue?"

Kanaya terdiam sebentar mencerna perkataan mahesa. Jujur dia bingung apa yang harus dijawab. Dia tidak ingin merusak persahabatannya dengan mahesa. Tapi dia juga tidak bisa menerima mahesa. Terlebih hatinya sudah terisi nama langit.

"Hes,gue gak bisa,gue cuman anggep lo sebagai sahabat gue,lo itu lebih berati hes,gue gak mau lo kaya angga kedua,gue gak mau kehilangan sahabat lagi,gue gak bisa terima lo karna udah ada yang lebih dulu mengisi hati gue,hes tolong jangan rusak persahabatan kita ya? Bisa kan lo bersikap biasa aja? Coba buat lupa sama perasaan lo ke gue" jawab kanaya lembut.

Mahesa terdiam mendengar ucapan kanaya. Hatinya agar tertohok  mendengar penolakkan kanaya. Tiba tiba kanaya memegang tangannya. "Hes,kita sahabatan,gue masih terima lo sebagai sahabat gue,tapi kalo lo gak bisa hapus perasaan lo,gue bisa ngejauh dari lo,tapi gue bakal sedih banget,gue kehilangan satu sahabat lagi".

Mahesa melihat wajah kanaya yang sendu. Membuat hatinya lebih teriris dibanding penolakkan kanaya terhadapnya. "Nay,lo gak perlu ngejauh dari gue,gue bakal hapus perasaan gue ke lo dan tetep jadi sahabatnya kanaya".

Wajah sendu itu kini berubah menjadi bahagia. Ia bangkit dan memeluk mahesa "makasih hes". Mahesa membalas pelukan kanaya "sama sama ya nay,udah deh lepas malu diliat orang".

Kanaya melepas pelukan mereka dan kembali duduk. "Eh gimana lo sama nata? Kenapa lo gak coba ngejalanin hubungan sama nata?" tanya kanaya.

Mahesa terdiam. Ketika nama nata disebutkan. Lalu tersenyum "gue gak tau nay,ya gue ngejalanin aja deh,kalo jodoh juga nanti gue nikah sama dia" jawab mahesa. "Siapa si cowok yang sekarang udah bisa gantiin angga?" tanya mahesa lagi.

Kanaya tersenyum malu mengingat kedekatannya dengan langit. "Hmmm namanya langit,bagus kan?".

Mahesa tertawa "hahahahaha lucu namanya langit,pasti tetep gantengan gue kan nay?" ledek mahesa.

Kanaya memukul tangan mahesa yang berada diatas meja. "Ishhh apaan si,gantengan langit lah". Baik kanaya dan mahesa tertawa bersama.

Mahesa merasakan ponselnya bergetar. Lalu ia mengeluarkan ponselnya dari saku celananya itu. Dan terlihat nama nata dilayar ponselnya itu. Lalu mahesa mengangkat panggilan nata.

"Halo ta? Kenapa?"

"Ka,gue kecelakaan"

"Ta?!!! Lo dimana sekarang?"

"Gue dirumah sakit sekarang"

"Oke gue kesana sama kanaya"

"Hati hati ka"

"Iya"

Mahesa menutup telponnya dan menatap kanaya. "Nay,nata kecelakaan". Kanaya kaget dan langsung bangkit "ayo hes,susul nata". Mahesa mengangguk lalu keduanya keluar dari kafe.










Kanaya terus memegang tangan nata yang sedang terbaring lemah. Mahesa berdiri dibelakang kanaya. Mata nya terus menatap nata yang tengah terlelap itu. "Ta,ko lo bisa kecelakaan si?" tanya kanaya lembut.

Membuat nata membuka matanya perlahan dan melihat kanaya serta mahesa. "Gue gak liat kalo ada trotoar,gue lagi gak fit juga kan,jadi gitu deh kecelakaan" jawab nata dengan suara pelan. Kepalanya masih terasa sangat pusing karna kecelakaan itu.

Kanaya bangkit mempersilahkan mahesa untuk duduk. "Gue mau keluar dulu sebentar,langit ada dibawah". Lalu pergi meninggalkan dua orang itu.

"Kenapa lo nyetir sendiri kalo lagi gak sehat?" tanya mahesa. Nata tersenyum "gue mau minta tolong sama siapa lagi ka?" justru nata kembali bertanya.

Mahesa menghela napasnya. "Lo bisa minta tolong gue ta". Nata memegang tangan mahesa erat "gue gapapa ko,yang penting gue sekarang selamat".  Mahesa memejamkan matanya berusaha menahan emosi didalam hatinya. "Ta,gue takut kehilangan lo,kejadian tadi bisa aja ngerenggut nyawa lo,jangan sok sok bisa ngelakuin semuanya sendiri ta"

Nata menangis,kenyataannya memang ia sendiri. Tidak ada penjaga atau pelindung hidupnya. Ia tidak bisa bergantung oada teman temannya. Walaupun teman temannya tidak merasa direpotkan dengan nata. "Gue emang sendiri ka,jadi gue harus ngelakuin semuanya sendiri".

Mahesa mengepal tangannya berusaha meredam emosi yang bercokol dalam hatinya itu. "Lo gak sendiri,lo punya kanaya,lo punya gue,disaat lo gak bisa ngelakuin sendiri jangan sok buat ngelakuin sendiri,ini kan akibatnya,lo kecelakaan dan untungnya selamat,lo gak anggep gue sama kanaya?hah? Lo anggep kita orang lain ta? Kita lebih dari temen lo ta,kita keluarga lo" tutur panjang mahesa.

Nata menangis kembali lalu menegakkan tubuhnya dan meraih tubuh mahesa. Ia memeluk tubuh mahesa. Membuat mahesa merasa tenang dan membalas pelukan nata "ta,plis jangan kaya gini lagi,gue gak bisa kalo kehilangan lo,dan mulai sekarang lo jadi cewek gue,gue bakal ngejagain lo sebagai pacar,gue gak mau cewek gue kenapa napa".

Mahesa sadar. Yang dia cintai bukan kanaya. Justru nata. Ia hanya merasa tertarik dengan kanaya karna seringnya kebersamaan mereka. Bukan rasa yang seperti dia bayangkan— cinta. Justru ia merasakan cinta ketika nata memeluknya kini. Hatinya menghangat karna nata memeluknya.


Nata semakin mengeratkan pelukan mereka. "Makasih ka,sekarang lo udah tentuin pilihan lo?".

Mahesa mengecup puncak kepala nata. "Gue cinta sama lo dari dulu dan entah sampe kapan"

Nata melepas pelukan mereka. Ia mencium singkat bibir mahesa "i love you too".

It Ain't MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang