Pertunjukan Drama Part: 2

27 1 3
                                    

"Sebenarnya, kita sudah harus tampil sekarang!" Keluh gadis salah satu anggota drama yang berperan menjadi ibu tiri Cinderella.

"Iya! Dimana Ichiro-san? Dia kan pemeran utamanya, kan?" Sahut seorang cowok yang juga anggota club drama.

Hajime baru saja kembali dari ruang ganti dan dia sudah memakai kostum sang Pangeran.

"Lho? Aku pikir Hana-chan sudah balik" Hajime nampak bingung.

"Tenanglah, Minna. Ichiro-san pasti datang! Tadi dia pamit ke toilet" gadis ketua klub berusaha menenangkan mereka.

"Apa sebegitu lamanya ke toilet?" Batin Hajime.

"Hitoshi-san? Ada apa?" Gadis ketua klub itu membuyarkan lamunan Hajime.

"Eh? Umm, ya. Aku akan mencari Hana" Hajime langsung tersadar dari lamunannya.

Hajime mulai bergegas mencari Hana.





Hana masih menggigil dengan seluruh kostum dan badannya yang basah kuyup.

"Seseorang t..tolong buka pi...pintunya" lirih Hana karena sejak tadi suaranya habis karena terus berteriak.

Perlahan-lahan Hana mulai tidak sadarkan diri di dalam bilik toilet yang terkunci.

Akina membuka pintu toilet murid perempuan.

Akina memutar knop pintu bilik toilet yang terkunci.

"Terkunci? Apa toilet yang ini rusak? Kalau rusak  kenapa tidak ada kertas pemberitahuan di pintu yang ini?"

Akina tetap memutar knop pintu tapi masih terkunci.

"Aku akan melapor pada petugas kebersihan sekolah" gumam Akina.






Hajime menuju atap sekolah dan tidak menemukan siapa-siapa disitu.

"Tidak ada orang, mungkin dia sembunyi di perpustakaan karena gugup" gumam Hajime pelan.

Baru saja Hajime meninggalkan atap sekolah dan dia baru teringat sesuatu.

"Ah! Telepon!"

Hajime segera meraih ponsel dari kantong celananya dan memencet nomor kekasihnya diluar kepala tanpa lihat list kontak telepon.

Telepon tersambung tetapi malah menuju voice mail.

"Hello. Ichiro Hana is here. Aku sedang sibuk. Silakan telepon aku lagi nanti"

PIK!

"Astaga, Hana. Kenapa ponselmu tak aktif di waktu seperti ini???"





"Ada salah satu bilik toilet yang rusak? Itu tidak rusak, semua bilik toilet dalam keadaan baik" kata petugas kebersihan sekolah dengan ekspresi bingung terlihat jelas di mukanya.

"Oh begitu. Saya sempat bingung. Terima kasih" Akina membungkuk.

"Kalau pintu terkunci, mungkin pintunya mulai rusak. Begini saja, saya berikan kunci cadangan saja" petugas kebersihan sekolah memberi kunci cadangan bilik toilet.

"Ah, sekali lagi terima kasih" balas Akina.

Akina bergegas kembali ke toilet murid perempuan setelah mendapat kunci cadangan bilik toilet.

Pintu berhasil terbuka, Akina segera memutar knop dengan bertanya-tanya mengapa pintunya bisa terkunci dan siapa yang iseng mengunci pintu?.

"Kak Hana!"

Akina sangat terkejut begitu menemukan Hana tergeletak pingsan di lantai bilik toilet.






Ruang aula sekolah sudah dipenuhi banyak orang termasuk semua staff sekolah dan guru-guru, bahkan kepala sekolah pun sudah hadir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Jime-kunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang