B.I.L.U Part 6

101 5 0
                                    

Jangan lupa Vote (☆) & tinggalkan coretan komentar ya guyz 😆😊

Happy Reading ...
📖📖📖📖📖📖📖📖

Sejak kecil Alice memimpikan menjadi seorang istri dan ibu idaman. Tapi sebelum itu tentunya dia harus mendapatkan seorang laki-laki yang bisa menerima dirinya apa adanya. Diapun tidak menargetkan kriteria seperti apa laki-laki yang diinginkan. Yang penting baginya laki-laki itu penyayang dan Bertanggung Jawab pada keluarga.

Angelica

Pagi ini badanku terasa lebih baik karena istirahatku yang cukup. Tapi ada yang aneh denganku. Aku terbangun di kamarku, padahal yang ku ingat, terakhir aku duduk di meja makan sambil  menangis hingga tertidur.

Apa tuan yang membawaku kekamar ?. Eckss..Sepertinya tidak mungkin. Ah entahlah. Aku harus cepat bangun untuk bekerja, gumamku lalu mencuci muka setelah itu keluar kamar untuk memulai rutinitas pagiku sebagai pembantu.

Jam menunjukkan sudah pukul 7 pagi tetapi tuannya belum keluar kamar.
"Tuan tidak biasanya jam segini belum bangun" gumamku dan sambil berfikir. "Haruskah aku membangunkannya ?" Aku berpikir sejenak. lalu melangkah mendekati pintu kamar majikan.

Tok.. tok.. tok..
"Tuan.. bangun. Sudah siang. Tuan tidak kekantor ?" Teriakku sedikit pelan setelah ku ketuk pintunya dengan ragu. Karena ini baru pertama kaliku melakukan sesuatu tanpa perintah atau pesan. Tapi tak ada sahutan dari dalam.
"Tuan.. tuan..." tapi tak ada sahutan lagi. Aku mulai cemas takut terjadi sesuatu pada majikanku dan memberanikan diri untuk membuka pintu.

Ceklek..
ternyata tidak terkunci.
Aku memasukan kepalaku sedikit untuk menengok keadaan dalam kamar tersebut. Takut melihat sesuatu yang tak di inginkan. Tapi keadaan kamar sunyi, remang-remang karena hanya sedikit cahaya yang masuk kedalam kamar melalui tirai jendela yang belum terbuka. Pandanganku tertuju pada sosok yang sedang terlelap di ranjang dalam keadaan tengkurap dengan selimut hampir menutupi sepenuhnya.

Aku berjalan mengendap-endap mendekati ranjang itu. Kulihat sosok laki-laki yang selama seminggu ini sudah menghiasi hari-hariku, semangatku, dan malaikat bagiku.

"Tuan.. tuan Adam bangun. Sudah siang" tanganku mengguncang pelan tubuhnya.

"Hheemm" dia hanya menggeram dan berbalik badan dari asalnya yang tengkurap. Otomatis aku langsung bisa melihat wajah tidurnya. Bibirku langsung tersungging melihat majikanku.

Majikannya tetap tampan walau dalam keadaan berantakan dalam tidurnya. Ku tangkupkan kedua tanganku pada daguku dan menikmati pemandangan yang tidak akan membosankan berada didepanku saat ini.

Sungguh aku pasti sudah gila. Menikmati pemandangan majikanku yang sedang tidur. Tapi terlihat menggemaskan. Senyumku tak berhenti untuk tersenyum.

Sedangkan sosok yang sedang dikagumi tak bergeming sedikitpun dari alam mimpinya. Memandangnya lama-lama membuat tangan ini yang sudah gatal sejak tadi ingin menyentuhnya. Tanpa bisa ku tahan lagi tanganku mulai mengulur mendekati wajah majikanku yang tampan.
10 centi.. 6 centi.. 3 centi..

"Apa yang kau lakukan" sebuah suara mengejutkanku. Segera ku tarik tanganku, tersenyum kikuk dan mulai salah tingkah.

"Kenapa diam. Apa yang kau lakukan didalam kamarku ?"

"Maaf tuan. Saya hanya mau membangunkan tuan. Sudah siang tapi tuan belum keluar kamar juga. Sudah saya ketuk tuan tak menyahut. Jadi saya memberanikan diri untuk masuk. Maaf tuan" jelasku dengan nada penuh keyakinan agar tuannya tak berfikir macam-macam.

"Aku tidak enak badan, keluarlah. Sebentar lagi aku keluar"

"Baik tuan. Permisi" aku keluar dan langsung menutup pintu.

Setelah beberapa menit tuan Adam keluar dengan wajah segar dengan pakaian kasual dan langsung menuju meja makan. Dan aku langsung membawakan minuman kesukaannya tiap ada dirumah yaitu milktea.

"Terimaksih Lice"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimaksih Lice"

Aku mengangguk
"Tuan tidak apa-apa ?. Perlu minum obat tuan ?" Tanyaku khawatir.

"Tidak usah. Aku hanya kurang istirahat saja. Sebentar lagi membaik setelah minum ini" jawab tuan adam sambil mengangkat gelas Milktea dan tersenyum padaku.

"Baiklah kalau begitu" uacapku yang langsung berbalik membelakangi tuan adam untuk menutupi wajahku yang pastinya sekarang pipiku sudah merah merona.
¤
¤
"Lice kau selesai bekerja kira-kira jam berapa ?" Suara tuan adam memecah keheningan setelah beberapa saat lalu kami terdiam.

"Biasa jam 9 tuan" jawabku tanpa melihat wajah majikanku. Sungguh kurang ajar kan ?. Tapi itu yang di inginkan tuan Adam. Dia tidak mau aku terlalu formal terhadapnya. Asalkan masih tau batasan antara majikan dan pembantu. Entah kenapa aku juga tak tau.

"Habis itu siap-siap ikut aku keluar"

Sontak aku menghentikan aktifitasku dan mengalihkan pandanganku pada majikanku penuh tanya.
"Mau kemana tuan?"

"Jalan-jalan saja. Refreshing temani aku" jelas tuan Adam.

"Jalan jalan ?" Tanyaku tak percaya. Tapi dapat menyembunyikan ekspresi bahagiaku saat mendengarnya. Sungguh selama menginjakkan kaki di sini belum pernah aku jalan-jalan menikmati kota ini.

"Iya. Kau senang sekali, matamu sampai berbinar-binar seperti itu" ucap tuan Adam sambil terkekeh melihat tingkahku. Aku menjadi malu dibuatnya.

"Tentu saja tuan. Saya belum pernah jalan-jalan selama disini"
Ucapku lalu melanjutkan aktifitasku.  Sedangkan tuan adam hanya tersenyum dan manggut-mangkut lalu menyesap milkteanya lagi sambil membaca koran.

Tbc

Next B.I.L.U Part 7

746

Because Ì 💗 Ű (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang