Move on!

118 4 0
                                    

Sudah dari tadi Hana mencari-cari restoran yang menjual dimsum, tapi Hana tak kunjung mendapatkannya.

"Susah banget sih cari dimsum-nya!" Hana menggerutu kesal tetapi dia masih berjalan mencari.

"Aku mau dimsum" rengek Hana.

Hana masih mencari tetapi akhirnya menyerah dan memutuskan untuk beli takoyaki saja.

Ponsel Hana tiba-tiba berdering. Hana segera merogoh isi tasnya dan menjawab telepon.

"Moshi-moshi"

"Oh, Hana. Bagaimana keadaanmu? Sudah baikan?" Ternyata yang menelpon adalah Hajime.

"Ya, aku sudah agak baikan"

"Apa kamu sedang istirahat?"

"Sebenarnya...aku sedang keluar, keluar cari dimsum"

"Sendiriankah?" Suara Hajime via telepon terdengar khawatir.

"Iya. Susah sekali ternyata, menemukan restoran cina yang jual dimsum"

"Tapi...Hana, sudah kubilang jangan kemana-mana. Badanmu belum benar-benar pulih"

"Tapi aku'kan..."

"Kau kan bisa titip dimsum padaku! Tanpa repot-repot keluar rumah!"

Hana melengos pasrah dengan mimik wajah agak sedih.

"Aku minta maaf deh... aku bakal pulang sekarang"

"Pulang dan istirahatlah"

"Baby, omong-omong ada PR?"

"Ada. Sastra Jepang dan Matematika"

Seseorang menyenggol bahu Hana secara tidak sengaja, Hana mengeluh sakit sambil memegangi bahunya.

"Uh oh, maaf!" Remaja berjaket hitam meminta maaf padanya dan Hana langsung mengangguk.

Remaja itu agak lama menatap wajah Hana, sementara Hana terpesona dengan remaja laki-laki itu.

"Ya ampun! Dia ganteng banget!" Batin Hana.

Remaja laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya.

"Gadis ini! Gadis yang kemarin itu!!!"

Hana melambaikan tangannya tepat didepan mukanya dengan wajah bingung.

"Oh, maaf. Siapa namamu?"

"Berapa umurmu? Aku rasa kita seumuran!" Kata Hana dengan antusias.

"...16 tahun" balas remaja laki-laki itu.

"Hana Ichiro. Namaku Hana Ichiro"

Mendengar itu, remaja laki-laki itu langsung menjadi tidak nyaman dan gelisah.

"Apa ada yang salah?" Hana kebingungan.

"Apa kamu shock?!"

"Kenapa aku harus shock? Aku baik-baik saja, hanya saja aku takut" lirih Hana.

Mendengar itu, remaja laki-laki berjaket hitam langsung pergi meninggalkan Hana dengan perasaan tidak nyaman.

"What the hell? Cowok aneh!" Hana mendelik marah tetapi kemarahannya langsung hilang karena ketampanannya.

"Biar begitu, dia ganteng!" Hana melangkah menuju arah pulang dengan pipi memerah.







"Hitoshi-san!" Shinji tampak kaget sekaligus senang saat Hajime berada di ambang pintu depan rumahnya.

My Jime-kunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang