"Kau mau membawaku kemana?" tanya Camillia heran. Suatu peristiwa langka baginya untuk digeret kepala staffnya memasuki mobil Jimin dan ditinggal disitu tanpa alasan. Lebih aneh lagi, ia bahkan tidak menjumpai Sebastian di kantornya itu.
Camillia bingung bukan main, apalagi karena hari itu ia seharusnya bertugas menjemput seorang konglomerat kenalan Soo-jung di bandara.
Tidak lama kemudian, Jimin memasuki mobil itu dengan senyuman lebar.
"Lia-ssi, hari ini ayo kita jalan-jalan." ucapnya dengan ceria.
"No freakin' way! Aku harus menjemput seorang tamu di bandara!" teriak Camillia sambil mencoba membuka pintu mobil. Sekali, dua kali, pintunya tetap tidak terbuka.
"Cepat buka pintu ini! Park Jimin-ssi! Aku bisa dipecat jika—"
"Aku sudah meminta ijin Soo-jung." balas Jimin kembali dengan manis. Seketika itu Camillia langsung diam. Otaknya menyuruhnya untuk tetap meninggalkan Jimin, tetapi hatinya meminta sebaliknya. Ini pertama kalinya ia tidak tahu apa yang sebaiknya ia lakukan. Ini lebih parah dibandingkan hari pertama pelatihannya di antara para mafia.
Ia sudah tidak punya pilihan lagi. Camillia akhirnya memukul bagian leher Jimin.
Jimin yang tidak menduga serangan itu jatuh pingsan di kursinya. Terpaksa Camillia lah yang harus mengendongnya ke kursi belakang. Ia tahu jika ia menemani Jimin seharian itu, ia tidak akan bertahan lama. Jatuh cinta merupakan perasaan yang begitu ia benci namun ia sukai dalam saat yang bersamaan. Camillia yakin ia tidak punya pilihan selain kembali menjadi robot dingin di hadapan semua orang. Ia tidak akan membuka hatinya untuk siapapun.
Camillia mengangkat tubuh Jimin dan membunyikan bel dorm Bangtan.
Mata Camillia langsung melebar ketika melihat Soo-jung lah yang membukakan pintu.
"Lia? Astaga! Apa yang kau—"
"Minggirlah dari hadapanku. Aku tidak peduli kau temanku atau tidak, tetapi mulai sekarang jangan lagi ikut campur dalam urusan pribadiku!" ujar Camillia ketus.
Ia tahu ucapannya pasti menyakitkan Soo-jung. Tetapi ia tidak punya pilihan. Jika ia tidak melakukan ini, Soo-jung pasti akan terus mencari cara untuk mendekatkannya dengan Jimin.
"Camillia. . . I didn't mean to—"
"Save your words for later on," gerutu Camillia sambil berjalan kearah kamar Jimin. Ia membuka pintunya dengan kasar dan meletakkan Jimin diatas kasurnya. Sekujur tubuhnya langsung melemah tiba-tiba setelah melihat sosok Jimin yang tertidur pulas diatas kasurnya. Ia menatapi wajah Jimin dengan seksama, ia jujur pasrah karena telah jatuh cinta dengan Jimin. Ia membenci perasaan cinta karena hal itulah yang akan selalu menjadi kelemahannya.
Satu per satu member Bangtan mendekat kearah Soo-jung dengan penasaran.
"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Jung-kook sambil memeluk Soo-jung. Pertanyaannya itu terjawab dengan sendirinya setelah ia melihat Camillia berdiri di ujung tangga. Mata Camillia yang penuh kebencian dapat menjelaskan semua yang terjadi.
Seketika itu Camillia berjalan keluar dorm itu tanpa mengucapkan apapun. Ia berlari keluar pagar untuk memanggil taxi.
Soo-jung langsung melepaskan pelukan Jung-kook untuk mengejar temannya itu.
"Camillia! Camillia!" teriak Soo-jung sambil berlari sekuat tenaga mengejar taxi yang sudah melaju di jalan raya.
🌼🌼🌼
"Harder! You're not hitting me hard enough, Sebastian! What's gotten into you? You've been sidetracked damn lot these past few hours!" teriak Camillia kesal disertai nafas terengah-engah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bodyguard🌼pjm [3/7]
RomanceCamillia Peterson Seorang boneka mafia yang bekerja dibawah Lee Corp. Soo-jung mengambilnya sebagai bawahannya untuk melindunginya karena Camillia merupakan seorang prajurit yang lebih tangguh darinya. Sejak kematian orang tuanya, ia sudah tidak mem...