기억

189 25 2
                                    

Camillia Peterson

Langkah kakiku terus mempercepat ke arah ruang ICU. Meskipun hatiku gugup dan ketakutan, namun aku harus melihatnya. Disaat tanganku membuka pintu ICU, kedua kakiku terasa terpaku di tempatnya. Disitulah terbaring Park Ji-min dengan wajah babak belur, dua tulang rusuk patah, dan tulang paha yang retak.

Perlahan-lahan aku mencoba menguatkan diriku untuk pergi mendekatinya. Hatiku teriris melihat sosoknya yang seperti ini.

"Park Ji-min?" sahutanku tidak dijawab. Namun, tiba-tiba jari telunjuknya mulai terangkat perlahan-lahan, yang kemudian diikuti oleh matanya yang terbuka menatapku.

"Siapa kamu?"

"Kau. . ." aku langsung mencari tombol emergency dan memencetnya berkali-kali.

Meskipun para dokter telah melakukan berbagai macam check up, hasilnya tetap sama. Jimin tidak mengalami amnesia. Anehnya, ia malah masih megingat para member Bangtan. Hanya ada satu orang yang ia lupakan. Yaitu diriku.

Para member Bangtan yang lainnya telah membantuku menjelaskan kepadanya, namun semuanya sia-sia. Ia hanya menundukkan kepalanya dan berpura-pura tidur.

"Jimin-ssi? Apakah kau benar-benar melupakanku? Atau kau sengaja melupakanku?"

"Aku sudah bilang berkali-kali, aku tidak mengenalmu." jawabnya dengan tegas.

"Baiklah, sepertinya sia-sia usahaku. Sampai jumpa."

Sehelai air mata mulai menitik dari wajahku, kemudian tanpa kusadari, wajahku sudah basah berlinangan air mata. Sepertinya inilah akhir dari kita. Mulai sekarang, aku tidak akan menggangu Park Jimin lagi.

Sampai jumpa, Park Ji-min.

—A year later—

"Apa katamu? Sambutan kerajaan? Memangnya siapa mereka?" teriak Camillia dengan suara serak-serak.

"Mereka adalah BTS, grup paling mendunia dan mereka sangat sangat mengharapkan kedatangan--"

"Tidak! Aku tidak mau!" sentak Camillia sela menyilangkan kedua tangannya.

"B-Baiklah, Tuan Puteri. Aku akan segera membatalkan acara sambutannya." balas Almond dengan berhati-hati agar tidak memancing amarah sang Puteri.

Camillia akhirnya bisa kembali menghela nafas leganya. Selama setahun ini, ia telah menghindari segala bentuk tampilan di televisi umum, radio, bahkan surat kabar. Ia mencoba menjalani kehidupannya sebagai Puteri Inggris dengan damai. Ia hanya datang selama lima menit untuk acara-acara penting, dan sekedar menyumbangkan sejumlah uang tanpa kehadiran di acara charity kerajaan. Ia melakukan segala cara untuk menghindari pertemuan di tempat umum.

Semua ini ia lakukan untuk satu tujuan, menghindari Park Ji-min.

Selama setahun terakhir ia telah mendengar berbagai macam rumor mengenai pria yang satu itu. Skandal disinilah, skandal disana, pangeran club malam, dan lebih banyak yang buruk. Sepertinya setelah kehilangan ingatan, perilaku Park Ji-min kembali seperti biasa. Seorang brengsek, casanova berdarah dingin, dan raja pesta.

Tentunya, Camillia tidak ingin terhanyut dengan segala perilaku buruk itu, apalagi terlibat dalam hal apapun dengan Park Ji-min.

Camillia tidak dapat melupakan sakit hatinya yang begitu menusuk setahun yang lalu. Ia tidak dapat berhenti menangis dan mengerang-erang kesakitan. Almond akhirnya mendatangkan psikiater kerajaan, namun sayang, usahanya sia-sia.

Camillia entah kenapa dapat mengakhiri masa-masa gelap itu setelah empat bulan dan kembali sebagai Puteri Inggris yang dingin dan kaku. Meskipun kebijakan umumnya telah meningkatkan kesejahteraan negeri, ia tetap saja seorang Puteri Es yang dingin.

Bodyguard🌼pjm [3/7]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang