감정

189 22 0
                                    

"Your Highness, would you like some assitance?" tanya sang koki istana khawatir. Ia tidak sendirian, lebih tepatnya, seluruh staff dapur istana ikut khawatir di sampingnya. Ini pertama kalinya, mereka mendapati seorang bangsawan ikut memasak di dalam dapur mereka.

"There's no need to worry. Hurry back to your duties, I'm perfectly fine." balas Camillia ceria. Sejak kejadian sakit Ji-min, ia mulai sering mengunjungi dapur istana dan memasak sendiri. Memasak seakan menjadi hobby baru bagi dirinya.

"What if—"

"Ah!" suara Camillia mendadak naik ketika merasakan ujung pisau menusuk jarinya. Para koki istana langsung memucat ketakutan.

"Your Highness!" teriak mereka panik bersamaan.

"It's okay! I'm fine! It's just a scratch!" bagi Camillia, hanya sebuah luka kecil tidak perlu dibesar-besarkan. Ia sendiri tambah pusing melihat koki-koki yang lain berlarian kesana kemari mencari pengobatan untuknya.

Tiba-tiba Almond memasuki ruangan yang diselimuti kepanikan itu dengan bingung.

"What happened?" tanya Almond penasaran.

Tidak ada yang berani menjawab pertanyaannya. Namun, jawabannya datang sendiri ketika ia mendapati Camillia mencoba menyembunyikan jarinya di balik tubuhnya.

"Princess? Is there something wrong?" tanya Almond sambil berjalan dekat ke arah Camillia yang masih terus menyembunyikan jarinya.

Sepasang mata Almond menoleh ke arah pisau di tatakan meja dapur. Matanya yang begitu teliti berhasil menangkap jejak darah kecil di ujung pisau.

Ia langsung menoleh ke arah staff dapur dengan mata keji. Kemarahan langsung memuncak dalam dirinya.

"How could you let the Princess get hurt? All of you are—" ucapannya terhenti ketika ia merasakan sebuah tangan menahan lengannya.

"Yes, Your Highness?"

"It's just a scratch." desis Camillia dengan kesal. Ia paling benci mendapati pengawasnya yang satu ini memarahi staff dapur atas kesalahan yang ia buat sendiri.

"I'm sorry for making a fuss." ujar Camillia sela menundukkan kepalanya untuk meminta maaf pada para koki istana. Kemudian, ia menoleh ke arah Almond dan meninggalkan dapur istana.

Baru saja ia sampai di luar istana, ia mendapati sebuah mobil sports dengan pemiliknya berdiri memegang bunga. Melihat pemandangan seperti itu memang cukup jarang di istana. Karena itu, para pembantu dan pelayan dapur langsung bergegas memandangi pria pemilik mobil sports itu.

Camillia hanya bisa mendesah lemah dan berjalan menuju pria itu. Sedangkan Almond seperti biasa bertugas mengusir pandangan para pelayan dapur dan pembantu dari hadapan sang tuan putri.

Setelah memastikan tidak ada yang melihat mereka, Camillia akhirnya membuka mulut.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku ingin mengajakmu berjalan-jalan."

Jawaban itu langsung mengundang tawa sinis Camillia. Jimin ingin mengajaknya berkeliling di kota yang sudah ia hafal setiap sudut dan titiknya.

"Seriously?" tanya Camillia dengan alis mata menaik penasaran.

"Atau. . . Kau bisa menjadi tour guideku?"

"Nope, I'm busy today." balas Camillia sambil menyilangkan tangannya dengan senyum misterius. Namun, Jimin juga tidak semudah itu menyerah.

"Sibuk apa?"

Bodyguard🌼pjm [3/7]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang